Secara definisinya, mengatur equalizer adalah proses mengangkat (boosting/enhancing) atau menurunkan (cutting) gain dari frequency tertentu tanpa mempengaruhi frequency – frequency lainnya. Untuk dapat mengerti cara mengatur equalizer pada saat mixing maupun mastering, sebelumnya anda perlu memahami pengaruh atau efek dari beberapa range frequency bagi sebuah instrument ataupun lagu secara keseluruhan.
Range- range frequency tersebut dapat dijadikan sebagai acuan pengaturan equalizer pada proses mixing maupun mastering
Range frequency 40 Hz – 80 Hz : range frequency sub bass atau low bass
Range frekuensi terendah yang biasa ada dalam sebuah lagu adalah range frekuensi 40 – 80 hz dengan pengaturan equalizer yang dipusatkan di sekitar 50 hz . Range frekuensi ini dinamakan range frekuensi sub bass / low bass. Memang banyak suara yang memiliki frekuensi sekitar 20 – 40 hz, namun suara tersebut biasanya bukanlah suara dari alat musik (kecuali untuk beberapa jenis pipe organ). Kick drum, bahkan bass guitar pun tidak memiliki frekuensi di range tersebut (nada terendah dari senar bass guitar memiliki frekuensi 41 hz). Dengan demikian pada banyak kasus, range frekuensi 20-40 hz dipangkas habis menggunakan HPF (high pass filter) atau low cuts filter.
Range frequency sub bass / low bass umumnya diatur dengan equalizer untuk memberikan “power” kedalam sebuah instrument ataupun keseluruhan lagu. Range frekuensi tersebut tidak akan terdengar jelas ketika anda mendengarkan lagu pada level volume yang pelan ataupun mendengarkan lagu menggunakan speaker kecil. Dengan demikian, agar anda dapat mengatur range frekuensi sub bass / low bass dengan benar, maka anda harus mengatur equalizer sambil mendengarkannya pada level volume yang keras, kemudian mencobanya pada level volume yang dipelankan. Sebaiknya anda juga mendengarkannya pada speaker stereo system yang besar maupun kecil sebagai perbandingan.
80 Hz – 250 Hz : bass range frequency
Mengatur equalizer pada range frekuensi bass yang berkisar antara 80-250 hz dengan pengaturan equalizer yang umumnya dipusatkan pada frequency sekitar 100 hz atau 200 hz, akan mempengaruhi “ketebalan” dari sebuah instrument ataupun sebuah lagu .Pada track guitar dan bass guitar, dinaikkannya gain di sekitar frekuensi 100 hz biasanya akan menambah suara terdengar lebih “bulat”. Namun anda harus berhati-hati karena jika anda memberikannya secara berlebihan akan membuat suara guitar ataupun bass guitar terdengar “berdentum”.
Pada beberapa kasus, gain di sekitar frekuensi 100 hz pada track guitar bahkan diturunkan untuk membuat suara guitar tersebut terpisah dari suara bass guitar, dan mengurangi suara dentuman dari track tersebut. Namun konsekuensinya adalah not - not yang dimainkan pada range frekuensi tersebut menjadi terdengar samar. Biasanya, untuk membuat not – not tersebut kembali terdengar jelas, anda perlu menambahkan sedikit gain pada frekuensi disekitar 200 hz.
Pada track vocal, frekuensi di sekitar 200 hz menentukan keutuhan dari suara vocal yang direkam. Namun frekuensi di range ini seringkali dipotong agar suara vocal terdengar terpisah dari instrument-instrument lain. Kecuali jika anda telah mengatur equalizer dan menaikkan gain di frekuensi high pada track vocal dan membuat suaranya terdengar tipis, dinaikkannya gain di sekitar frekuensi 200 hz biasanya akan mengembalikan ketebalan suara vocal tersebut.
250 Hz – 500 Hz : lower mid range frequency
Mengatur equalizer pada frekuensi di sekitar 250 – 500 hz dapat memberikan aksen pada ambience di studio rekaman anda serta menambahkan kejernihan pada suara bass dan instrument string yang bernada rendah seperti cello, ataupun nada rendah dari piano dan organ.
Penambahan gain yang berlebihan di range frekuensi ini dapat membuat kick drum dan tom terdengar seperti terbuat dari kardus atau karton, sehingga untuk track – track tersebut serta track cymbal frekuensi lower mid biasanya dipangkas habis.
Pada umumnya, pengaturan equalizer di low mid range dapat dilakukan di frekuensi apa saja di sekitar 250 – 500 hz namun lebih sering dipusatkan disekitar frekuensi 300 dan 400 hz. Bagian terendah dari range frekuensi lower mid ( 250 hz – 350 hz ) disebut juga dengan range frekuensi upper bass yang biasa dinaikkan pada track vocal terutama vocal wanita untuk membuat suaranya terdengar lebih tebal.
500 Hz – 2 kHz : mid range frequency
Mengatur equalizer di mid range sering di lakukan untuk membuat suara instrument terompet ataupun yang berkarakter hampir sama terdengar jelas (biasanya sekitar 500 hz sampai 1 khz), atau untuk membuat efek suara telephone. Penambahan gain di mid range juga dapat menambah attack dari track bass guitar (biasanya di 800 hz dan 1,5 khz). Sama halnya dengan nada - nada rendah dari track rhythm guitar yang juga dapat terdengar lebih memiliki attack jika gain di frequency 1,5 khz dinaikkan.
Untuk instrument guitar, piano dan vocal, gain dari mid range frequency ini lebih sering di turunkan. Menurunkan gain di frequency 500 – 800 hz untuk track gitar akustik dapat membuatnya terdengar lebih jernih, sementara menurunkan gain di frequency 800 hz pada track vocal dapat menurunkan suara sengau serta membuatnya terdengar lebih “bulat” dan jelas.
Untuk track snare drum, penurunan gain di frequency 800 hz dapat menghilangkan kesan suara kaleng.
2 kHz – 4 kHz : upper mid range frequency
Range frequency ini menentukan efek attack dari rhythm instrument juga percussive instrument. Pengaturan equalizer dapat diaplikasikan di frekuensi mana saja di range ini, namun biasanya dipusatkan sekitar frequency 3 kHz.
Pada kick drum, menaikkan gain di frequency 2,5 kHz dapat memberikan attack pukulan dengan karakter felt beater, sementara 4 kHz memberikan karakter hardwood. Frekuensi – frekuensi ini dapat pula memberikan attack lebih jelas pada tom dan snare.
Track guitar pun seringkali diberikan sedikit attack dan pemisahan suara dengan cara mengatur equalizer di range ini. Sementara untuk track vocal, sedikit boosting ( sekitar 1 dB – 3 dB) di mid range akan membuat vocal tersebut terdengar lebih menonjol. Namun menambahkan gain terlalu berlebihan dapat membuat syllables dari vocal sulit untuk di reduksi dan membuatnya tidak enak didengar. Pada track background vocal, umumnya mid range frequency di turunkan agar terdengar lebih “transparan“.
4 kHz – 6 kHz : presence range frequency
Mengatur equalizer pada frequency di range ini dapat membuat track vocal ataupun instrument melodi lainnya terdengar lebih dekat dan lebih jelas. Namun jika berlebihan dapat membuat suaranya terdengar kasar. Pengaturan equalizer di range ini umumnya dipusatkan disekitar frequency 5 kHz.
6 kHz – 20 kHz : treble range frequency
Pada dasarnya, range treble frequency ini menentukan kejernihan dari instrument. Pengaturan equalizer di range ini biasanya dipusatkan di sekitar frequency 7 kHz, 10 kHz dan 15 kHz. Suara “S” pada vocal biasanya memiliki frequency sekitar 7 kHz, membuat frequency tersebut biasanya diturunkan. Namun anda harus hati-hati pada saat menurunkannya karena dapat membuat vocal terdengar “tumpul”. Breath sound dari track vocal biasanya terdengar di frequency 15 kHz keatas. Pada garis besarnya mengatur equalizer untuk track vocal adalah menghilangkan aksen “S” yang terlalu kasar dan memberikan breath sound yang berkualitas.
Frequency 7 kHz juga merupakan “metallic attack” dari frekuensi drum, sementara 15 kHz merupakan desisan bagi track cymbals. Ketika mengatur equalizer secara keseluruhan, frequency 10 kHz digunakan sebagai penambah level kejernihan secara umum.
Tips Mengatur Equalizer
Friday, February 12, 2016
Browse » Home »
Audio Sounds
» Tips Mengatur Equalizer
0 Comments
Facebook Comments by
Diva nz