Inisiasi 4 Ekonomi Manajerial

Wednesday, April 15, 2015
Struktur biaya sebuah perusahaan sumbu tegak menunjukkan biaya dan sumbu datar menunjukkan jumlah barang yang diproduksi/dijual. Law of diminishing returns membuat biaya marjinal (MC) naik semakin cepat. MC memotong biaya rata-rata (AC) pada AC minimum. MC memotong biaya rata-rata variabel (AVC) pada AVC minimum.



struktur biaya sebuah perusahaan sumbu tegak menunjukkan biaya dan sumbu datar menunjukkan jumlah barang yang diproduksi/dijual. Law of diminishing returns membuat biaya marjinal (MC) naik semakin cepat. MC memotong biaya rata-rata (AC) pada AC minimum. MC memotong biaya rata-rata variabel (AVC) pada AVC minimum.



Produsen mempunyai struktur biaya seperti pada Gambar 5.1 menghadapi kurva permintaan seperti pada Gambar 5.2. Berapa jumlah produksi yang optimal bagi produsen? Jumlah produksi yang optimal artinya jumlah produksi yang memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan kerugian.

Keuntungan produsen adalah:



: keuntungan

R: pendapatan (revenue)
C: biaya (costs)
q : kuantitas (quantity)

Perhatikan bahwa keuntungan, pendapatan dan biaya semuanya fungsi dari output.

Kondisi keuntungan optimal adalah turunan pertama keuntungan terhadap output sama dengan nol.


Jadi MC=MR

Secara intuisi, apabila harga pasar relatif tinggi sehingga biaya rata-rata lebih kecil dari harga produknya, produsen menikmati keuntungan positif. Keuntungan ini disebut keuntungan di atas normal (super normal). Apabila harga pasar turun sehingga biaya rata-rata sama dengan harga, keuntungan produsen sama dengan nol (keuntungan normal atau normal profit). Apabila harga pasar turun lagi sehingga biaya rata-rata kurang di bawah harga produk, produsen mengalami kerugian atau keuntungan di bawah nol (sub-normal profit). Tiga kategori keuntungan bisa diilustrasikan dengan grafik

1. Perusahaan Menikmati Keuntungan di atas Normal


Gambar 5.5 menggambarkan produsen mempunyai struktur biaya standar dan menghadapi kurva permintaan pasar horizontal. Produsen yang mengoptimalkan keuntungannya memenuhi kondisi MC = MR. Output optimalnya adalah 100. Dengan output 100, biaya rata-rata produk adalah 8. Tentu saja harganya 10. Produsen menikmati keuntungan sebesar 200. Ini adalah keuntungan di atas normal (super normal profit).

Keuntungan di atas normal tentu saja mengundang produsen-produsen lainnya (entries). Persediaan (supply) output di pasar meningkat dan menurunkan harga produk. Produsen baru akan tetap masuk selama masih ada super normal profit. Atau, produsen baru akan tidak mempunyai insentif untuk masuk bila super normal profit sama dengan nol. Keuntungan sama dengan nol ini disebut keuntungan normal (normal profit).

Jadi, apabila harga di atas 7 (harga yang membuat keuntungan di atas normal), harga akan turun ke 7.

2. Perusahaan Menikmati Keuntungan Normal

Keuntungan normal terjadi bila harga sama dengan biaya produksi rata-rata. Gambar 5.6 menunjukkan keuntungan normal. Produsen memenuhi kondisi optimal MC = MR. Output optimal adalah 90. Harga sama dengan biaya rata-rata, yaitu 7. Keuntungan produsen adalah nol (normal profit).




Perusahaan Menikmati Keuntungan di Bawah Normal (Subnormal)

Misalnya, penurunan permintaan pasar membuat harga turun hingga sama dengan 5. Produsen mengoptimalkan keuntungannya dengan memenuhi MC = MR dan memproduksi sebanyak 80. Pada saat output sama dengan 80, biaya rata-ratanya adalah 8. Produsen menderita kerugian 240 (3 x 80). Kerugian (keuntungan negatif) disebut keuntungan di bawah normal (sub-normal profit).


Sumber http://elearning.ut.ac.id/
Bagikan Artikel ini ke : Facebook Google+ Twitter Digg
Comments
0 Comments
Facebook Comments by Diva nz

No comments:

Post a Comment