Kebijakan Moneter Dan Kebijakan Fiskal

Friday, March 20, 2015
Langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam kondisi resesi perekonomian:

KEBIJAKAN MONETER

Adalah kebijakan yang dilakukan oleh otoritas moneter (Bank Sentral) untuk mempengaruhi kegiatan ekonomi melalui pengawasan jumlah uang beredar atau suku bunga atau kombinasi keduanya.

Dari segi kebijakan moneter, dalam kondisi resesi perekonomian pemerintah dapat mengambil langkah-langkah sebagai berikut:

1.Operasi Pasar Terbuka
 
1.1Dalam Kondisi Under Employment : 
Kondisi resesi / kelesuan ekonomi / under-employment adalah keadaan perekonomian dimana banyak pengangguran karena faktor produksi dan menurunnya permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa.
Agar kegiatan perekonomian dapat meningkat, maka bank sentral perlu menaikkan jumlah uang beredar melalui pembelian surat-surat berharga dari bank – bank umum dan masyarakat.
Jika jumlah uang beredar bertambah banyak, maka permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa juga ikut naik dan selanjutnya akan mendorong kegiatan produksi dalam perekonomian terjadi kenaikan penyerapan tenaga kerja dan kenaikan.

1.2. Dalam Kondisi Inflasi (Over Employment)
Kondisi inflasi/naiknya harga-harga umum dapat terjadi apabila kapasitas produksi telah digunakan secara penuh tapi permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa terus meningkat, sehingga pendapatan nasional aktual lebih besar dari pendapatan nasional full employment.

Untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan dengan menurunkan / mengurangi jumlah uang beredar yang ada dimasyarakat melalui penjualan surat-surat berharga oleh bank sentral kepada bank-bank umum.

Dengan adanya penjualan surat-surat berharga ini maka tabungan giral masyarakat dan cadangan yang dimiliki oleh bank umum akan berkurang yang berarti jumlah uang beredar didalam perekonomian juga berkurang, pada gilirannya permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa juga berkurang. Berkurangnya permintaan akan menyebabkan terjadinya penurunan harga barang-barang dan jasa (inflasi berkurang).

2. Mengubah Suku Bunga dan tingkat Diskonto
Ada 2 cara yang dapat dilakukan oleh bank sentral didalam membantu bank-bank umum, yaitu dengan memberi pinjaman atau dengan membeli surat-surat berharga tertentu yang dimiliki oleh bank umum yang memerlukan bantuan.

Jika bank-bank umum menjual surat-surat berharga kepada bank sentral maka cara ini disebut mendiskontokan surat-surat berharga. Baik dalam memberikan pinjaman maupun dalam membeli surat-surat berharga dari bank-bank umum, bank sentral akan menetapkan tingkat diskonto surat-surat berharga tersebut dan suku bunga pinjaman yang harus dibayar oleh bank-bank umum.

Peranan bank sentral sebagai sumber pinjaman atau tempat mendiskontokan surat-surat berharga dapat digunakan oleh bank sentral untuk mempengaruhi jumlah uang beredar dan tingkat kegiatan ekonomi.

Jika bank sentral menurunkan tingkat diskonto dan suku bunga pinjaman yang diberikan kepada bank-bank umum, maka biaya / bunga yang harus dibayar oleh bank-bank umum menjadi lebih murah. Pada gilirannya bank-bank umum dapat memberikan pinjaman kepada nasabahnya dengan suku bunga yang rendah pula. Jika suku bunga kredit perbankan turun maka permintaan masyarakat terhadap kredit perbankan akan naik dan ini akan menyebabkan bertambahnya jumlah uang beredar yang ada dimasyarakat. Tindakan menaikkan atau menurunkan suku bunga ini disesuaikan dengan kondisi resesi yang sedang terjadi seperti pada point 1 di atas.

3.Mengubah Cadangan Minimal
Bank sentral juga dapat mempengaruhi jumlah uang beredar dengan mengubah ketetapan mengenai tingkat cadangan minimal (reserve requirement) yang harus dimiliki oleh bank-bank umum. Jika bank sentral ingin mengurangi jumlah uang beredar, maka bank sentral akan mewajibkan bank-bank umum untuk menaikan tingkat cadangan minimalnya, dan meningkatnya cadangan minimal ini akan dapat mengurangi tabungan giral pada bank-bank umum tersebut, dan dengan sendirinya akan menurunkan jumlah uang beredar, begitu juga sebaliknya.

KEBIJAKAN FISKAL

Adalah kebijakan pemerintah yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi perekonomian melalui pengeluaran (spending) dan perpajakan (taxation) atau kombinasi keduanya
Secara garis besar, kebijakan fiskal dibedakan sebagai berikut:
  1. Kebijakan Fiskal Defisit atau Ekspansif.Adalah kebijakan fiskal dimana pengeluaran pemerintah melebihi penerimaannya. 
  2. Kebijakan Fiskal Surplus atau Kontraktif.Adalah kebijakan fiskal dimana pengeluaran pemerintah lebih kecil dari penerimaannya. 
  3. Kebijakan Fiskal Berimbang.Adalah kebijakan fiskal dimana pengeluaran pemerintah sama / seimbang dengan penerimaannya.

Kebijakan Fiskal ditentukan berdasarkan kondisi resesi yang sedang terjadi:
  • Perekonomian dalam kondisi under employment.
Jika perekonomian dalam kondisi under employment (resesi) yang berarti dalam perekonomian banyak faktor produksi yang menganggur, permintaan masyarakat terhadap barang-barang dan jasa mengalami kelesuan.

Untuk mengatasinya, Pemerintah dapat mengambil kebijakan fiskal defisit melalui kenaikan anggaran belanja pemerintah atau pengurangan pajak, atau kombinasi keduanya.
Jika anggaran belanja pemerintah (G) dinaikan maka pendapatan nasional yang ada juga akan ikut mengalami kenaikan, sebab Y = C + l + G + NX.

Bila yang dilakukan pemerintah adalah pengurangan pajak, maka pendapatan disposable masyarakat akan naik. Kenaikan pendapatan tersebut akan mendorong naiknya pengeluaran konsumsi yang selanjutnya akan menaikan tingkat pendapatan nasional.

  • Perekonomian dalam kondisi over employment
Kondisi perekonomian yang over employment menunjukan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa terus meningkat meskipun perusahaan sudah beroperasi pada kapasitas penuh dan para pekerja / buruh telah bekerja lembur. Adanya kelebihan permintaan yang melampaui kapasitas perekonomian untuk melayaninya akan mengakibatkan terjadinya inflasi dalam perekonomian. Untuk mengatasi masalah tersebut kebijakan fiskal yang dapat digunakan oleh pemerintah adalah kebijakan fiskal surplus. Dengan mengurangi anggaran belanja pemerintah, pendapatan nasional akan menurun dan pada gilirannya daya beli masyarakat juga berkurang sehingga inflasi bisa ditekan.

Strategi pemasaran produk dan merek

Thursday, March 19, 2015
Menentukan target pasar menjadi bagian pokok dalam strategi pemasaran bisnis. Ada beberapa perusahaan yang ingin menjangkau konsumen dari semua kalangan, namun ada pula beberapa perusahaan yang sengaja memisahkan konsumen sesuai dengan target pasar produknya. Dengan target pasar yang jelas, akan mempermudah perusahaan untuk menentukan produk yang sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen. Dapat diartikan pula bahwa target pasar merupakan pasar yang memiliki konsumen dengan daya beli yang cukup potensial.

Dalam dunia pemasaran terdapat tiga strategi penetapan target pasar yang sering dilakukan para pelaku bisnis, strategi tersebut antara lain sebagai berikut :
 
1. Strategi pemasaran tanpa pembeda ( undifferentiated marketing )


Strategi pemasaran undifferentiated marketing ini, hanya menawarkan satu macam produk dan mencakup seluruh pasar. perusahaan bertujuan untuk menanamkan image kuat produknya kepada para konsumen, tanpa membedakan target pasar. Umumnya, perusahaan melihat pangsa pasar secara keseluruhan tanpa membedakan target pasar tertentu.

Undifferentiated marketing (pemasaran tanpa pembeda) dipilih para pelaku bisnis dengan pertimbangan biaya penerapan strategi undifferentiated marketing lebih kecil dibandingkan pemasaran dengan differentiated marketing (membedakan target pasar). Startegi Pemasaran tanpa membedakan target pasar lebih mengandalkan produksi, distribusi dan strategi promosi secara massal, sehingga bisa menghemat biaya.

Namun, strategi pemasaran undifferentiated marketing (pemasaran tanpa pembeda) tersebut juga memiliki kekurangan. Karena mayoritas pelaku bisnis yang tidak membedakan konsumen, maka para pelaku bisnis akan memilih target pasar yang paling luas untuk menawarkan produknya. Tentunya, jika banyak pelaku bisnis yang memilih cara marketing tersebut, maka persaingan bisnis pun semakin ketat.

Contoh : Es krim Potong Singapore yang sekarang lagi Trend di semua kalangan baik orang tua, remaja, dewasa, anak-anak, semua bisa menikmatinya.

2. Strategi pemasaran dengan pembeda ( differentiated marketing )


Adalah strategi marketing dengan membedakan target pasar sesuai kebutuhan konsumen. Berbagai variasi kebutuhan yang dibutuhkan para konsumen, menjadi faktor pendorong pelaku bisnis membedakan target pasar mereka. Jika pemasaran tanpa pembeda hanya memproduksi satu macam produk, pemasaran dengan pembeda memproduksi berbagai macam produk yang disesuaikan dengan kebutuhan dan minat para konsumen.

Pembedaan produk bisa dikategorisasikan berdasarkan letak geografis konsumen, style atau gaya hidup, umur, jenis kelamin, tingkat pendapatan, bahkan bisa juga dibedakan berdasarkan tingkat pendidikan para konsumen. Upaya pembedaan target pasar ini bertujuan agar loyalitas konsumen terhadap suatu produk lebih kuat, karena perusahaan menawarkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Salah satu contoh startegi differentiated marketing adalah dari produk mie instan, mereka mengembangkan usahanya dengan membedakan varian rasa produk berdasarkan selera para konsumen.

Jika dibandingkan dengan pemasaran tanpa pembeda, strategi pemasaran dengan pembeda membutuhkan biaya yang lebih besar. Karena dibutuhkan biaya untuk riset produk baru, proses produksinya yang lebih besar, serta peningkatan biaya untuk riset pasar. Meskipun demikian, pemasaran dengan pembeda lebih disenangi para pelaku usaha. Sebab dengan differentiated marketing, produk mereka memiliki daya tarik yang lebih kuat dibandingkan produk yang dipasarkan para pesaing.

Salah satu contoh strategi differentiated marketing adalah dari produk mie instan, mereka mengembangkan usahanya dengan membedakan varian rasa produk berdasarkan selera para konsumen

3. Strategi pemasaran terkonsentrasi ( concentrated marketing )

Adalah model marketing terkonsentrasi yang hanya fokus memasarkan produknya kepada satu atau beberapa kelompok pembeli saja. Sehingga pemasaran produk hanya ditujukan kepada kelompok pembeli yang paling berpotensi. Contohnya adalah produk Tropicana Slim, gula rendah kalori dan bebas gula ini lebih fokus kepada para konsumen yang ingin menjaga kesehatannya terutama bagi para penderita diabetes.

Dengan fokus pada kelompok tertentu, perusahaan yang menggunakan strategi pemasaran model ini berusaha menawarkan produk yang terbaik bagi target pasar mereka. Sehingga spesifikasi image produk yang ditawarkan dapat tertanam pada konsumen yang menjadi target pasarnya. Selain itu pemasaran terkonsentrasi juga lebih menghemat biaya, baik biaya produksi, biaya distribusi maupun biaya promosi. Sebab semuanya hanya fokus pada satu atau dua kelompok konsumen saja.

Namun begitu, pemasaran konsentrasi memiliki kelemahan, bahkan resikonya lebih besar dari differentiated marketing maupun undifferentiated marketing. Bila target pasar yang menjadi fokus pemasaran tiba – tiba beralih ke perusahaan pesaing dengan fokus yang sama, maka Anda akan kehilangan satu – satunya ladang konsumen yang Anda miliki. Besarnya resiko yang ada, membuat pemilik perusahaan lebih memilih memasarkan produknya ke beberapa target pasar.

Salah satu contoh adalah produk Tropicana Slim, gula rendah kalori dan bebas gula ini lebih fokus kepada para konsumen yang ingin menjaga kesehatannya terutama bagi para penderita diabetes.

Kegunaan Ekonomi manajerial Dalam Mengambil Keputusan

Wednesday, March 18, 2015
Kegunaan Ekonomi manajerial

1.Pengambilan Keputusan

Teori keputusan manajemen diturunkan dari para ahli ekonomi pada permulaan era industri. Kalau manusia purba mungkin terutama bermaksud menghindarkan malapetaka, para ahli ekonomi pertama itu melihat pilihan secara lebih optimis sebagai peluang memperoleh keuntungan. Teori keputusan muncul dari anggapan bahwa para pengambil keputusan didorong untuk memaksimalkan keuntungan atau manfaat yang dapat dicapai.

Kalau manusia purba mengandalkan kekuatan gaib dan takhayul untuk menuntunnya dalam mengambil keputusan, para ahli ekonomi lebih ilmiah dalam pandangan mereka. Mereka sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang berkaitan dengan revolusi industri, terutama pengaruh mekanisasi dan pembangian tugas.
  1. Pendekatan Mekanistik.Efisiensi mesin yang lebih hebat daripada produksi kerajinan tradisional telah merangsang para ahli ekonomi awal untuk menerapkan prinsip-prinsip ilmiah dan mekanik pada pengambilan keputusan. Kunci pendekatan ilmiah ialah pengandalannya pada rasionalitas, yang berbeda dari naluri atau takhayul. Rasionalitas dalam konteks sesuai dengan memaksimalkan keuntungan. Oleh karena itu idealnya, pengambilan keputusan tadi harus berfungsi seperti sebuah mesin, tidak terpengaruh oleh perasaan hati atau pengaruh-pengaruh luar lainnya. 
  2. Pembagian kerja. Pembagian kerja berarti membagi tugas menjadi bagian-bagian pelengkap dan melakukannya masing-masing secara terpisah. Kalau barang-barang sampai saat ini dibuat secara keseluruhan.
Pada ahli ekonomi yang pertama terdorong untuk menerapkan semacam bentuk pembagian tugas pada pengambilan keputusan.
Kedua pengaruh ini, pendekatan ilmiah dan pembagian kerja, tercermin dalam resep para ahli ekonomi untuk memaksimalkan keuntungan. Resep ini terkandung dalam model pengambilan keputusan secara rasional atau sinoptik.

Banyak versi dan penghalusan model itu.Tetapi pada umumnya semuanya terdiri atas langka-langkah berikut:
  1.  Mengidentifikasi suatu masalah
  2. Memperjelas dan menyusun prioritas sasaran-sasaran 
  3. Menciptakan pilihan-pilihan 
  4. Menilai pilihan-pilihan 
  5. Memperbanding akibat-akibat yang diramalkan pada masing-masing pilihan dengan sasaran-sasaran 
  6. Memilih pilihan dengan konsekuensi-konsekuensi yang paling mendekati kesesuaian dengan sasaran-sasaran.
Pengambilan keputusan berawal dengan sebuah persoalan. Pengambilan keputusan kemudian memperjelas sasaran-sasarannya. Selanjutnya, ia mengidentifikasi semua pilihan yang mungkin untuk memecahkan persoalan itu, dan menilai pilihan-pilihan ini secara sistematis dan objektif. Kemudian ia memperbandingkan masing-masing pemecahan yang mungkin tadi dengan sasaran-sasarannya, dan menentukan keuntungannya serta kerugiannya masing-masing. Akhirnya ia memaksimalkan keuntungannya dengan memilih pilihan yang paling sesuai dengan sasaran-sasarannya.

2.Ekonomi Manajerial

Ekonomi manajerial adalah aplikasi teori ilmu ekonomi mikro untuk keputusan-keputusan manajerial. Esensi ekonomi mikro adalah teori kesejahteraan ekonomi pertama (the first welfare economic theorem). Teori ini menggambarkan bagaimana harga yang diproduksi oleh struktur pasar bersaing sempurna akan mampu mengalokasikan sumberdaya secara optimal. Dalam struktur pasar bersaing sempurna, konsumen mengoptimalkan utility-nya, dan produsen mengoptimalkan keuntungannya. Asumsi standar konsumen dan produsen adalah hukum pengembalian yang semakin berkurang (law of diminishing returns). Hukum ini berlaku dalam proses konsumsi dan produksi. Selain itu, asumsi ini juga akan tercermin dalam struktur biaya (dan konsumsi), yaitu dalam bentuk kenaikan biaya marjinal yang semakin menaik.

Konsep kuantitatif yang paling penting dalam ekonomi adalah elastisitas, yang pada dasarnya mengukur perubahan permintaan suatu barang jika variabel yang mempengaruhi (misalnya pendapatan dan harga barang lain) berubah. Informasi ini penting bagi produsen yang mempunyai kekuatan pasar (market power) untuk mengoptimalkan keuntungannya dengan mengubah harga. Untuk mendapatkan angka elastisitas, seseorang perlu melakukan estimasi statistika.

Dalam kondisi jangka pendek, perusahaan bias menikmati keuntungan di atas normal. Keuntungan ini akan mengundang pendatang baru (new entries) untuk berpartisipasi menikmati keuntungan di atas normal tersebut. Namun, pendatang baru bisa tidak terjadi jika perusahaan yang ada mampu membangun hambatan masuk (entry barriers) yang tinggi, sehingga produsen yang sudah ada menjadi monopoli. Hambatan masuk bisa tidak terlalu tinggi sehingga terjadi beberapa : pendatang baru. Struktur pasar dengan sedikit produsen disebut oligopoli. Dalam struktur pasar oligopoli masing-masing produsen berinteraksi secara strategis dimana dalam mengambil strategi, produsen harus memperhitungkan strategi produsen lainnya. Analisis interaksi strategis ini mendapatkan fasilitas pembahasan dengan game theory yang berkembang pesat pada tahun delapan puluhan. Hambatan masuk semakin rendah untuk struktur pasar persaingan monopolistik yang memproduksi produk-produk terdiferensiasi.

Dalam mengambil keputusan, seorang pelaku ekonomi menghadapi faktor regulasi yang diproduksi pemerintah. Regulasi akan bermuara pada perubahan harga produk, dan akhirnya pada masalah alokasi sumberdaya. Pemerintah meregulasi perekonomian karena alasan efisiensi atau distribusi pendapatan. Acuan regulasi untuk efisiensi adalah jelas yaitu konsep pareto optimal. Sekarang ini lebih banyak orang percaya bahwa secara umum, pasar akan mampu mengalokasikan sumberdaya secara optimal. Selain karena alasan efisiensi, pemerintah melakukan regulasi karena alasan distribusi pendapatan. Oleh karena itu, regulasi sering menjadi target para pelobi untuk mendapatkan transfer pendapatan.

Dalam asumsi standar, faktor resiko belum muncul secara eksplisit. Dalam kondisi yang beresiko (uncertainty), pelaku ekonomi akan konsisten memaksimumkan utility-nya. Pelaku ekonomi mempunyai preference yang beragam terhadap pilihan beresiko seperti judi. Preference tersebut bergantung pada factor-faktor seperti tingkat pendapatan dan faktor inheren (misalnya kelompok masyarakat tertentu mempunyai derajat risk averse yang relatif tinggi.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan resiko/ketidakpastian muncul. Ketidakpastian bisa muncul karena adanya informasi asimetris antara dua pelaku ekonomi dalam melakukan transaksi. Kesenjangan informasi akan mengakibatkan alokasi sumberdaya yang tidak optimal. Kasus kesenjangan informasi banyak terjadi di pasar finansial. Selain itu, ketidakpastian juga muncul jika pelaku ekonomi menghadapi pengambilan keputusan yang bersifat intertemporal. Secara operasional keputusan intertemporal adalah membuat capital budgeting.


3.Ekonomi Manjerial dalam Mengambil Keputusan.

Pengambilan Keputusan pelaku ekonomi dalam menentukan pilihan yang beresiko memerlukan informasi. Salah satu masalah terbesar yang dihadapi para pengambil keputusan ialah bagamimana memperoleh informasi yang :
  • dapat dipercaya
  • relevan 
  • mutakhir.
Informasi yang didapat dari berbagai cara dan sumber ini sangat membantu dalam pengambilan keputusan, akan tetapi informasi-informasi tersebut harus kita analisa lagi untuk melakukan langkah selanjutnya.

Informasi awal yang didapat memerlukan suatu proses analisis yang tepat, agar keputusan yang diambil tidak beresiko bahkan akan meningkatkan keuntungan. Ekonomi Manajerial adalah aplikasi teori ilmu ekonomi mikro untuk mengambil keputusan-keputusan manajerial. Dalam menganalisa materi ekonomi guna pengambilan keputusan memererlukan sedikit bahasan aljabar.

Teori kesejahteraan pertama dan pasar bersaing sempurna adalah ringkas esensi ilmu ekonomi mikro. Membahas model pengambilan keputusan konsumen dan produsen. Cara membahas yang efisien adalah dengan berangkat dari asumsi standar pelaku ekonomi yang rasional dan selalu menghadapi law of diminishing returns. Hukum ini bekerja dalam proses konsumsi dan produksi. Pada dasarnya karakteristik fungsi produksi dengan asumsi law of diminishing returns akan muncul dalam fungsi biaya. Dengan fungsi biaya tersebut, produsen menghadapi harga yang muncul dari struktur pasar tertentu. Struktur pasar yang terjadi bisa diidentifikasi dengan satu variabel, yaitu entry barriers. Peringkat entry barriers pasar adalah monopoli, oligopoli, persaingan monopolistik (monopolistic competition) dan pasar bersaing sempurna. Di struktur pasar oligopoli dimana produsennya sedikit, sehingga masing-masing mempunyai kekuatan pasar (market power), proses optimalisasinya akan memperhitungkan aksi/reaksi kompetitornya. Analisis perilaku strategis ini dibahas dengan perangkat game theory. Pola pengambilan keputusan pelaku ekonomi menentukan pilihan yang beresiko. Pelaku ekonomi tetap mengoptimalkan utility mereka. Karena pilihannya beresiko, hasil keputusan menjadi tidak pasti. Pelaku ekonomi hanya bisa mengharapkan perubahan utility mereka setelah mengambil keputusan beresiko.

Esensi ilmu ekonomi adalah memaksimumkan utility pelaku ekonomi dengan kendalanya masing-masing. Pola pikir ini persis dengan teknik matematika optimalisasi Lagrange yang biasa dipelajari..

a. Penawaran dan Permintaan
Esensi ilmu ekonomi mikro adalah teori alokasi harga. Harga dibentuk oleh pasar yang mempunyai dua sisi, yaitu penawaran dan permintaan. Harga yang merupakan sinyal kelangkaan (scarcity) suatu sumberdaya ini mengarahkan pelaku ekonomi untuk mengalokasikan sumberdayanya. Pasar sendiri terkadang menghasilkan harga yang fluktuatif atau tidak mencerminkan nilai barang yang sesungguhnya. Oleh karena itu pemerintah/produsen perlu melakukan intervensi dalam penentuan harga.

b. Teori Kesejahteraan Ekonomi Pertama
Penyegaran teori ekonomi, yaitu dengan menampilkan teori kesejahteraan ekonomi pertama. Dalam hal ini pembahasan menekankan teknik analisis general equilibrium. Permasalahan ekonomi muncul jika ada kegagalan pasar (market failures). Faktor-faktor yang menyebabkan munculnya kegagalan pasar adalah kekuatan pasar, infromasi asimetris, eksternalitas atau barang-barang publik. Kegagalan pasar merupakan inti permasalahan dalam perekonomian.

c. Pasar Bersaing Sempurna : Struktur Pasar Laboratorium

Pasar bersaing sempurna adalah pasar khayalan yang amat ideal. Model ini membentuk skenario yang menghasilkan alokasi sumberdaya secara optimal. Model ini adalah skenario standar ilmu ekonomi. Oleh karena itu, membahas asumsi-asumsi yang melandasi terbentuknya pasar bersaing sempurna.

Model ekonomi adalah sebuah penyederhanaan fenomena-fenomena ekonomi yang tentu saja sangat simpel. Model pasa bersaing sempurna adalah syarat perlu untuk bisa menangkap fenomena perekonomian secara lebih muda dan konsisten. Fenomena-fenomena ekonomi, bahkan kebayakan aspek kehidupan, bisa dijelaskan dengan mengidentifikasi pelanggaran asumsi-asumsi pasar bersaing sempurna.

d. Konsumen
Konsumen yang melakukan optimalisasi konsumsi yang membentuk permintaan individu, terbentuknya permintaan pasar dan menampilkannya dalam model yang bisa diestimasi (statictical model). Tampilan eksplisit fungsi utilitas dan permintaan yang “indah” adalah fungsi Cobb-Douglas. Aplikasi mengindentifikasi konsumsi (alokasi sumberdaya) yang tidak efisien dari kacamata masyarakat (social cost).

e. Produsen : Cobb-Douglas

Proses produksi standar (dengan asumsi law of diminishing returns) dan karakteristik-karakteristik optimality-nya ditampilkan secara eksplisit dengan fungsi produksi Cobb-Douglas. Dengan model fungsi Cobb-Douglas, diperkenalkan pelanggaran-pelanggaran asumsi standar tertentu.

f. Penyegaran Statistika

Nilai estetika adalah statistik krusial dalam banyak keputusan produsen atau regulator. Untuk mendapatkan nilai elasitisitas, perlu melakukan estimasi.

Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana menarik data, menganalisis, meringkas dan menampilkan data tersebut sehingga menjadi lebih informatif. Standardisasi proses tersebut menjadikan statistika bahasa bahasa baku penelitian. Pelajaran statistika biasanya ditangkap sebagai keterampilan teknis menghitung statistik. Pola pikir statistik sulit terbentuk, baik dalam penelitian maupun dalam realita/observasi. Dengan demikian peluang salah kaprah yang banyak terjadi dalam statistik bisa lebih kecil.

g. Elastisitas
Dalam ilmu ekonomi, konsep elastisitas mengukur respons perubahan suatu variabel terhadap variabel lainnya. Elastisitas harga mengukur dampak permintaan suatu barang jika harga barang tersebut berubah. Permintaan suatu produk juga berubah karena perubahan pendapatan dan harga barang lain. Nilai elastisitas merupakan faktor penting untuk menentukan harga suatu produk. Produsen yang mempunyai market power menggunakan nilai elastisitas harga untuk mengoptimalkan keuntungannya. Nilai elastisitas bisa diestimasi dengan menggunakan teknik regresi.

h. Law of Diminishing Returns dan Struktur Biaya

Informasi yang terkandung dalam fungsi biaya adalah sama dengan informasi yang ada di dalam fungsi produksi, kemudian memasukkan faktor competitive market demand, dan menampilkan perilaku produsen dalam memgambil keputusan dengan kendala struktur ongkos standar dan competitive market demand.

i. Analisis Keuntungan

Tujuan produsen adalah mengoptimalkan keuntungan. Jika produsen harus rugi, kerugiannya harus minimal. Dalam kondisi standar, yaitu dengan asumsi adanya law of diminishing returns dalam proses produksi, perusahaan bisa memperoleh keuntungan di atas normal. Namun, keuntungan di atas normal akan dieliminasi oleh pendatang baru. Dan, akhirnya semua produsen akan menikamti keuntungan normal. Perusahaan akan tetap memilih beroperasi meskipun mengalami kerugian, asalkan perusahaan masih mampu menutupi biaya variabel.

j. Pricing : Diskriminasi Harga

Pricing membahas bagaimana penjual menentukan harga produknya (secara optimal). Untuk itu, secara umum, penjual memerlukan informasi elastisitas konsumen. Elastisitas konsumen bervariasi bergantung pada masing-masing individu, kelompok individu, waktu konsumsi dan akumulasi konsumsi.

k. Struktur Pasar
Harga adalah faktor utama dalam mengalokasikan sumberdaya pelaku ekonomi. Harga diproduksi oleh pasar. Ada beberapa struktur pasar yaitu : pasar bersaing sempurna, monopoli, oligopoly dan kompetisi monopolistik (monopolistic competition). Variasi struktur pasar bisa diindikasikan dengan tingkat/derajat kekuatan pasar (market power).

l. Regulasi Pasar
Pemerintah sering meregulasi pasar. Dampak dari regulasi selalu akan tercermin di harga. Jika pemerintah mengeluarkan lisensi monopoi kepada pelaku ekonomi untuk suatu produk, maka harga produk tersebut akan menjadi relatif lebih tinggi dibandingkan dengan harga internasional. Harga yang tinggi ini akan menyenangkan produsen, tapi merugikan konsumen. Salah satu tujuan pemerintah adalah transfer pendapatan dari kelompok ekonomi yang satu ke yang lain.

Selain transfer pendapatan, regulasi bertujuan untuk merealokasikan sumberdaya sehingga menjadi optimal. Jika regulasi untuk efisiensi maka regulator akan mendapat pembenaran jika regulasi bersifat menghilangkan atau mengurangi derajat kegagalan pasar tanpa mengakibatkan kegagalan pasar di produk lainnya.

m. Expected Utility dan Analisis Judi
Secara umum, pelaku ekonomi menghadapi pilihan-pilihan yang beresiko dalam menentukan pilihan-pilihan beresiko yaitu teori expected utility.

n. Aplikasi Game Theory : Cheating
Pasar bersaing sempurna merupakan institusi pasar ideal dengan jumlah pemain banyak. Namun, dalam realita biasanya jumlah pemain dalam pasar “sedikit” seperti dalam struktur pasar oligopoli. Dalam hal ini pemain-pemain pasar, terutama para penjual akan berperilaku strategis. Game theory yang sekarang mendominasi aplikasi kebijakan-kebijakan ekonomi.

o. Asymmetric Information : Lemon

Dalam pasar bersaing sempurna, para pelaku ekonomi mengerti perilaku ekonomi lain dengan sempurna (perfect foresight). Dalam realita, pemain pasar yang satu tidak mengerti dengan sempurna pelaku yang lainnya (asymmetric information).

p. Alokasi Intertemporal : Capital Budgeting
Ilmu ekonomi secara umum membahas alokasi sumberdaya (resource allocation). Dalam capital budgeting, pelaku ekonomi mengambil keputusan dalam kondisi beresiko dan bersifat intertemporal. Untuk itu biasanya digunakan teori net present value (NPV). Membandingkan tiga teori pengambilan keputusan yaitu : memaksimumkan utility, memaksimumkan expected utility dan memaksimumkan net present value.

Dalam analisa ekonomi di atas menggambarkan bagaimana harga yang diproduksi oleh struktur pasar bersaing sempurna akan mampu mengalokasikan sumberdaya secara optimal. Dalam struktur pasar bersaing sempurna, konsumen mengoptimalkan utility-nya, dan produsen mengoptimalkan keuntungannya. Asumsi standar konsumen dan produsen adalah hukum pengembalian yang semakin berkurang (law of diminishing returns). Hukum ini berlaku dalam proses konsumsi dan produksi. Selain itu, asumsi ini juga akan tercermin dalam struktur biaya (dan konsumsi), yaitu dalam bentuk kenaikan biaya marjinal yang semakin menaik.

Konsep kuantitatif yang paling penting dalam ekonomi adalah elastisitas, yang pada dasarnya mengukur perubahan permintaan suatu barang jika variabel yang mempengaruhi (misalnya pendapatan dan harga barang lain) berubah. Informasi ini penting bagi produsen yang mempunyai kekuatan pasar (market power) untuk mengoptimalkan keuntungannya dengan mengubah harga. Untuk mendapatkan angka elastisitas, seseorang perlu melakukan estimasi statistika.

Dalam mengambil keputusan, seorang pelaku ekonomi menghadapi faktor regulasi yang diproduksi pemerintah. Regulasi akan bermuara pada perubahan harga produk, dan akhirnya pada masalah alokasi sumberdaya. Pemerintah meregulasi perekonomian karena alasan efisiensi atau distribusi pendapatan. Acuan regulasi untuk efisiensi adalah jelas yaitu konsep pareto optimal. Secara umum, pasar akan mampu mengalokasikan sumberdaya secara optimal. Selain karena alasan efisiensi, pemerintah melakukan regulasi karena alasan distribusi pendapatan. Oleh karena itu, regulasi sering menjadi target para pelobi untuk mendapatkan transfer pendapatan.

Dalam asumsi standar, faktor resiko belum muncul secara eksplisit. Dalam kondisi yang beresiko (uncertainty), pelaku ekonomi akan konsisten memaksimumkan utility-nya. Pelaku ekonomi mempunyai preference yang beragam terhadap pilihan beresiko seperti judi. Preference tersebut bergantung pada factor-faktor seperti tingkat pendapatan dan faktor inheren (misalnya kelompok masyarakat tertentu mempunyai derajat risk averse yang relatif tinggi.

Setelah melalui proses analisa ekonomi dan pertimbangan-pertimbangan untung/ruginya pelaku ekonomi dapat menarik suatu kesimpulan, yang selanjutnya bisa dijadikan sebagai keputusan.

Teknik Peramalan

Peramalan atau forecast adalah merupakan suatu fungsi bisnis yang berusaha memperkirakan penjualan dan pengunaan produk sehingga produk-produk itu dapat dibuat dalam kuantitas yang tetap (Gaspersz, 2001). Tujuan dari peramalan adalah untuk menentukan jumlah permintaan produk pada masa yang akan datang.

Ada 4 kelompok umum teknik peramalan yang sering digunakan, yaitu:
  1. Teknis;
  2. Fundamental;
  3. Market based; dan
  4. Perpaduan (mixed forecasting).
1.Peramalan Teknis
Peramalan ini menggunakan data tingkat kurs historis dan kadang kala peramalan dilakukan hanya dengan pengamatan data tanpa menggunakan perhitungan statistik. Namun tidak jarang pula perhitungan statistik disertakan dalam peramalan. Selain itu, juga ada beberapa model time series yang digunakan untuk pengujian move average sehingga para peramal dapat melakukan interpretasi yang didasarkan pada pengujian tersebut. Tentu saja cara pengujian ini tidak dipublikasikan seara luas guna mencegah pembajakan terhadap cara perhitungan tersebut. Jika data historis yang ada menampakkan pola yang random, maka peramalan teknis ini kurang begitu tepat untuk diterapkan.

2.Peramalan Fundamental
Peramalan ini didasarkan pada hubungan fundamental antara variabel ekonomi dan tingkat kurs. Dengan pemberian nilai tertentu pada variabel-variabel tadi, maka perusahaan dapat mengembangkan proyeksi tingkat kurs di masa yang akan datang. Peramalan dilakukan dengan cara memberikan penilaian subjektif pada tingkat dimana pergerakan variabel ekonomi secara umum akan mempengaruhi tingkat kurs. Dari perspektif statistikal, peramalan dilakukan berdasar pada ukuran kuantitatif pengaruh variabel ekonomi pada tingkat kurs.

Sebenarnya fokus yang akan dijelaskan di sini adalah dua dari banyak faktor yang mempengaruhi nilai mata uang. Namun, sebelumnya kita asumsikan bahwa materi yang akan di bahas adalah peramalan perubahan persentase tingkat kurs, pound Inggris terhadap dolar Amerika pada kuartal yang akan datang. Dan untuk lebih mudahnya , diasumsikan bahwa peramalan terhadap nilai pound hanya dipengaruhi oleh dua faktor:
Inflasi di Amerika Serikat relatif terhadap inflasi di Inggris.
Perubahan pendapatan di Amerika Serikat relatif terhadap pertumbuhan pendapatan di Inggris.

Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan bagaimana pengaruh kedua variabel ini terhadap nilai pound berdasarkan pada data historis yang dapat dilakukan dengan menggunakan analisis regresi. Pertama-tama dilakukan pengumpulan data kuartalan inflasi dan tingkat pertumbuhan pendapatan di Amerika Serikat dan Inggris. Variabel dependennya adalah perubahan persentase kuartalan pada nilai pound (di singkat BP), sedangkan variabel independennya dapat ditetapkan sebagai berikut:
Perubahan persentase perbedaan inflasi di masa lampau (tingkat inflasi Amerika Serikat dikurangi tingkat inflasi Inggris), disingkat menjadi INF.
Perubahan persentase perbedaan pertumbuhan pendapatan di masa lampau (pertumbuhan pendapatan di Amerika Serikat dikurangi pertumbuhan pendapatan di Inggris).

Dengan demikian dapat diperoleh persamaan regresinya sebagai berikut:

BP = b₀ + b₁ INF + b₂ PDT + E

Dimana b₀ merupakan konstanta, b₁ mengukur sensitivitas pengaruh perubahan INF pada BP, b₂ mengukaur sensitivitas pengaruh perubahan PDT terhadap BP, dan E mewakili error.

Untuk lebih memeperjelas, maka kita beri nilai pada koefisien regresi di atas sebagai berikut: b₀ = 0,02, b₁ = 0,8, dan b₂ = 1,0. Dan untuk melakukan peramalan kita asumsikan bahwa INF sebesar 4% dan PDT sebesar 2%. Dengan demikian, hasil persamaan regresinya dapat kita cari sebagai berikut:

BP = b₀ + b₁ INF + b₂ PDT

= 0,02 + 0,8 (4%) + 1,0(2%)

= 5,4%

Dari hasil tersebut dapat di interpretasikan bahwa nilai pound akan mengalami apresiasi sebesar 5,4% pada kuartal yang akan datang.

Model diatas dengan dua faktor yang di analisis merupakan model yang sederhana. Bila lebih dari dua faktor, maka kita gunakan model full blown regression yang dapat di tuliskan persamaannya sebagai berikut:

BP=b₀+b₁x₁+b₂x₂+…….bn xn + E

Dalam penggunaan model regresi untuk melakukan peramalan berbasis pada data historis, kadang kala ada beberapa faktor yang memiliki pengaruh cukup kuat pada perubahan yang tidak dapat diidentifikasi. Bila hal ini tidak diantisipasi maka hasil peramalan akan menjadi tidak akurat. Untuk mengatasi hal ini, maka perlu dilakukuan peramalan guna mengetahui berapa besarnya pengaruh dari faktor-faktor yang tidak dapat diidentifikasi tersebut. Peramalan ini lebih dikenal dengan analisis sensitivitas yang dapat dituliskan model persamaannya sebagai berikut:

et = ao + a1 INFt + a2 INFt-1 + µ

keterangan :

et = perubahan persentase kurs selama peride-t

a0,a1,a2 = koefisien regresi

INFt = diferensial suku bunga riil pada periode-t

INFt-1 = diferensial inflasi pada periode t-1

Keterbatasan peramalan fundamental

Peramalan fundamental memiliki empat keterbatasan :
Ketidakpastian pengaruh suatu faktor pada waktu tertentu.
Diperlukannya peramalan untuk faktor-faktor yang memiliki pengaruh langsung, pada nilai kurs.
Tidak semua faktor yang relevan dimasukkan dalam model.
Adanya perubahan sensitivitas pergerakan mata uang sepanjang waktu, hal ini disebabkan karena tidak ada satupun yang konstan di pasar sepanjang waktu selain perubahan itu sendiri, sehingga nilai-nilai koefisien di dalam model regresi akan selalu berubah.

Dalam peramalan fundamental bisa juga digunakan teori paritas daya beli (PPP). Namun pada kenyataannya, penggunaan teori PPP ini tetap tidak dapat menghasilkan peramalan yang akurat dengan alasan sebagai berikut: (1) Ketidakpastian pengaruh fluktuasi inflasi pada pola perdagangan, demikian juga pada tingkat bunga, (2) data ynag digunakan untuk mengukur harga relative pada dua Negara tidak akurat, (3) hambatan perdagangan dapat mengganggu pola perdagangan, (4) faktor lain seperti perbedaan tingkat bunga antar negara juga mempengaruhi tingkat inflasi. Alasan-alasan ini membuktikan bahwa perbedaan inflasi semata tidaklah cukup untuk melakukan peramalan. Namun, perbedaan inflasi tetap merupakan satu faktor yang penting guna melakukan peramalan.

3.Peramalan Metode Market-based
Metode ini menggunakan indikator-indikator pasar yang biasanya didasarkan pada (1)kurs spot atau (2) kurs forward. Alasan mengapa kurs spot digunakan sebagai dasar peramalan market-based dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut. Bila di-asumsikan bahwa poundsterling akan mengalami apresiasi terhadap dolar, maka hal ini dapat mendorong spekulator untuk membeli pound dengan dolar, dan dengan demikian akan mempercepat apresiasi. Demikian pula sebaliknya, bila pounds akan mengalami depresiasi terhadap dolar, maka spekulator akan menjual pound untuk ditukar dolar dengan harapan pound akan dapat dibeli kembali dengan harga yang lebih rendah nantinya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa nilai pound dipasar saat ini mencerminkan nilai di masa yang akan datang. Dengan mengamati spot rate ini, maka perusahaan dapat melakukan peramalan nilai mata uang di masa yang akan datang.

Alasan mengapa kurs forward juga dapat digunakan sebagai dasar peramalan market-based dapat dijelaskan sebagai berikut. Misalnya, harga 1,4 dolar sama dengan 1 pound dan dalam 30 hari mendatang di perkirakan menjadi 1,45 dolar. Hal ini akan mendorong spekulator untuk membeli pound agar 30 hari mendatang mereka mendapatkan keuntungan $0,5 dari setiap pound yang mereka beli. Dan dapat muncul kemungkinan bahwa tingkat harga dolar berhenti hanya $1,45 karena pada tingkat harga itulah spekulator mendapatkan keuntungan yang direncanakan sehingga mereka tidak lagi membeli pound. Hal ini menjadi penyebab mengapa harga pound tetap pada $1,45. Spekulator menganggap bahwa mereka tidak mendapatkan keuntungan bila tidak berada di tingkat yang telah mereka rencanakan. Meskipun dari awal yang dibahas dalam paparan ini adalah peramalan, namun sesungguhnya tindakan spekulasilah yang mampu mendorong kurs forward kearah yang diinginkan.

4.Perpaduan Mixed Forecasting
Mixed forecasting dapat dilakukan bila masing-masing teknik peramalan memiliki tingkat superioritas yang sama. Cara melakukan mixed forecast ini adalah dengan menimbang hasil proyeksi masing-masing teknik dengan total timbangan lebih tinggi. Dan MNC dapat mengukur ketidakpastian dengan mengukur kisaran hasil peramalan teknik-teknik yang digunakan.

Inisiasi 3 - Peramalan

Pada inisiasi 3 ini, kita akan membahas mengenai peramalan dalam rantai pasokan. Mengapa peramalan menjadi subyek yang cukup penting dalam manajemen rantai pasokan….? Peramalan menjadi penting dalam rantai pasokan karena dalam rantai pasokan terdiri dari beberapa pihak yang terkait antara satu dengan yang lainnya. Satu analisis peramalan harus dapat digunakan untuk seluruh pihak dalam rantai pasok. Apabila setiap pihak memiliki metode peramalan dengan hasil hitungan yang berbeda satu dengan yang lain, Anda dapat bayangkan betapa banyaknya barang yang tidak dapat terserap karena kesalahan dan variasi peramalan, selanjutnya berapa banyak kerugian yang ditanggung.

Peramalan dapat diartikan sebagai suatu prediksi atau perkiraan tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Peramalan mempunyai peran yang sangat besar dalam operasi sebuah perusahaan bahkan dalam keseluruhan bisnis. Sebagai contoh bahwa terjadinya deviasi yang kecil antara peramalan terhadap aktual penjualan akan berdampak pada perubahan kapasitas produksi, persediaan dan penjadwalan ulang permintaan dari pelanggan. Tetapi bila deviasi yang terjadi cukup besar maka akan dapat mengacaukan bisnis secara keseluruhan karena akan terjadi perubahan besar pada operasi perusahaan yang dapat berdampak pada keuangan perusahaan terutama menyangkut masalah modal kerja.

TIPE PERMINTAAN


Terdapat tiga tipe perilaku permintaan, yaitu pola tren, siklus, dan musiman.

1. TREN
Tren menunjukkan pergerakan permintaan dengan pola pergerakan naik atau turun secara bertahap dalam jangka panjang. Contohnya, permintaan komputer menunjukkan permintaan yang semakin meningkat pada dekade terakhir tanpa adanya kecenderungan penurunan permintaan di pasar. Tren merupakan pola paling mudah untuk mendeteksi perilaku permintaan dan seringkali juga menjadi titik awal untuk mengembangkan peramalan.

Gambar Tren


SIKLUS

Siklus merupakan pergerakan permintaan yang naik dan turun yang berulang dan terjadi dalam jangka panjang (lebih dari satu tahun). Contohnya, permintaan peralatan olahraga musim dingin akan naik tajam setiap empat tahun sebelum dan sesudah diadakannya olimpiade musim dingin. Gambar berikut menunjukkan suklus. Pada gambar tersebut Anda dapat perhatikan bahwa pola naik dan turun selalu berulang dalam jangka waktu yang kurang lebih sama.

Gambar Siklus 

POLA MUSIMAN
Pola musiman merupakan pola permintaan yang bergerak bebas dan muncul secara periodik dalam jangka pendek serta berulang. Pola musiman seringkali berkaitan dengan kondisi musim. Contohnya, pada musim hujan permintaan payung dan jas hujan semakin meningkat, atau meningkatnya permintaan seragam pada setiap awal tahun ajaran baru. Namun demikian, pola musiman dapat muncul harian maupun mingguan. Contohnya, restauran akan mengalami jam-jam sibuk pada saat waktu makan siang dan gedung bioskop lebih ramai pada akhir minggu. Gambar berikut menunjukkan pola musiman ketika perilaku permintaan yang sama selalu berulang setiap tahun pada waktu yang sama.



Gambar pola musiman

Disamping ketiga macam pola perilaku permintaan tersebut, seringkali permintaan muncul dalam pola perilaku secara bersama, misalnya pola musiman juga mengikuti tren meningkat. Contohnya, walaupun permintaan akan peralatan olahraga ski meningkat setiap musim dingin tiba, namun demikian terdapat tren permintaan yang meningkat dalam dua dekade terakhir. Gambar berikut menunjukkan tren dengan pola musiman.

Gambar tren dengan pola musiman

Peramalan permintaan merupakan dasar dari keseluruhan keputusan perencanaan strategik dalam suatu rantai pasok. Proses produksi sangat dipengaruhi oleh peramalan, baik push process maupun pull process. Untuk proses produksi yang bersifat push process (jumlah produksi ditentukan oleh manajemen), semua proses dilakukan sebagai bentuk respon terhadap permintaan pelanggan. Untuk push process, manajer harus merencanakan tingkat produksi. Apabila permintaan naik, maka perusahaan harus mampu mengakomodasi kenaikan tersebut. Sedangkan pada pull process, manajer harus merencanakan tingkat ketersediaan kapasitas dan persediaan. Untuk kepentingan tersebut, manajer mula-mula harus meramalkan bagaimanakah pola permintaan pelanggan nantinya.

Peramalan memiliki karakteristik tertentu. Perusahaan harus bersikap hati-hati terhadap karakteristik peramalan sebagai berikut:
  1. Peramalan selalu salah atau tidak tepat, oleh karenanya selalu terdiri dari nilai yang diharapkan sekaligus pengukuran kesalahan peramalan. Untuk memahami pentingnya pengukuran kesalahan peramalan, perhatikan contoh berikut. Terdapat dua dealer mobil, salah satu dari mereka berharap penjualan berada pada kisaran 100 dan 1.900 sedangkan yang lain berharap penjualan berkisar pada 900 dan 1.100. Walaupun kedua dealer tersebut mengantisipasi permintaan dengan menghitung rata-rata sebesar 1.000, sumber peramalan kedua dealer tersebut tentunya tidaklah sama. Oleh karenanya, kesalahan peramalan (atau ketidakpastian permintaan) haruslah digunakan sebagai input utama dalam keseluruhan keputusan rantai pasok. Perkiraan mengenai ketidakpastian permintaan seringkali dilupakan dalam melakukan peramalan, sehingga menghasilkan estimasi yang sangat luas diantara tahap-tahap dalam rantai pasok.
  2. Peramalan jangka panjang seringkali kurang akurat dibandingkan dengan peramalan jangka pendek. Oleh karena itu, peramalan jangka panjang memiliki standar deviasi yang lebih besar daripada peramlaan jangka pendek. Contohnya perusahaan 7-Eleven Japan menggunakan proses yang menyebabkan mereka pmampu merespon permintaan pelanggan dalam hitungan jam. Contohnya, jika datang pesanan pada jam 10.00, maka pesanan tersebut akan dipenuhi pada jam 19.00 pada hari yang sama. Manajer, oleh karenanya harus meramalkan apa yang mungkinakan terjual malam itu kurang dari 12 jam sebelum pembelian senyatanya terjadi. Peramalan jangka pendek tersebut mengakibatkan perhitungan yang lebih tepat daripada jika manajer melakukan peramalan secara mingguan. 
  3. Peramalan agregat seringkali lebih akurat daripada peramalan disagregat karena memiliki standar deviasi relatif terhadap mean yang lebih besar. Contohnya, untuk menghitung Gross Domestic Product (GDP) suatu negara pada suatu tahun tertentu akan lebih mudah dengan menggunakan kesalahan kurang dari dua persen. Namun sebaliknya, untuk menghitung peramalan pendapatan tahunan suatu perusahaan akan sangat sulit jika menggunakan kesalahan kurang dari dua persen. Demikian pula jika melakukan peramalan pendapatan dari suatu produk akan lebih sulit lagi jika menggunakan tingkat kesalahan yang sama. Perbedaan ketiga macam peramalan tersebut adalah pada tingkat agregasi. Perhitungan GDP merupakan kumpulan atau agregasi dari berbagai perusahaan dan penghasilan perusahaan merupakan kumpulan dari berbagai lini produk. Semakin besar tingkat agregasi, maka semakin akurat peramalan yang dilakukan. 
  4. Pada umumnya, semakin jauh rantai pasok dari pelanggan mengakibatkan semakin besarnya distorsi informasi yang diterima. Contohnya, adalah adanya bullwhip effect yaitu ketika variasi permintaan semakin menjauh dari permintaan konsumen akhir. Hasilnya, semakin panjang rantai pasok, semakin besar tingkat kesalahan peramalan. Kombinasi peramalan berdasarkan penjualan konsumen akhir dapat membantu perusahaan mengurangi tingkat kesalahan.
Demikianlah materi kita kali ini, selamat belajar dan selamat Berdiskusi.

Bacaan lain
  1. Manajemen operasional lanjutan 
  2.  Metode peramalan permintaan
  3. aspek pasar dan pemasaran 
  4. Tehnik Peramalan 

Tugas1
Coba Anda buat rangkuman mengenai teknik-teknik peramalan yang Anda ketahui. Jelaskan masing-masing teknik secara singkat saja ya...


Inisiasi 2 - Distribusi Dan Transportasi

Anda tentunya sudah pernah mendengar istilah distribusi, bukan…? Istilah distribusi banyak dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya distribusi beras, distribusi bantuan untuk korban bencana alam, distribusi produk, dan masih banyak lagi.

Distribusi dapat diartikan sebagai langkah-langkah yang diambil untuk memindahkan dan menyimpan suatu produk dari tahapan pemasok sampai pada tahap konsumen di dalam rantai pasok.

Seperti telah Anda pelajari pada inisiasi 1, manajemen rantai pasokan meliputi beberapa pihak dan beebrapa tahapan agar produk dapat disampaikan kepada pelanggan. Distribusi selalu muncul diantara setiap pergantian tahap dalam rantai pasok. Setiap perusahaan memiliki kebijakan mengenai distribusi produknya masing-masing, walaupun perusahaan tersebut bergerak dalam bidang yang sama. Misalnya, Dell mendistribusikan produk komputernya langsung kepada pembeli akhir, sedangkan Hawlett Packard (HP) lebih memilih untuk mendistribusikan produknya melalui reseller. Revlon menjual produknya melalui toko-toko pengecer, sedangkan Oriflame menjual produknya melalui agen-agen. Semua pilihan distribusi produk tentunya memiliki kelebihan masing-masing dengan harapan dapat menarik minat konsumen untuk membeli produk.

Distribusi dipengaruhi oleh beberapa faktor struktur penyusun jaringan distribusi yang dapat mengakibatkan tercapainya pelayanan yang baik untuk konsumen. Faktor tersebut antara lain (Chopra dan Meindl, 2007):
  • Response time : berkaitan dengan waktu yang diperlukan agar produk dapat sampai pada konsumen. Apabila ada produk lain yang dapat menggantikan, maka apabila terjadi keterlambatan pada proses pengiriman maka konsumen akan beralih ke produk lain. Dengan demikian jaringan distribusi harus cepat merespon keadaan pasar yang bisa berubah-ubah setiap saat.
  • Product variety: banyaknya jenis produk yang ditawarkan oleh saluran distribusi tersebut, ketika jenis produk yang ditawarkan banyak maka saluran distribusi akan lebih rumit dan membutuhkan alat kontrol lain untuk mendapatkan biaya yang efisien. 
  • Product availability: ketersediaan akan produk tersebut ketika permintaan pasar lebih tinggi dari permintaan yang telah diperkirakan. Hal ini biasanya terjadi pada waktu tertentu, contohnya adalah untuk produk yang memiliki permintaan yang tinggi pada saat hari besar agama ataupun tahun baru (misalnya pada saat lebaran, orang banyak memerlukan mukena, sarung, dan baju baru). Peramalan tentang peningkatan penjualan sangat penting untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan waktu yang terbatas. 
  • Costumer experience: kemudahan konsumen mendapatkan produk dan menggunakan produk tersebut. Sebagai contoh jika produk dikategorikan sebagai produk konsumsi, maka permintaan pasar akan produk tersebut dalam kapasitas atau volume yang banyak. 
  • Time to market: waktu yang dibutuhkan pasar untuk bisa menerima dan merespon produk tersebut, ketika adanya produk baru. Saluran atau jaringan distribusi harus memperhitungkan masalah ini karena jika peramalan akan terserapnya produk baru meleset jauh, maka produk tersebut biasanya akan disebut produk gagal oleh pasar.
Penjadwalan Penyerahan

Penjadwalan penyerahan produk secara operasional akan berpengaruh pada keputusan mengenai gaya transportasi yang akan digunakan. Berkaitan dengan penjadwalan penyerahan yang berkaitan dengan transportasi, maka ada dua jenis metoda penyerahan yaitu penyerahan langsung dan penyerahan milk run.

1. Penyerahan langsung
Metode penyerahan ini dilakukan dengan cara yang sederhana yaitu memilih alur yang paling pendek. Penjadwalan penyerahan jenis ini melibatkan keputusan tentang kuantitas pengiriman dan frekuensi penyerahan ke tujuan. Keuntungan metode penyerahan ini adalah adanya kesederhanaan koordinasi penyerahan dan operasi, karena metode ini memindahkan secara langsung produk dari lokasi mereka dibuat atau disimpan. Penyerahan jenis ini efisien jika dilakukan berdasarkan kuantitas pesanan ekonomis serta pemilihan jenis transportasi yang tepat.

2. Penyerahan Milk Run
Penyerahan milk run adalah penyerahan yang menyalurkan produk dari penempatan awal tunggal ke berbagai penempatan yang menerima produk sampai akhirnya ke penempatan penerima tunggal. Penjadwalan penyerahan milk run jauh lebih kompleks dibanding penjadwalan penyerahan langsung. Keputusan yang harus dibuat meliputi pengiriman produk dalam jumlah yang berbeda, frekuensi penyerahan, serta runtutan penyerahan.


Model Generik Distribusi Produk

Beberapa model generik distribusi produk dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengiriman Langsung (Drop Shipping)
Pada metode distribusi produk ini, konsumen awalnya akan melakukan proses pemesanan melalui retailer atau agen yang ditunjuk oleh manufaktur pembuatnya, kemudian agen tersebut meneruskan pesanan dari konsumen ke manufaktur dimana pihak manufaktur telah mempunyai stok untuk kemudian dikirimkan secara langsung ke konsumen tanpa melalui retailer yang menjadi agen pemesanan sebelumnya. Pada jenis yang lain, peran retailer atau agen tersebut dapat digantikan oleh sarana virtual seperti internet untuk dilakukan transaksi melalui internet dan perusahaan pembuat setelah dapat memenuhi produk yang diinginkan oleh konsumen akan mengirimkannya secara langsung. Metode ini seringkali disebut dengan manufacturer storage with direct shipping. Ditinjau dari aspek kompleksitas pengadaan dan distribusinya, cara drop shipping ini cukup sederhana dan murah sehingga banyak produsen menggunakan cara ini untuk menekan biaya distribusi mereka dengan menjalin kerjasama timbal balik yang saling menguntungkan dengan pihak pengirim barang. Keuntungan lain yang diperoleh adalah perusahaan tidak perlu menempatkan stok barang mereka di pasar sehingga akan mengurangi biaya persediaan (inventory cost) maupun kompleksitas permintaan yang diakibatkan oleh variasi produk yang akan disimpan oleh retailer untuk merespon keinginan konsumen.

Gambar 1. Distribusi dengan direct shipping (drop shipping)

2. Pengiriman Langsung Melalui Produk Transit (Direct Shipping and In Transit Merge)
Distribusi dengan cara direct shipping berkembang lebih luas dengan melibatkan adanya fasilitas transit yang dikelola oleh distributor atau retail. Hal ini merupakan respon terhadap keinginan konsumen khususnya untuk produk yang terdiri dari beberapa komponen pendukung, misalnya unit personal computer (PC). Konsumen pada awalnya melakukan pemesanan beberapa jenis produk ke retail atau distributor untuk kemudian diteruskan ke masing-masing manufaktur pembuatnya. Setelah pesanan dipenuhi pihak produsen tidak mengirimkan secara langsung ke konsumen melainkan mengirim kembali ke gudang transit milik retailer atau distributor yang ditujukan untuk memilah dan mengelompokkan produk sesuai dengan pesanan konsumen. Oleh karena itu fungsi utama gudang transit ini adalah menyesuaikan produk pesanan konsumen. Hal ini mudah dimengerti bahwa set personal komputer dapat terdiri dari beberapa produsen ternama, mulai dari unit monitor, unit CPU, unit printer dsb. Gambaran tersebut memperjelas arti distribusi, dimana produsen dapat saja memilih kedua jenis model distribusi, bila produsen menerima order tunggal atau sejenis dapat megirimkannya melalui cara drop shipping langsung ke konsumen, tetapi bila menerima order dengan keharusan adanya kombinasi dengan produk dari produsen lain maka cara direct shipping and in-transit merge ini dapat menjadi alternatif distribusinya.


Gambar 2. Distribusi dengan pengiriman lagsung melalui produk transit (direct shipping and in-transit merge)

3. Distribusi produk melalui keagenan distributor (distributor storage with package carrier delivery)

Model distribusi produk ini lebih bersifat top-down dimana para produsen/manufaktur telah menunjuk keagenan ke principal atau distributor tertentu untuk memasarkan produknya untuk daerah atau negara tertentu. Pola permintaan dari konsumen diteruskan ke distributor yang dilanjutkan ke produsen. Setelah produk tersedia, produsen akan memberikan produknya ke distributor untuk diberikan ke konsumen. Hal ini nampaknya banyak terjadi, dimana sistem keagenen tunggal (sebagai pemegang merek atau principal) akan melakuan semua kegiatan komersialnya atas dasar hak yang diperoleh dari produsen. Dalam hal ini biasanya distributor akan melakukan fungsi penyimpanan (storage) bilamana produk mempunyai nilai yang tidak terlalu signifikan baik ditinjau dari harga produk itu sendiri maupun biaya simpannya. Tetapi untuk produk yang cukup mahal dan biaya simpan juga memerlukan perlakuan khusus, maka fungsi penyimpanan dilakukan oleh produsen (misal: mobil impor). Bilamana efisiensi menjadi tujuan dari model distribusi ini, maka distributor akan berusaha menarik fasilitas produksi ke daerah yang accessible (mudah diakses) sehingga fungsi pengiriman produk ke konsumen menjadi lebih reliabel. Cara lain yang dilakukan adalah melakukan transfrer knowledge sehingga produk impor dapat diproduksi di dalam negeri melalui mekanisme alih teknologi.


Gambar 3. Distribusi dengan model keagenan distributor (Distributor storage with package carrier delivery)


4. Distribusi melalui pendekatan produk ke konsumen melalui penyimpanan distributor (distributor storage with last mile delivery)

Dalam model distribusi ini secara umum bersifat terdesentralisasi, sehingga fungsi sub distributor atau gudang distributor yang terpisah-pisah pada setiap daerah distribusi menjadi ciri utamanya. Tujuan digunakan model distribusi ini adalah mendekatkan produk ke konsumen semaksimal mungkin sehingga keinginan konsumen atas produk diupayakan secepatnya dapat dipenuhi atau tingkat layanan (service level) yang harus maksimal. Model distribusi ini cocok untu produk yang telah banyak pesaingnya (mature stage) sehingga produsen akan sangat menghindari adanya stock-out product yang seringkali bila benar terjadi akan diisi oleh produk substitusi atau dengan kata lain mengundang kompetitor masuk pada area bisnis yang sama. Pada awalnya pola disribusi ini dimunculkan dengan melihat potential customer untuk suatu daerah, dan bilamana dirasa mencukupi maka distributor akan membuat gudang penyimpanan di daerah tersebut untuk memberikan layanan secepatnya bilamana terdapat pesanan dari pembeli. Bilamana distributor menggunakan cara ini, maka akan terjadi trade-off (pertukaran) yang menjadi dasar keputusan, apakan biaya penyimpanan dan distribusi yang meningkat atau tingkat layanan ke konsumen menjadi lebih baik. Produk jasa seringkali menggunakan cara ini melalui pembukaan cabang perusahaan mendekati konsumen untuk memperoleh tingkat pelayanan yang tinggi. Konsekuensi dari model distribusi ini adalah setiap daerah potensial akan mempunyai gudang distribusi, sehingga perlu dilakukan penyeragaman proses pelayanan ke konsumen. Sebagai contoh, dealer otomotif daerah satu dan lainnya tidak akan dapat dijumpai perbedaan yang mencolok pada harga produknya, melainkan hanya berbeda sedikit yang hal ini disebabkan oleh perbedaan biaya transportasi produk dari produsen ke gudang distributor atau adanya pemesanan ekonomis atas suatu produk sehingga dimungkinkan terjadinya pemotongan harga yang diberikan ke konsumen. Sebagai catatan, dalam model distribusi ini tidak selalu hanya digunakan untuk produk tunggal tetapi sangat dimungkinkan distributor mempunyai fungsi keagenan untuk beberapa produk sekaligus.


Gambar 4. Distribusi dengan pendekatan produk ke konsumen (distributor storage with last mile delivery)


5. Distribusi Dengan Pengambilan Langsung Oleh Konsumen (manufacturer /distributor storage with customer pickup)
Model disribusi ini mengkombinasikan cara distribusi cross docking yang diperkenalkan oleh jaringan convenience store Wall Mart. Pola distribusi dengan cara ini menuntut konsumen untuk ikut aktif dalam memperoleh produknya melalui upaya pengambilan pesanan pada suatu titik yang telah ditentukan sebelumya. Konsumen dalam hal ini dapat berupa retail maupun outlet produk yang melakukan order ke produsen. Pada awalnya konsumen menempatkan ordernya ke distributor secara langsung. Order ini umumnya berupa beberapa jenis produk untuk kemudian dari distributor pesanan tersebut diolah untuk dipesankan ke produsen yang terkait. Model pemesanan ini sedikit berbeda karena semua pesanan didasarkan atas entitas pemesan, dimana setelah produk tersedia akan dilakukan pengiriman ke konsumen melalui cara cross docking, dimana dalam proses pemindahan/pembongkaran dengan cara ini tidak didasarkan atas jenis barang tetapi oleh entitas pemesan, sehingga dalam proses pembongkarannya tidak akan memerlukan waktu yang lama karena telah terpisah antara pemesan satu dan lainnya. Selanjutnya produk akan dibawa ke tempat yang telah disepakati dimana masing-masing konsumen (dalam hal ini biasanya retail) akan mengambil produknya yang telah sesuai karena telah dipilah sejak awal distribusi dilakukan. Keuntungan yang diperoleh dengan model distribusi ini adalah cepatnya pengiriman walaupun harus dikombinasikan dengan beberapa macam jenis produk. Banyak model distribusi menggunakan cara ini karena efisiensi distribusi terutama dari soal biaya dan waktu pemilahan produk ke masing-masing konsumennya.




Gambar 5. Distribusi Dengan Pengambilan Langsung Oleh Konsumen (manufacturer /distributor storage with customer pickup)


Demikianlah materi kita kali ini, selamat belajar dan selamat berdiskusi.

Sumber : www.ut.ac.id

Pendapatan Dan Metode Perhitungan Serta Keterbatasannya

Wednesday, March 11, 2015
PENDAPATAN
Pengertian Pendapatan
Dikutip dari Wikipedia Bahasa Indonesia pendapatan adalah adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan. Bagi investor, pendapatan kurang penting dibanding keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran.
Pertumbuhan pendapatan merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut. Pertumbuhan pendapatan yang konsisten, dan juga pertumbuhan keuntungan, dianggap penting bagi perusahaan yang dijual ke publik melalui saham untuk menarik investor.

Konsep Pendapatan Nasional
Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.

Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasional
Produk Domestik Bruto (GDP) Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.


Pendapatan nasional merupakan salah satu ukuran pertumbuhan ekonomi suatu negara
Produk Nasional Bruto (GNP) Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.

Pendapatan Nasional Neto (NNI) Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
Pendapatan Perseorangan (PI) Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).

Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI) Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.

Metode Perhitungan Pendapatan Nasional

Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:
Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).
Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor () Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :
g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
g = tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun sekarang PDBk = PDB riil tahun kemarin

Contoh soal :
PDB Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan PDB pada tahun 2007 adalah = Rp. 420 triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 jika diasumsikan harga tahun dasarnya berada pada tahun 2007 ?
jawab :
g = {(467-420)/420}x100% = 11,19%

Masalah dan Keterbatasan Pendapatan Bruto Nasional

Manfaat dan Keterbatasan Perhitungan PDB
1. Perhitungan PDB dan Analisa Kemakmuran
Perhitungan PDB akan memberikan gambaran ringkas tentang tingkat kemakmuran suatu negara, dengan cara membaginya dengan jumlah penduduk (disebut PDB per kapita). Menurut PBB, sebuah negara dikatakan miskin bila PDB per kapitanya lebih kecil daripada US$ 450,00. Berdasarkan standar ini, maka sebagian besar negara-negara di dunia adalah negara miskin. Suatu negara dikatakan makmur/kaya bila PDB perkapita lebih besar daripada US$ 800.
Kelemahan dari pendekatan di atas adalah tidak memperhatikan aspek distribusi pendapatan. Akibatnya angka PDB per kapita kurang memberikan gambaran rinci tentang kondisi kemakmuran suatu negara. Misalnya, walaupun Amerika Serikat yang PDB perkapitanya US$ 29.080 (tahun 1997), namun negara itu masih terus bergelut dengan masalah kemiskinan dan pengangguran, terutama di kalangan warga kulit hitam ataupun pendatang (kulit berwarna). Bahkan secara absolut tampaknya jumlah penduduk miskin di Amerika serikat akan bertambah.
Faktor utama pemicu gejala di atas adalah masalah distribusi pendapatan.
Walaupun distribusi pendapatan di USA relatif baik, tetapi belum sempurna untuk membuat seluruh penduduknya menjadi makmur. Bahkan untuk faktor produksi non tenaga kerja, terutama uang dan modal, distribusi penguasaannya sangat buruk. Pada tahun 1996, sekitar 46% aset finansial dikuasai hanya oleh sekitar 1% penduduk.

2. Perhitungan PDB dan Masalah Kesejahteraan Sosial

Umumnya ukuran tingkat kesejahteraan yang dipakai adalah tingkat pendidikan, kesehatan dan gizi, kebebasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan yang lebih baik. Ada hubungan yang positif antara tingkat PDB per kapita dengan tingkat kesejahteraan sosial. Makin tinggi PDB per kapita, tingkat kesejahteraan sosial makin membaik. Hubungan ini dapat dijelaskan dengan menggunakan logika sederhana. Jika PDB per kapita mkin tinggi, maka daya beli masyarakat, kesempatan kerja serta masa depan perekonomian makin membaik. Sehingga gizi, kesehatan, pendidikan, kebebabasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan, kondisinya makin meningkat. Tapi dengan catatan, peningkatan PDB per kapita disertai perbaikan distribusi pendapatan.
Masalah mendasar dalam perhitungan PDB adalah tidak diperhatikannya dimensi nonmaterial. Sebab PDB hanya menghitung output yang dianggap memenuhi kebutuhan fisik/ materi yang dapat diukur dengan nilai uang. Sedangkan output yang tidak terukur dengan uang, misalnya ketenangan batin yang diperoleh dengan menyandarkan hidup pada norma-norma agama/spiritual tidak dihitung. Sebab, dalam kenyataannya kebahagiaan tidak hanya ditentukan oleh tingkat kemakmuran, tetapi juga ketenangan batin.
Jadi kita tidak bisa serta merta mengatakan bahwa kesejahteraan sosial di negara-negara kaya(Amerika Serikat dan Jepang) adalah jauh lebih baik dibanding di negara-negara miskin (misal Bhutan dan Nepal). Karena, tingkat kejahatan dan tingkat bunuh diri di negara-negara kaya tersebut lebih tinggi di banding negara-negara miskin.

3. PDB Per Kapita dan Masalah Produktivitas
Untuk memperoleh perbandingan produktivitas antar negara, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
  1. Jumlah dan komposisi penduduk : Bila jumlah penduduk makin besar, komposisi-nya sebagian besar adalah penduduk usia kerja (15-64 tahun) dan berpendidikan tinggi (> SLA), maka tingkat output dan produktivitasnya dapat makin baik.
  2. Jumlah dan struktur kesempatan kerja : Jumlah kesempatan kerja yang makin besar memperbanyak penduduk usia kerja yang dapat terlibat dalam proses produksi. Tetapi komposisi kerja pun mempengaruhi tingkat produktivitas. Sekalipun kesempatan kerja sangat besar, tetapi semuanya adalah kesempatan kerja sektor pertanian, produktivitas pekerja juga tidak tinggi. Sebab sektor pertanian umumnya memiliki nilai tambah yang rendah. Jika kesempatan kerja yang dominan berasal dari sektor kegiatan ekonomi modern (industri dan jasa), maka output per pekerja akan relatif tinggi, karena nilai tambah kedua sektor tersebut amat tinggi. 
  3. Faktor-faktor non ekonomi : Yang tercakup dalam faktor-faktor nonekonomi antara lain etika kerja, tata nilai, faktor kebudayaan dan sejarah perkembangan. Jepang pantas menjadi negara yang produktif sebab selain jumlah penduduk yang banyak, berpendidikan tinggi dan umumnya bekerja di sektor modern, mereka juga memiliki etika kerja yang baik, menjujung tinggi kejujuran dan penghargaan tergadap senior. Dan Jepang juga merupakan negara yang selama kurang lebih 3.000 tahun terus menerus membangun dirinya menjadi bangsa modern, walaupun pembangunan ekonomi modernnya baru dimulai dua abad yang lalu.
4. Penghitungan PDB dan Kegiatan-kegiatan Ekonomi Tak Tercatat (Underground Economi)
Angka statistik PDB Indonesia yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik hanya mencatat kegiatan-kegiatan ekonomi formal. Karena itu, statistik PDB belum mencerminkan seluruh aktivitas perekonomian suatu negara. Misalnya, upah pembantu rumah tangga di Indonesia tidak tercatat. Begitu juga dengan kegiatan petani buah yang langsung menjual produknya ke pasar.
Di negara-negara berkembang, keterbatasan kemampuan pencatatan lebih disebabkan oleh kelemahan administratif dan struktur kegiatan ekonomi masih didominasi oleh kegiatan pertanian dan informal. Tetapi di negara-negara maju, kebanyakan kegiatan ekonomi yang tak tercatat disebabkan oleh karena kegiatan tersebut merupakan kegiatan ilegal atau melawan hukum. Padahal, nilai transaksinya sangat besar. Misalnya, kegiatan penjualan obat bius dan obat-obat terlarang lainnya.

Ruang lingkup manajemen keuangan

Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan dapat di artikan sebagai aktifitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dan perusahaan dengan biaya yang sangat murah serta usaha memaksimalkan nilai perusahaan.
Memaksimalkan nilai perusahaan merupakan tujuan yang ingim di capai oleh manejemen keuangan. Tujuan ini melandasi keputusan manajemen, yaitu dengan mempertimbangkan resiko dan waktu dalam kaitanya dengan laba per saham yang di harapkan dapat memaksimalkan harga saham biasa perusahaan. Dengan nilai perusahaan yang maksil, artinya perusahaan dapat memaksimalkan kekeyaan pemegang saham.
Manajemen keuangan dalam perkembangannya telah berubah :
• Dari studi yang bersifat deskriptif menjadi studi yang meliputi analisa & teori yang normative
• Dari bidang yang meliputi penggunaan dana / alokasi dana, manajemen dari aktiva & penilaian perusahaan di dalam pasar secara keseluruhan
• Dari bidang yang menekankan pada analisa extern perusahaan menjadi bidang yang menekankan pada pengambilan keputusan di dalam perusahaan

Fungsi Manajemen Keuangan
Fungsi manajemen keuangan terdiri dari 3 keputusan utama yang harus di lakukan oleh suatu putusan
1. Keputusan investasi
Keputusan investasi adalah keputusan manajer keuangan dalam mnealokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang dapat menghasilkan pendapatan di masa yang akan dating.
2. Keputusan Pendanaan
Keputusan manajer keuangan dalam mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari sumber-sumber dan yang paling ekonomis bagi perusahaan untuk membelanjai kebutuhan kebutuhan investasi serta kegiatan usahanya
3. Keputusan Dividen
Deviden merupakan bagian dari keuntungan perusahaan yang di bayarkan kepada para pemegang saham. Keputusan deviden merupakan keputusan manajemen keuangan untuk menentukan besarnya proporsi laba yang di bagikan kepada para pemegang saham dan proporsi dana yang akan disimpulkan di perusahaan sebagai laba di tahan untuk pertumbuhan.

Tanggung Jawab Manajemen Keuangan

Tugas manajer keuangan yang paling utama adalah merencanakan pengadaan dan penggunaan dana untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Kegiatan yang menyangkut hal ini adalah:
1. Peramalan dan Perencanaan
Manajer keuangan harus berinteraksi dengan eksekutif lainya dalam memperkirakan masa depan perusahaan.
2. Keputusan investasi dan Pembiayaan
Manejer keuangan harus menyediakan modal guna mendukung pertumbuhan perusahaan.
3. Pengkoordinasian dan Pengendalian
Manajer keuangan harus bekerja sama dengan eksekutif bidang lain agar perusahaan dapat beroprasi seefisisn mungkin.
4. Interaksi dengan Pasar Modal
Pasar modal sebagai salah satu tempat penyediaan dana, sehingga manajer keuangan harus selalu berinteraksi dengan pasar modal.


Peran dan Arti Penting dari Manajemen Keuangan
Peran dan arti pentingnya manajemen keuangan dalam perusahaan dapat di jelaskan dari berbagai aspek, yaitu;
1. Fungsi fungsi yang ada dalam perusahaan
Peran manajemen keuangan lebih menonjol dibandingkan dengan fungsi fungsi perusahaan yang lainya, kasrena fungsi fungsi tersebut tidak akan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik tanpa ditunjang dengan manajemen keuangan yang baik.
2. Posisi manajer keuangan pada struktur organisasi
Direktur keuangan sejajar kedudukanya dengan bagian produksi, pemasaran, dan SDM, serta bertanggung jawab langsung kepada direktur.
3. Pengembangan karir manajer keuangan
Karir seseorang direktur/manajer keuangan jauh lebih pesat dibandingkan dengan jabatan karir manajer lainya. Apabila terjadi lowongan pada kedudukan presiden direktur, maka kesempatan yang paling besar untuk mengawasi lowongan tersebut adalah pimpinan bagian keuangan atau mereka yang mempunyai latar belakang pendidikan di bidang manajeman keuangan yang kuat
4. Kesempatan berkarir
Peluang karir dalam bidang keuangan di bagi menjadi 2 bagian utama
a. Jasa keuangan
Berhubungan dengan pemberian nasihat dan perencanakan produk-produk keuangan bagi individu
b. Manajemen keuangan
Berhubungan dengan tugas sebagai manajer keuangan dalam suatu perusahaan.

Konsep-Konsep Dasar Manajer Keuangan

Manajemen keuangan dapat di pandang dari 2 sudut yaitu
a. Berkaitan dengan masalah penarikan modal
Masalah penarikan modal ialah bagian perusahaan tersebut dapat memperoleh modal yang dibutuhkan dengan syarat-syarat yang paling menuntungkan, hal ini disebut dengan pembelanjaan pasif.
b. Berkaitan dengan masalah penggunaan modal
Masalah penggunaan dana meliputi semua usaha untuk menanamkan dana yang ada dalam perusahaan dengan cara yang efisien mungkin. Hal ini disebut dengan pembelanjaan aktif.

Dalam rangka untuk menghasilkan pendapatan, perusahaan membutuhkan modal untuk mendanai oprasi perusahaan. Modal merupakan kolektivitas dari barang barang modal, yaitu semua barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan dalam fungsi produktifnya untuk membentuk pendapatan.
Pada hakekatnya masalah manajeman di dalam perusahaan. Dengan demikian manajemen keuangan berarti mengadakan keseimbangan antara aktiva dengan pasiva yang di butuhkan, beserta mencari susunan kuantitatif dari aktiva dan pasiva tersebut dengan sebaik baiknya.
Ada keseimbangan antara aktiva dengan pasiva ditunjukan sebagai berikut
1. Struktur kekayaan
Merupakan perimbangan atau perbandingan baik dalam artian absolute maupun dalam artian relative antara aktiva lancer dengan aktiva tetap.
2. Struktur modal
Merupakan susunan dari jenis sumber dana yang di peroleh perusahaan berserta jumlah nilai-nulai dalam bentuk uatang jangka panjang dan modal sendiri sebagaimana Nampak dalam neraca sebelah neraca pasiva pada tanggal tertentu.
3. Struktur keuangan
Merupakan perimbangan baik dalam artian absolute maupun ralatif antara keseluruhan modal asing dengan jumlah modal sendiri.
Dalam hubungannya dengan struktur keuangan dan struktur kekayaan, ada pedoman atau aturan struktur keuangan, yaitu:
  1. Struktur keuangan konnservatif horizontal.Memberikan batas imbangan yang harus dipertahan kan oleh suatu perusahaan mengenai besarnya modal asing dengan modal sendiri.
  2. Struktur keuangan konserfatif horizontal.Memberikan batas imbangan yang harus di pertahan kan oleh suatu perusahaan mengenai besarnya modal sendiri dengan besarnya aktiva tetap plus persediaan pengaman.
Sumber Dana
Setiap perusahaan selalu membutuhkan dana untuk membiayai oprasi perusahaan sehari hari, untuk investasi ataupun untuk keperluan lainya. Sumber dana yang di perlukan perusahaan jika di tinjau dari asalnya sumber dana bisa dipisahkan ke dalam 2 jenis yaitu;
  1. Sumber dan intern.Merupakan sumber dana yang berasal dari laba yang tidak dibagikan, modal yang di setorkan dari pemilik, cadangan cadangan dan sumber dana intensif, yaitu dana dari penyusutan penyusutan eksteren. 
  2. Sumber dana extteren.Merupakan sumber dana yang berasal dari luar perusahaa seperti pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainya,dan hasil penjualan saham kepada masyarakat di pasar modal.
Norma-Norma keuangan
Dalam melakukan kebijakan pendanaanya yaitu menentukan sumber dana dan besarnya jebutuhan dana untuk oprasi perusahaan, seorang manajer keuangan harus berpegang pada norma-normakeuangan yaitu;
1. Asas Likuiditas
Penarikan sumber dana yang dibutuhkan perusahaan, harus memperhatikan berapa lamanya dana tersebut akan dapat ditambahkan dalam asset perusahaan. Dengan kata lain harus mempertahankan periode perputaran dari dana yang tertanam di dalam asset tersebut.
2. Asas Solvabilitas
Penarikan sumber dana yang di butuhkan perusahaan harus mempertimbangkan sikap kejiwaan/psikologis dari para calon investor. Secara garis besar ada 2 sikap piskologis dari investor yaitu investor optimis dan mau menanggung resiko dan investor yang pesimis dan tidak mau menangguang resiko. Oleh karena itu, dalam menarik dana harus disesuaikan dengan kondisi dari investor.
3. Asas Rentabilitas
Penarikan dana yang dibutuhkan perusahaan harus mempertimbangkan konsekuensi untuk memberikan balas jasa baik dalam bentuk pembagian laba yang besarnya berubah-ubah maupun dalam bentuk pemberian bunga.
4. Asas Kekuasaan
Penarikan dana yang di butuhkan perusahaan harus memperhatikan kemungkinan ikut campurnya para pemodal/investor dalam manajemen perusahaan.
Lingkungan Manajemen Keuangan
Berdasarkan tujuan yang di inginkan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin dari harga sahamnya, mengharuskan manajer keuangan utuk memahami keputusan keputusan keuangan dan reaksi pasar terhadap keputusan-keputusan keuangan tersebut.
Pasar uang merupakan pasar untuk pemenuhan kebutuhan dana jangka pendek, sehingga pasar uang merupakan tempat untuk mempertemukan calon peminjam dan pihak yang mempunyai dana berlebih untuk dipinjamkan. Pasar uang terbentuk karena adanya penawaran dan permintaan dana jangka pendek dalam bentuk surat berharga seperti commercial paper, sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan sertifikat deposito atas unjuk.
Sedangkan pasar modal adalah pasar untuk transaksi jangka panjang seperti transaksi saham dan obligasi (hutang janngka panjang) yang di perjualbelikan di bursa saham contohnya BEJ.
Di samping pasar modal dan pasar uang yang dapat di gunakan oleh perusahaan utuk menarik dana, ada lembaga keuangan lainnya yang dapat dimanfaatkan. Lembaga keuangn adalah perantara yang menyalurkan tabungan para individu, perusahaan dan permintaan kepada peminjam atau investor(berupa kredit atau dana investor)

Lebaga keuangan di Indonesia

Lembaga Keuangan Bank
1. Bank umum
Merupakan bank yang dapat memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran salah satunya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa tabungan, giro, deposito berjangka, sertifikat deposito.
2. Bank perkreditan rakyat (BRI)
Merupakan Bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk tabungan, deposit berjangka.
3. Bank campuran
Merupakan bank umum yang di dirikan bersama oleh satu atau lebih bank umum yang berkedudukan di Indonesia dan memiliki oleh WNI, dengan satu atau lebih bank yang berkedudukan di luar negri.
Lembaga Keuangan Buakan Bank
Badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat.
a. Perusahaan sewa guna usaha
Merupakan badan usaha yang melakuakan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal untuk di gunakan pleh penyewa guna jangka waktu tertentu.
b. Perusahaan modal ventura
Merupakan badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pernyataan modal ke dalam perusahaan pasangan usaha untuk suatu jangka waktu tertentu.
c. Perusahaan piutang
Merupakan badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan pengalihan serta pengurusan piutang jangka pendek dari transaksi perdagangan dalam atau luar negri.
d. Perusahaan asuransi
Merupakan usaha jasa keuangan dengan menghimpun dan a masyarakat melalui pengumpulan premi asuransi, memberikan perlindungan kemungkinan imbulnya kerugian suatu peristiwa yang tdak pasti.
Tingkat bunga
`alokasikan modal di antara berbagai perusahaan di tentukan oleh tingkat bunga. Perusahaan dengan peluang investigasi yang sangat menguntukan akan bersedia dan mampu membayar imbalan tertinggi atas modal yang di guanakan, sehingga perusahaan cenderung akan menarik modal dari investasi yang kurang menguntukan.
Tingkat bunga merupakan kempensasi yang di bayarkan oleh pinjaman dana kepada yang member pnjaman. Sedangkan tingkat pengembalian yang di harapkan merupakan jasil yang di harapkan dari dana yang di investasikan.
Tingkat bunga nominal merupakan tingkat bunga yang ditentukan oleh yang meminjam atau yang dio jadikan pnjaman. Sedangkan, tingkat bunga efektif merupakan bunga yang sesungguhnya di bayarkan atau di terima

Peranan Dan Tujuan Manajemen Keuangan

Peranan Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan merupakan manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Fungsi-fungsi keuangan tersebut meliputi bagaimana memperoleh dana (rising of fund) dan bagaimana menggunakan dana tersebut (allocation of fund) Manajer keuangan berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi pada berbagai aktiva dan memilih sumber-sumber dana untuk membelanjai aktiva tersebut. Untuk memperoleh dana, manajer keuangan bisa memperolehnya dari dalam maupun luar perusahaan. Sumber dari luar perusahaan berasal dari pasar modal, bisa berbentuk hutang atau modal sendiri.
Manajemen keuangan dapat didefinisikan dari tugas dan tanggung jawab manajer keuangan. Tugas pokok manajemen keuangan antara lain meliputi keputusan berinvestasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian deviden suatu perusahan, dengan demikian tugas manajer keuangan adalah merencanakan untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Kegiatan penting lainnya yang harus dilakukan manajer keuangan menyangkut empat aspek yaitu :
  1. Manajer keuangan harus bekerjasama dengan para manajer lainnya yang bertanggung jawab atas perencanaan umum perusahaan.
  2. Manajer kuangan harus memusatkan perhatian pada berbagai keputusan investasi dan pembiayaan, dan berbagai hal yang berkaitan dengannya. 
  3. Manajer keuangan harus bekerjasama dengan para manajer di perusahaan agar perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin. 
  4. Manajer keuangan harus mampu menghubungkan perusahaan dengan pasar keuangan, dimana perusahaan dapat memperoleh dana dan surat berharga perusahaan dapat diperdagangkan.
Tujuan Manajemen Keuangan
Tujuan Manajemen Keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan . Dengan demikian apabila suatu saat perusahaan dijual, maka harganya dapat ditetapkan setinggi mungkin. Seorang manajer juga harus mampu menekan arus peredaran uang agar terhindar dari tindakan yang tidak diinginkan.
Secara normatif tujuan keputusan keuangan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan harga yang biasa dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Bagi perusahaan yang menerbitkan saham di pasar modal, harga saham yang diperjual berikan di bursa merupakan indikator nilai perusahaan.

Memaksimumkan nilai perusahaan (atau harga saham) tidak identik dengan memaksimumkan data per lembar saham (earning per share, EPS).
Hal ini disebabkan karena:
  • memaksimumkan EPS mengabaikan nilai waktu uang, dan
  • tidak memperhatikan faktor resiko.
Dengan demikian menaikkan nilai perusahaan tidak identik dengan memksimumkan laba, apabila laba diartikan sebagai laba akutansi. Sebaliknya, memaksimumkan nilai perusahaan akan identik dengan memksimumkan laba dalam pengertian ekonomi (economic profit). hal ini disebabkan karena laba ekonomi diartikan sebagai jumlah kekayaan yang bisa dikonsumsikan tanpa membuat pemilik kekayaan tersebut menjadi lebih miskin. Sayangnya konsep keuntungan ekonomi ini akan sulit diterapkan, sehingga kalau kita mendengar istilah laba dalam lingkup perusahaan, bisa dipastikan pengertiannya adalah pengertian akutansi.

Oleh karena itu tujuan pengelolaan keuangan tersebut sebenarnya bisa berlaku untuk siapa saja,bukan terbatas pada perusahaan. Hanya saja untuk level perusahaan ada beberapa kekhususan.
Kekhususan-kekhususan tersebut diantaranya adalah:
  1. Perusahaan dimiliki oleh lebih dari satu orang
  2. Ada peraturan-peraturan yang berlaku untuk perusahaan, akan tetapi tidak untuk individu.
  3. Penggunaan prinsip-prinsip akutansi untuk mencatat transaksi keuangan dalam perusahaan.
Tanggung Jawab Manager Keuangan

Manajemen keuangan dapat didefinisikan dari tugas dan tanggung jawab manajer keuangan Kesuksesan suatu perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan Manajer Keuangan untuk beradaptasi terhadap perubahan, meningkatkan dana perusahaan sehingga kebutuhan perusahaan dapat terpenuhi, investasi dalam aset-aset perusahaan dan kemampuan mengelolanya secara bijaksana. Apabila perusahaannya dapat dikembangkan dengan baik oleh Manajer Keuangan, maka pada gilirannya kondisi perekonomian secara keseluruhan juga menjadi lebih baik Seandainya secara lebih luas dana-dana dialokasikan secara tidak tepat, maka pertumbuhan ekonomi akan menjadi lambat..
Tugas pokok manajemen keuangan antara lain meliputi keputusan tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian deviden suatu perusahaan, dengan demikian tugas manajer keuangan adalah merencanakan untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Meskipun tugas dan tanggung jawabnya berlainan di setiap perusahaan, tugas pokok manajemen keuangan antara lain meliputi : keputusan tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian dividen suatu perusahaan (Weston dan Copeland, 1992: 2)

Manajer keuangan mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap apa yang telah dilakukannya. Adapun keputusan keuangan yang menjadi tanggung jawab manajer keuangan dikelompokkan ke dalam tiga jenis :
1. Mengambil keputusan investasi/pembelanjaan aktif (investment decision) menyangkut masalah pemilihan investasi yang diinginkan dari sekelompok kesempatan yang ada, memilih satu atau lebih alternatif investasi yang dinilai paling menguntungkan.
    • Implementasi dari allocation off funds (aktivitas penggunaan dana). 
    • Allocation of funds bisa dalam jangka pendek dalam bentuk working capital, berupa aktiva lancar atau jangka panjang dalam bentuk capital investment, berupa aktiva tetap.
    • Tercermin disisi aktiva (kiri) sebuah neraca. Komposisi aktiva harus ditetapkan misalnya berapa aktiva total yang dialokasikan untuk kas atau persediaan, aktiva yang secara ekonomis tidak dapat dipertahankan harus dikurangi, dihilangkan atau diganti.
2. Mengambil keputusan pendanaan/pembelanjaan pasif (financing decision) menyangkut masalah pemulihan berbagai bentuk sumber dana yang tersedia untuk melakukan investasi, memilih satu atau lebih alternatif pembelanjaan yang menimbulkan biaya paling murah.
  • Implementasi dari rasing of funds (aktivitas perolehan dana), meliputi besarnya dana, jangka waktu penggunaan, asalnya dana serta, persyaratan-persyaratan yang timbul karena penarikan dana tersebut.
  • Hasil financing dicision tercermin di sebelah kanan neraca. 
  • Raising of funds bisa diperoleh dari internal (modal sendiri) meliputi : saham preferen, saham biasa, laba ditahan dan cadangan, maupun eksternal (modal asing) jangka pendek maupun jangka panjang. Sumber dana jangka pendek, misalnya utang dagang (trade payabel atau open account) utang wesel (notes payable), utang gaji, utang pajak. Sumber dana jangka panjang misalnya, utang bank, dan obligasi.
3. Mengambil keputusan dividen (dividend decision) menyangkut masalah penentuan besarnya persentase dari laba yang akan dibayarkan sebagai dividen tunai kepada para pemegang saham, stabilitas pembayaran dividen, pembagian saham dividen dan pembelian kembali saham-saham.
  • Berhubungan dengan penentuan persentase dari keuntungan neto yang akan dibayarkan sebagai cash dividend.
  • Penentuan stock dividend dan pembelian kembali saham.