Inisiasi 1 Perilaku Konsumen

Monday, February 29, 2016
PEMAHAMAN KONSEP DAN STUDI PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN  
 
Pada masa ini, konsumen begitu dimanjakan dengan berbagai produk yang dapat dipilih untuk memenuhi kebutuhan hal ini membuat era produsen mengendalikan konsumen telah berlalu dan telah digantikan dengan era dimana konsumen memegang kendali. Konsumen yang mendikte produk apa yang seharusnya diproduksi oleh perusahaan. Perusahaan harus berfokus pada konsumen, konsumen adalah bagian terpenting dari perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu mengerti bagaimana konsumenya berperilaku.

Kenapa seorang remaja menyukai fast food sementara orang tuanya lebih menyukai makanan tradisional, kenapa kaum muda lebih senang belanja di mall sementara ibu-ibu lebih senang belanja di pasar tradisional, kenapa selera makan orang Jawa dengan orang Sumatera berbeda.

Apa yang melatarbelakangi keadaan itu?. Penjelasan terhadap pertanyaan-pertanyaan itu membutuhkan studi tentang perilaku konsumen.

A. KONSEP DASAR PERILAKU KONSUMEN

1. Pengertian Perilaku konsumen

Beberapa ahli telah mengemukakan definisi yang tidak persis sama tentang perilaku konsumen disebabkan adanya perbedaan sudut pandang. Perilaku manusia sangat komplek sehingga sangat sulit digambarkan dengan kata-kata. Namun untuk memperluas pemahaman tentang perilaku konsumen, akan disampaikan beberapa definisi perilaku konsumen dari beberapa pakar.

Pengertian perilaku konsumen
  1. Mowen (1998), mengatakan bahwa perilaku konsumen adalah studi unit-unit dan proses pembuatan keputusan yang terlibat dalam menerima, menggunakan dan penentuan barang, jasa, dan ide. Definisi tersebut menggunakan istilah unit-unit pembuat keputusan, karena keputusan bisa dibuat oleh individu atau kelompok. Definisi tersebut juga mengatakan bahwa konsumsi adalah proses yang diawali dengan penerimaan, konsumsi, dan diakhiri dengan penentuan (disposition). Tahap penerimaan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen terhadap produk, tahap konsumsi menganalisa bagaimana konsumen senyatanya menggunakan produk yang diperoleh. Tahap penentuan menunjukkan apa yang dilakukan konsumen setelah selesai menggunakan produk tersebut.
  2. Engel et al. (1994 ) perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses yang mendahului dan menyusul dari tindakan ini. 
  3. Schiffman dan Kanuk (2004), perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan oleh konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka 
  4. Loudon dan Della-Bitta (1993) perilaku konsumen dirumuskan sebagai proses pengambilan keputusan dan aktifitas fisik dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan, dan membuang barang atau jasa 
  5. Solmoon (2002) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai suatu studi terhadap proses yang dilalui individu atau kelompok ketika memilih , membeli, menggunakan atau membuang suatu produk, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka 
  6. Swastha dan Handoko (1987 : 9) mendifinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang dan jasa ekonomisalnya, termasuk kegiatan pengambilan keputusan. 
  7. Menurut Asosiasi Manajemen Amerika (AMA) adalah interaksi dinamisalnya antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian disekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka. Ada tiga ide penting dari difinisi tersebut
Berdasarkan pendapat para ahli diatas pda prinsipnya perilaku konsumen merupakan tindakan/perilaku, termasuk di dalamnya aspek-aspek yang mempengaruhi tindakan itu, yang berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan produk (barang dan jasa) guna memenuhi kebutuhannya sehingga Perilaku konsumen pada hakikatnya untuk memahami “why do consumers do what they do”. Dari definisi yang telah disebutkan diatas dapat disimpulkan bahwa Selanjtutny dapat disimpulkan bahwa perilaku kosumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pelaku yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam memperoleh, menggunakan, dan membuang produk-produk yang dikonsumsi.

2. Konsumen

Dalam kegiatan sehari-hari kita sering mendengar istilah konsumen dan pelanggan. Konsumen (consumer) merupakan istilah yang umum untuk menjelaskan setiap orang yang terlibat dengan suatu kegiatan, seperti yang tercantum pada definisi perilaku konsumen, yaitu mengevaluasi, memperoleh, menggunakan, dan membuang barang atau jasa. Pelanggan (customer) sering kali digunakan untuk menggambarkan sesorang yang secara rutin membeli suatu produk dari suatu toko atau perusahaan tertentu. Misalnya sesorang membeli pasta gigi merek PEPSODENT. Dengan demikian, pelanggan terkait dengan hubungannya dengan perusahaan tertentu, sedangkan konsumen tidak

Konsumen memiliki bebrpa peran dalam ketiga proses tersebut, yaitu :
  • Pencetus ide (initiator)
  • Pembeli (purchase/buyer)
  • Pembayar (Payer)
  • Pengguna/Pemakai (User)
  • Pemberi pengaruh (influencer)
  • Pengambil keputusan (decision maker)

Contoh :

Memilih sebuah furnitur dalam suatu keluarga:
  • Pencetus ide (initiator) : Ibu
  • Pembeli (purchase/buyer) : Ibu dan Ayah 
  • Pembayar (Payer) : Ayah 
  • Pengguna/Pemakai (User) : Keluarga 
  • Pemberi pengaruh (influencer) : Teman Ibu 
  • Pengambil keputusan (decision maker) : Ayah

Hal ini menunjukkan seorang konsumen dapat memiliki peran yang berbeda dan dalam suatu peran dapat dimiliki orang yang berbeda.

Konsumen dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
  1. konsumen individu (personal consumen)
  2. konsumen organisasi (organizational consumer)
Konsumen individu atau konsumen akhir adalah individu- individu yang melakukan pembelian untuk memenuhi kebutuhan pribadi/konsumsi rumah tangganya. Sedangkan konsumen organisasi atau lembaga adalah individu atau sekelompok individu yang melakukan pembelian atas nama dan untuk digunakan lembaga. Dalam hal ini bisa berarti perusahaan (orientasi bisns), lembaga pemerintah, dan Institusi atau sarana publik (universitas, rumah sakit dan lain-lain

Konsumen organisasi membeli dan mengonsumsi barang, peralatan, dan jasa atau pelayanan dengan tujuan agar kegiatan organisasi dapat berjalan dengan baik.

Perbedaan antara konsumen akhir dengan konsumen bisnis dapat dilihat secara lebih jelas pada Materi Pokok Perilaku Konsumen UT.

Keragaman konsumen sebagai individu, pengambil keputusan serta faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya akan semakin mempersulit untuk menyeragankan proses pendekatan yang dapat empengaruhi mereka untuk melakukan pembelian terhadap produk. Berbagai cara dilakukan perusahaan untuk meminimalisasi keragaman tersebut, diantaranya melalui pengelompokan konsumen yangmemiliki karakteristik tertentu sehingga diperkirakan mereka akan memperlihatkan perilaku pembelian yang hampir sama. Dalam manajemen pemasaran hal ini dikenal dengan Segmenting, targeting, dan positioning.

Segmentasi dapat dilakukan berdasarkan karakteristik geografi, demografi, psikografi, dan perilaku. Pengelompokan yang terkait dengan perilaku adalah mengelompokkan konsumen menurut frekuensi pembelian (misalnya : jarang, sering), manfaat produk (misalnya kualitas, harga, kenyamanan, kecepatan) status pemakai (misalnya bukan pemakai,pemakai yang pertama kali, pemakai kasang-kadang) tingkat pemakaian (misalnya sedikit, sedang, banyak), status kesetiaan (misalnya konsumen setia, sedang, sangat setia)

B. Perilaku Konsumen Sebagai Sebuah Studi


Memahami konsumen dan preses konsumsinya memberikan berbagai keuntungan antara lain: membantu manager dalam membuat keputusan, memberikan dasar teoritis bagi peneliti dalam menganalisa konsumen, membantu legislatif dan pemerintah dalam menyusun undang-undang dan membuat keputusan, dan membantu konsumen untuk membuat keputusan yang lebih baik. Lebih dari itu studi tentang konsumen dapat membantu kita untuk lebih memahami tentang faktor-faktor psikologi, sosiologi, dan ekonomi yang mempengaruhi perilaku manusia.

Analisis konsumen merupakan dasar dari manajemen pemasaran. Perencanaan dan strategi pemasaran harus disusun berdasarkan pemahaman akan konsumen yang menjadi target pasar bagi perusahaan. Pentingnya pemahaman mengenai konsumen dapat dijumpai dalam definisi pemasaran. Pengertian dari Pemasaran adalah: aktivitas manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Dari definisi tersebut ada dua hal penting. Pertama pemasar berusaha memuaskan kebutuhan dan keinginan orang lain. Kedua, pemasaran melibatkan studi tentang pertukaran dalam mana orang saling menyerahakn sumber daya. Agar menjadi pemasar yang berhasil mereka harus memahami fakor-fakor yang mempengaruhi keinginan dan kebutuhan konsumen.

Studi perilaku konsumen menurut Schiffman dan Kanuk (2004) berkembang menjadi suatu disiplin ilmu yang terpisah dimulai ketika para pemasar menyadari bahwa konsumen tidak selalu melakukan tindakan-tindakan atau memberikan reaksi sesuai dengan yang disarankan dalam teori-teori pemasaran yang ada.

Fenomena yang ditemui dalam masyarakat adalah :

1. Dalam Pasar Konsumen (konsumen individu)

Di satu sisi konsumen cenderung memiliki budaya ”pengikut’ (me too) terhadap adanya trend atau fashion di sisi lain konsumen juga menghendaki adanya produk terdiferensiasi (berbeda) yang mencerminkan kebutuhan, kepribadian, dan gaya yang hidup khas.

2. Dalam pasar industri (konsumen organisasi)

Dengan karakteristik kebutuhan terhadap barang dan jasa yang lebih homogen daripada pasar konsumen, konsumen organisasi juga memiliki preferensi yang berbeda-beda dan juga memiliki perilaku pembelian yang tidak mudah diprediksi

Menurut Mowen dan Minor (1999) beberapa alasan mempelajari perilaku konsumen dapat diiktisarkan sebagai berikut:
  1. Analisis konsumen menjadi dasar bagi para ahli/manager pemasaran. Hal ini membantu manajer dalam:
  • menyusun bauran pemasaran yaitu Produk (product), harga (price), promosi (promotion), dan tempat (place) 
  • segmentasi 
  • defferensiasi dan product positioning. 
  • menyediakan dasar analisis lingkungan 
  • mengembangkan riset pemasaran.
2 Analisis konsumen memainkan peranan kritis dalam pengembangan kebijakan publik.

3. Pengetahuan mengenai perilaku konsumen mengembangkan kemampuan konsumen untuk menjadi konsumen yang lebih efektif.

4. Analisis konsumen memberikan pengetahuan tentang perilaku manusia.

5. Studi perilaku konsumen memberikan 3 jenis informasi, yaitu:

a. Orientasi konsumen.

b. Fakta mengenai perilaku pembelian.

c. Teori yang membimbing dalam proses berfikir.

Secara sederhana variabel-variabel perilaku konsumen dapat dibagi kedalam 3 bagian yaitu :
  1. Faktor-faktor eksternal yang terdiri dari kebudayaan, kelas sosial, kelompok sosial dan referensi, dan keluarga.
  2. Faktor-faktor internal/individu yang terdiri dari motivasi, persepsi, kepribadian dan konsep diri, belajar dan sikap individu. 
  3. proses pengambilan keputusan yang terdiri dari 5 tahap yi; menganalisa keinginan dan kebutuhan, pencarian informasi, penilaian dan pemilihan alternatif, keputusan untuk membeli, dan perilaku sesudah pembelian.
C. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran

Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh produsen dan lembaga lainnya, Strategi pemasaran adalah satu-satunya variable yang dikendalikan oleh pemasar. Dalam hal ini, pemasar berusaha mempengaruhi konsumen dengan menggunakan stimuli-stimuli pemasaran seperti iklan dan sejenisnya agar konsumen bersedia memilih merek produk yang ditawarkan. Strategi pemasaran yang lazim dikembangkan oleh pemasar yaitu yang berhubungan dengan produk apa yang akan ditawarkan, penentuan harga jual, trategi promosinya dan bagaimana distribusinya.

Strategi pemasaran

Proses Pemasaran merupakan suatu siklus yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Proses Peyusunan Strategi Pemasaran

Strategi pemsaaran yang dikembangkan meliputi 4P. Langkah pertama yaitu

menentukan produk yang akan ditawarkan dengan segala pertimbangannya

misalnya kualitas, ukuran, bentuk, warna, kemasan dan lain-lain. Langkah kedua, menentukan berapa harga produk akan ditawarkan kepada konsumen, penentuan harga ini juga melalui banyak pertimbangan, kemudian menetukan saluran distribusi dan menentukan bauran promosi.

1. Strategi Produk

Dalam merancang suatu produk pemasar harus mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen

Segmentasi

Segmen diidentifikasi dengan mengelompokkan konsumen berdasarkan kebutuhan dan keinginan yang hampir sama, di mana Setiap subbagian dapat dijangkau dengan bauran pemasaran yang berbeda. Untuk consumer goods, segmen pasar dapat terdiri dari jutaan orang, masalah yang dihadapi para manager adalah dalam hal mengidentifikasi dasar-dasar segmentasi, variable-variabel apa yang dapat membedakan pengelompokan konsumen.

Ada empat klasifikasi variable segmentasi untuk pasar konsumen:

1.karakteristik seseorang,

2. sifat situasi di mana produk atau jasa dibeli,

3. geografi, dan

4. budaya dan subbudaya.

Positioning Produk

Usaha untuk mempengaruhi permintaan produk dengan mengembangkan dan mempromosikan sebuah produk dengan karakteristik spesifik yang membedakannya dari para pesaing.

Dua strategi positioning product : Spesific positioning, perusahaan berusaha menciptakan hubungan yang erat di antara produk, atribut kunci tertentu, dan manfaatnya di benak konsumen.

Strategi positioning kedua biasanya dilakukan oleh merek-merek yang bukan pemimpin pasar. Dalam pendekatan ini, yang disebut pemosisian kompetitif (competitive positioning), merek “sekunder” berusaha menempatkan diri dalam hubungannya dengan pemimpin pasar. Perusahaan yang menekankan pendekatan ini biasanya menggunakan beberapa jenis iklan komparatif.

2. Strategi Promosi.

Dalam strategi promosi, konsep dan prinsip perilaku konsumen memiliki andil yang besar dalam aplikasi strategi promosi, yang mencakup segala hal mulai dari periklanan ke penjualan perorangan ke promosi penjualan hingga hubungan masyarakat.

Sikap konsumen merupakan hal yang penting lainnya bagi para pembuat iklan. Banyak periklanan bertujuan menanamkan kepercayaan konsumen terhadap atribut sebuah produk. Para peneliti pasar tidak dapat mengetahui kepercayaan apa yang hendak mereka tanamkan sebelum mengidentifikasik atribut produk yang dipandang sangat penting bagi pasar target. Para pengiklan juga perlu mengetahu jenis pesan apa yang akan mempengaruhi kepercayaan. Haruskah daya tarik rasa takut dipergunakan ataukah para selebritis akan lebih efektif ? Haruskan iklan komparatif dilakukan ? Pengetahuan tentang formasi sikap dan perubahan dapat membantu manajer dalam menjawab jenis-jenis pertanyaan di atas ?

3. Penetapan Harga

Salah satu aplikasi prinsip perilaku konsumen dalam hal penetapan harga adalah memprediksi dampak perubahan harga terhadap konsumen. Yaitu, bagaimana para konsumen akan bereaksi apabila perusahaan menaikkan atau menurunkan harga produknya ? Persepsi memainkan peranan sentral di sini. Jika harga dinaikkan, sebaiknya kenaikan tersebut tidak melebihi yang dirasakan oeh konsumen, jika harga diturunkan, maka penurunannya harus cukup rendah sehingga sehingga para konsumen akan menerima perubahan yang signifikan ini.

4. Distribusi pemasaran.

Dalam hal tertentu, pemahaman tentang bagaimana konsumen mengambil keputusan pembelian, akan memiliki dampak terhadap distribusi produk. Yaitu, perilaku konsumen dalam melakukan pencarian harus mempengaruhi intensitas upaya distribusi perusahaan. Jika produk yang dibeli hanya memerlukan keterlibatan konsumen yang rendah, maka para konsumen mungkin tidak akan melakukan pencarian yang gencar sebelum melakukan pembelian. Oleh karenanya, perusahaan yang menjual produk dengan keterlibatan rendah harus menempatkan merek-merek mereka di banyak toko ritel, sehingga produk tersebut tersedia kapan saja konsumen memerlukannya. Coca cola merupakan contoh klasik dari strategi distribusi ini dengan tingkat ketersedian (availibilty) produknya yang tinggi.

Inisiasi 1 Inovasi Dan Strategi Produk

INOVASI DAN PRODUK BARU

PENGERTIAN INOVASI
Istilah inovasi banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Produk yang hadir di tengah-tengah masyarakat untuk memenuhi kebutuhan merupakan hasil inovasi yang selalu dilakukan terus-menerus. Munculnya berbagai inovasi di tengah masyarakat menyebabkan adanya pergeseran kebutuhan masyarakat. Semakin banyak produk dan jasa baru sebagai hasil inovasi, semakin banyak pula tingkat konsumsi masyarakat.
Inovasi banyak dilakukan perusahaan agar dapat bertahan di tengah persaingan pasar yang semakin kuat. Keberhasilan produk banyak sekali ditentukan oleh inovasi-inovasi yang dilakukan oleh perusahaan. Inovasi merupakan keseluruhan proses pada saat penemuan ditransformasikan menjadi sebuah produk komersial yang dapat dijual sehingga menghasilkan keuntungan.

Inovasi bukan sekedar membuat suatu produk baru, melainkan pengelolaan semua kegiatan yang terkait dengan proses penciptaan ide, pengembangan teknologi, produksi dan pemasaran suatu produk baru, proses manufaktur maupun peralatan. Beberapa inovasi dapat mengalami kegagalan sehingga tidak memberi keuntungan bagi perusahaan.


PROSES INOVASI
Proses Inovasi merupakan gabungan dari usaha kreatif individu, fungsi operasional dan aktifitas organisasi, serta arsitektur perusahaan. Terdapat dua input pendorong yaitu: perkembangan ilmu dan teknologi serta perubahan social dan kebutuhan pasar. Ketiga unsure tersebut bersama-sama akan menghasilkan usaha organisasi untuk mengembangkan pengetahuan, proses-proses sampai akhirnya mengembangkan produk.


TIPE DAN MODEL INOVASI
Inovasi industrial tidak hanya meliputi inovasi mayor (radikal) saja, tetapi inovasi minor berupa peningkatan penyerapan teknologi.
Beberapa tipe Inovasi yang ada:
Inovasi produk, inovasi proses, inovasi organisasi, inovasi manajemen, inovasi produksi, inovasi komersil atau pemasaran serta inovasi jasa.

MODEL INOVASI
Model inovasi yang ada adalah :
  • Model Kebetulan
  • Model Linear,
  • Model Rangkaian Simultan, dan
  • Model Interaktif.
Sumber : http://elearning.ut.ac.id/

Inisiasi 1 Manajemen Jasa

Peran Jasa Dalam Perekonomian
Pengertian Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan (oleh satu pihak kepada pihak lain) yang pada dasarnya tidak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan
Jasa memegang peran penting dalam pertumbuhan perekonomian karena jasa merupakan mata rantai dari semua sektor perekonomian; yang terlihat dari pengelompokan jasa sbb.:
  1. Business Services=>Finance, Banking, Consulting 
  2. Trade Services =>Retailing, Repair, Maintenance 
  3. Infrastucture services =>Transportation, Communication 
  4. Personal (Social) Services =>Health care, Restaurants 
  5. Public Administratipn Services =>Education, Government
Evolusi Ekonomi
Tahapan pertumbuhan aktifitas ekonomi
  1. Extractive =>Pertanian, Pertambangan, Perikanan dan Kehutanan 
  2. Goods producing  =>Manufacturing, Processing 
  3. Domestic Sevices =>Hotel dan Restoran, Salon kecantikan, Binatu ,Bengkel & reparasi 
  4. Trade and Commerce =>Transportasi, Komunikas, Bank, Lembaga Keuangan, Real Estate 
  5. Human Capacities =>Lembaga Kesehatan, Lembaga Pendidikan, Riset,Rekreasi
Produk jasa tidak berdiri sendiri, bisa terkait dengan barang (goods and service mix)
  • Jasa Murni: Jasa Medis, Akuntan, Pengacara, Konsultan dan Asuransi 
  • Jasa dilengkapi barang seperti; Angkiutan Udara & cargo, Hotel dsb
Sifat khusus dari jasa adalah dimana jasa yang ditawarkan tidak dapat dipisahkan dari mutu / kualitas yang menyediakan jasa itu sendiri sehingga harus diberikan perhatian atau penekanan khusus terhadap personal yang menawarkan jasa .

Sifat dasar sektor jasa

Karakter Jasa yang perlu kita ketahui
  1. Bersifat tidak burwujud / maya (intangible) sehingga penjual harus mampu menjelaskan kepada pembeli melalui alat,informasi dan penampilan
  2. Produk jasa tidak standar atau sulit dibakukan karena situasi dan pembeli ikut menentukan 
  3. Pengukuran efektivitas pelayanan bersifat subjectif 
  4. Dibeli dan dikonsumsi pada saat yang sama atau tidak dapat disimpan 
  5. Terdapat hubungan yang erat antara jasa yang ditawarkan dengan orang atau lembaga yang menawarkan jasa 
  6. Pilihan dipengaruhi emosi
  7. Berkaitan dengan keterampilan sehingga tidak bisa diproduksi secara massal 
  8. Usaha jasa sangat mementingkan unsur manusia 
  9. Distribusi langsung dari penawar kepada pembeli 
  10. Jasa tidak dapat disimpan sedangkan pada sisi lain permintaan tidak stabil
Strategi untuk mengatasi gap antara permintaan dan penawaran dengan cara:
  1. Memanipulasi penawaran dengan menggunakan tenaga kerja paruh waktu
  2. Memanipulasi permintaan dengan menggunakan tarif differensial dan sisten reservasi 
Perbedaan Manajemen Jasa dari Manajemen Manufaktur
  • Sejalan dengan sifat dasar sektor jasa dimana sektor jasa sangat mementingkan unsur manusia (emosi dan terdapat hubungan yang erat antara pemakai jasa dengan orang yang menawarkan jasa) serta situasi pembeli yang cukup menentukan, maka jelas bahwa manajemen jasa lebih menekankan pada peran orang baik itu pelanggan maupun petugas yang memberikan pelayanan
  • Dukungan kepada pelanggan merupakan tugas utama agar mutu layanan dapat meningkat ketingkat yang tepat 
  • Dukungan yang baik pada pelanggan akan menjadikan usaha berjalan lebih baik dan menciptakan terjadinya pembelian ulang oleh pelanggan 
  • Memperhatikan konsumen sama pentingnya dengan pengelolaan biaya dan pengendalian mutu dalam manajemen manufaktur.
Perbedaan Jasa dengan Manufaktur

Jasa : 
  1. Produk tidak terlihat (intangible) 
  2. Produk tidak dapat dijual kembali 
  3. Produk tidak ada sebelum dibeli 
  4. Produk tidak dapat disimpan 
  5. Produksi dan konsumsi berlaku serentak 
  6. Produksi dan konsumsi di lokasi yang sama 
  7. Fungsi produksi dan penjualan tidak dapat dipisah 
  8. Kepemilikan tidak dapat dipindahkan 
  9. Pembeli berperan dalam proses produksi 
  10. Membutuhkan kontak langsung
Manufaktur :
  1. Produk terlihat (tangible)
  2. Produk dapat dijual kembali 
  3. Produk dapat didemo / dipragakan 
  4. Produk dapat disimpan 
  5. Produksi mendahului konsumsi 
  6. Produksi dan konsumsi dapat di tempat terpisah 
  7. Fungsi produksi dan penjualan terpisah 
  8. Kepemilikan dapat dipindah 
  9. Penjual memproduksi 
  10. Memungkinkan kontak tidak langsung antara perusahaan dan pelanggan
Sumber : http://elearning.ut.ac.id/

Inisiasi 1 Uang Dan Peranannya Dalam Perekonomian

Perekonomian Barter dan Perekonomian Uang
Perdagangan telah dijalankan oleh berbagai masyarakat sejak masa lalu hingga masa kini. Berdasarkan sifatnya perekonomian dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu perekonomian barter dan perekonomian uang. Perekonomian barter adalah suatu sistem kegiatan ekonomi masyarakat yang kegiatan produksi dan perdagangannya masih sangat sederhana. Dalam sistm barter, kegiatan tukar menukar masih terbatas, dan jual-beli dilakukan dengan saling mempertukarkan barang (barter), yaitu barang ditukarkan dengan barang lainnya secara langsung.

Oleh karena sistem barter terbukti tidak efisien, maka digunakan sistem perekonomian uang. Perekonomian uang adalah perekonomian yang sudah menggunakan uang sebagai alat tukar dalam kegiatan perdagangan. Saat ini, semua Negara di dunia menggunakan perekonomian uang. Semakin modern suatu negara, semakin penting peranan uang dalam mendorong kegiatan perdagangan. Sejak berabad-abad yang lalu masyarakat telah menyadari manfaat atau fungsi uang. Peranan uang sangat penting dalam melancarkan kegiatan perdagangan. Tanpa uang kegiatana perdagangan menjadi sangat terbatas dan spesialisasi tidak dapat berkembang. Dengan mempelajari sistem barter, akan semakkin tampak pentingnya uang.

Beberapa kelemahan sistem barter dapat diuraikan sebagai berikut,

(a) Perekonomian Barter Memerlikan Kehendak Ganda yang Selaras. Kehendak ganda yang selaras adalah keinginan memiliki barang oleh tiap pihak melalui pertukaran barang yang diinginkan oleh pihak lain.


Sebagai contoh, Bu Karti ingin menukar baju yang dibuatnya dengan beras. Kebutuhan Pak Achmad mempunyai beras dari hasil sawahnya, dan ingin mencari baju seperti yang dibuat Bu Karti. Keadaan seperti itu memungkinkan berlakunya tukar menukar atau barter antara Bu arti dan Pak Achmad. Akan tetapi keadaan seperti itu tidak selalu berlaku. Bu Karti tidak dapat memperoleh beras apabila Pak Achmad tidak menginginkan baju. Sebaliknya, Pak Achmad tidak dapat menukar berasnya dengan Bu Karti karena ia hanya mempunyai baju untuk ditukarkan. Dengan kenyataan, kebutuhan Bu Karti atau Pak Achmad atau setiap orang tidak terbatas pada satu macam barang, melainkan berbagai macam barang.

(b) Dalam Perekonomian Barter Penentuan Harga Sulit Dilakukan. Melalui uang, nilai barang dapat ditentukan dalam bentuk harga.


Contohnya, harga satu kilogram beras Rp 1.000,00, harga seekor ayam Rp 2.500,00, dan harga sepotong baju Rp 15.000,00. Dari harga-harga tersebut dapat ditentukan perbandingan nilai antara satu barang dengan barang lainnya. Dari contoh tersebut menunjukkan bahwa nilai 1 potong baju = 6 ekor ayam = 15 kg beras.

Dalam perekonomian barter cara menentukan harga dengan menggunakan satuan uang tidak dapat dilakukan. Nilai pertukaran suatu barang dengan berbagai barang lain harus dibuat, seperti contoh di atas. Dalam contoh, harga baju dinilai berdasarkan jumlah ayam dan beras. Cara ini akan menyulitkan kegiatan tukar menukar dan perdagangan. 
(c) Perekonomian Barter Membatasi Pilihan Pembeli. Dalam sistem barter, setiap orang terikat pada syarat yang ditentukan para pihak yang menginginkan barang
 
Sebagai contoh, seorang petani ingin menjual sebagian padinya. Pada mulanya ia ingin menukar sebanyak 100 kg saja. Tetapi pihak yang memerlukan padi mempunyai sapi dan ia menginginkan 1.000 kg padi. Pilihan bagi petani adalah membatalkan menukar padinya atau menukarkan 1.000 kg padinya dengan sapi. Dalam perekonomian uang kedua keadaan itu tidak perlu terjadi, karena petani tersebut dapat dengan mudah menjual 100 kg padi. Uang dari penjualan tersebut dapat disimpan atau dibelikan barang lain yang diinginkan.

(d) Perekonomian Barter Menulitkan Pembayaran Masa Depan. Dalam perekonomian uang, dapat dilakukan penjualan secara kredit melalui perjanjian. Dalam perjanjian, nilai kredit dinyatakan dalam mata uang yang digunakan. Dalam sistem barter, penjualan kredit pun akan dibayar dalam bentuk barang. Akan tetapi, hal ini menyulitkan perdagangan karena (1) timbul masalah untuk menentukan jenis barang yang akan digunakan untuk pembayaran dan (2) harus dibuat perjanjian mengenai mutu barang yang akan digunakan sebagai pembayaran.

(e) Dalam perekonomian barter sulit menyimpan kekayaan. Dalam perekonomian modern kekayaan disimpan dalam bentuk uang atau harta yang bersifat uang, misalnya saham, deposito, dan tabungan di bank. Dalam perekonomian barter menyimpan kekayaan sulit dilakukan. Kekayaan harus disimpan dalam bentuk barang seperti rumah, ternak peliharaan, emas, dan perhiasan lain, atau tanah. Kekayaan seperti itu memerlukan tempat dan biaya penyimpanan atau biaya pemeliharaan. Dalam perekonomian uang, masyarakat mempunyai pilihan yang lebih banyak dalam menyimpan kekayaannya, dan tidak perlu seluruhnya dalam bentuk barang.

Definisi dan Kriteria Uang

Dari contoh kesulitan-kesulitan di atas, dapat kita simpulkan bahwa uang diciptakan dengan tujuan untuk melancarkan kegiatan tukar menukar dan perdagangan. Dengan demikian, uang didefinisikan sebagai segala sesuatu (benda) yang diterima oleh masyarakat sebagai alat perantara untuk mengadakan tukar menukar atau perdagangan. Dalam definisi ini, kata “diterima” berarti disepakati masyarakat sebagai alat perantara dalam kegiatan tukar menukar. Agar masyarakat menerima dan menyetujui penggunaan sesuatu benda sebagai uang, benda itu haruslah memenuhi beberapa kriteria (syarat) sebagai berikut:

  1. Diterima Umum. Masyarakat menerima uang karena uang berfungsi sebagai alat pertukaran barang atau jasa. Bagi masyarakat, fungsi uang tersebut sangat bermanfaat dibandingkan dengan sistem barter.
  2. Nilainya Tidak mengalami Perubahan dari waktu ke waktu. Sebagai alat tukar, uang mempunyai nilai yang perlu dijaga agar tetap stabil. Nilai uang boleh saja berubah, namun fluktuasinya (besar kecilnya nilai perubahan) adalah kecil. Apabila niali uang tidak stabil, uang tidak akan diterima secara umum, karena masyarakat akan menyimpan kekayaannya dalam bentuk barang-barang yang nilainya stabil. 
  3. Mudah Dibawa. Uang mudah dibawa untuk urusan setiap hari. Bahkan transaksi dalam jumlah besar sekalipun dapat dilakukan dengan uang dalam jumlah (secara fisik) yang sedikit sehingga mudah dan aman dibawa. 
  4. Mudah Disimpan Tanpa Mengurangi Nilainya. Uang mudah disimpan dengan aman tanpa mengurangi nilainya. 
  5. Tahan Lama. Setiap hari uang selalu berpindah dari satu tangan ke tangan lain. Semakin kecil nilai nominal uang (nilai yang tertera di lembaran uang), semakin sering uang itu berpindah tangan. Agar tidak mudah rusak, uang dibuat dari bahan kertas yang cukup ulet dan kuat, atau dari bahan logam. 
  6. Jumlahnya Tidak Berlebihan. Jumlah uang yang beredar seharusnya tidak berlebihan agar nilainya tidak turun. Maka, jumlah uang yang beredar haruslah mencukupi kebutuhan perekonomian (dunia usaha). Jika persediaan uang tidak cukup untuk mengimbangi kegiatan usaha, perdagangan akan macet. Hal ini menyebabkan pertukaran akan kembali pada perekonomian barter, yaitu barang ditukar dengan barang lainnya secara langsung. Oleh karena itu, bank Sentral sebagai instansi yang menciptakan uang haruslah mampu melihat perkembangan perekonomian. Bank Sentral harus mampu menyediakan uang yang cukup bagi perekonomian. Sebaliknya, Bank Sentral harus mengurangi jumlah uang yang beredar jika uang yang beredar terlalu banyak dibandingkan dengan kegiatan perekonomian. 
  7. Terdiri Atas Berbagai Nilai Nominal. Uang digunakan untuk memperlancar berbagai transaksi, baik dalam jumlah besar maupun kecil. Oleh karena itu, uang dicetak dalam berbagai nilai nominal agar mencukupi dan memperlancar transaksi jual-beli tersebut.
Fungsi Uang

Uang memiliki beberapa fungsi sebagai berikut.
  • Sebagai lat Perantaraan Untuk Tukar Menukar (Alat Tukar). Jika seseorang memiliki banyak uang, ia dapat menukarkannya dengan barang-barang yang diinginkan. Dengan adanya uang, kegiatan tukar menukar semakin lancer. Uang telah memungkinkan seseorang memperoleh barang yang diinginkan hanya dengan cara menemukan orang yang memiliki barang tersebut. Penjual barang dapat membelanjakan uangnya untuk membeli barang yang diperlukan orang lain. Jadi, dengan menggunakan uang dalam kegiatan tukar menukar maka waktu untuk melakukan kegiatan tersebut dapat dipersingkat, tenaga dihemat, dan kegiatan tukar menukar menjadi lebih sederhana. Berarti, uang telah melancarkan jalannya kegiatan perdagangan. Dengan demikian, uang berfungsi sebagai alat tukar (medium of exchange).
  • Sebagai Alat Satuan Hitung. Yang dimaksudkan dengan satuan hitung (unit of account) adalah satuan ukuran yang menentukan besarnya nilai berbagai jenis barang. Nilai suatu barang dapat dinyatakan dengan harga barang tersebut. Dengan adanya harga maka dapat dibandingkan nilai berbagai macam barang berdasarkan harganya. Tanpa uang nilai sesuatu barang harus dinyatakan dengan membandingkan nilai pertukaran berbagai jenis barang lainnya. Misalnya, untuk menentukan nilai seekor sapi harus dinyatakan dengan banyaknya beras, ayam, kambing, atau berbagai jenis barang lainnya yang diperlukan untuk memperoleh sapi tersebut. Penggunaan uang sebagai alat satuan hitung memudahkan masyarakar menentukan nialai sesuatu barang dengan cara menentukan nilai tukar barang tersebut dengan berbagai jenis barang lainnya. Misalnya harga sepasang sepatu Rp 20.000,00, sepotong baju Rp 10.000,00, dan sekilo beras Rp 1.000,00. Maka masyarakat tidak perlu bersusah payah membandingkan bahwa satu pasang sepatu sama nilainya dengan dua potong baju, atau sama nilainya dengan 20 kg beras. 
  • Sebagai Ukuran Pembayaran Masa Depan. Transaksi-transaksi barang atau jasa banyak dilakukan dengan mengadakan pembayaran tertunda (kredit). Para pembeli memperoleh barang terlebih dahulu dan pembayarannya dilakukan pada masa yang akan datang. Pihak pembeli kredit percaya bahwa pihak penerima barang tersebut akan mengembalikan atau melunasi pinjamannya pada waktu tertentu. Fungsi tersebut dapat dijalankannya dengan baik, jika nilai uang stabil. Nilai uang dikatakan stabil apabila sejumlah uang yang dibelanjakan akan tetap memperoleh barang-barang yang sama banyak dan sama mutunya dari waktu ke waktu. Apabila syarat ini tidak terpenuhi, maka fungsi uang sebagai ukuran pembayaran masa depan (standard for deferred payment) tidak akan dapat dijalankan dengan sempurna. Ada kemungkinan orang lebih suka menerima pembayaran yang akan datang dalam bentuk barang atau menghindari tukar menukar dengan pembayaran masa depan. Keadaan seperti itu selalu terjadi pada waktu harga-harga barang mengalami kenaikan yang cepat dari waktu ke waktu (inflasi). 
  • Sebagai Alat Penyimpan Kekayaan. Kekayaan seseorang dapat disimpan dalam bentuk uang. Dahulu, orang menyimpan kekayaan dalam bentuk barang, misalnya rumah, hewan peliharaan (sapi, kerbau, kambing, ayam), emas, atau barang-barang lainnya. Apabila harga-harga barang stabil, menyimpan kekayaan dalam bentuk uang lebih menguntungkan dibanding menyimpannya dalam bentu barang. Di dalam perekonomian yang sudah maju, jenis uang yang terutama adalah uang giral (cek, giro). Uang jenis ini tidak memerlukan biaya penyimpanan dan mudah mengurusnya. Penyimpanan dan pengurusan uang tersebut bukan dilakukan oleh pemiliknya, tetapi oleh bank-bank umum yang menyimpan uang itu. Meskipun uang tersebut tidak di tangan pemiliknya, ia dapat mudah menggunakannya. Caranya dengan menuliskan di selembar cek yang menunjukkan jumlah uang yang harus dibayarkan dan kepada siapa pembayaran itu harus dilakukan. Jenis kedua adalah uang kertas. Uang ini juga merupakan alat penyimpan kekayaan (store of value). Penyimpanannya tidak memerlukan biaya dan ruangan yang besar. Uang berfungsi sebagai alat penyimpan kekayaan yang lebih baik daripada menyimpan kekayaan berupa barang, jika nilai uang tidak mengalami perubahan yang berarti dari satu periode ke periode lainya. Apabila harga-harga selalu mengalami kenaikan yang pesat, nilai uang akan terus menerus mengalami kemerosotan. Maka, kekayaan yang berupa uang akan mengalami penurunan nilai jika dibandingkan dengan kekayaan yang berbentuk barang. Dalam keadaan demikian, uang bukanlah alat penyimpan kekayaan yang baik. Apabila keadaan seperti itu terjadi dalam perekonomian maka masyarakat akan beramai-ramai menggantikan kekayaan yang berupa uang menjadi kekayaan yang berbentuk barang, terutama berupa tanah, rumah, atau emas. Butir a dan b merupakan fungsi asli uang, sedangkan butir c dan d merupakan fungsi turunan uang.
Sejarah Penggunaan Uang
Sistem Barter

Pada zaman purba, atau pada masyarakat yang masih sangat sederhana, orang belum biasa menggunakan uang. Perdagangan dilakukan dengan cara langsung menukarkan barang dengan barang, lazim disebut barter. Cara ini bisa berjalan selama tukar menukar masih terbatas pada beberapa jenis barang saja. Akan tetapi, dalam masyakarat yang lebih maju, yang sudah mengenal spesialisasi, cara pertukaran barter ini semakin tidak sesuai lagi. Di muka telah diterangkan tentang kesulitan-kesulitan di dalam perekonomian barter.

A. Uang Barang.

Karena barter mengalami banyak kesulitan, maka dibutuhkan barang perantara yang dapat mempermudah pertukaran. Dengan kemajuan perdagangan, hampir dengan sendirinya timbul barang-barang yang disukai oleh setiap orang. Barang-barang tersebut mudah ditukarkan lagi dengan barang lain yang dibutuhkan. Dengan demikian barang tersebut berfungsi sebagai alat tukar menukar, sehingga dapat disebut uang. Oleh karena uang tersebut berupa barang, maka disebut uang barang. Bermacam-macam barang yang telah dipakai sebagai uang barang (commodity money) adalah kerang, ternak, batu intan, perhiasan, perkakas, the, beras dan tembakau. Uang barang memiliki kelemahan, yaitu sulit dibawa, disimpan atau dibagi-bagi.

B. Logam Mulia.


Tukar menukar dengan bantuan barang perantara masih jauh dari memuaskan. Untuk itu maka orang mencari barang yang lebih praktis sebagai alat penukar. Yang paling banyak dipakai adalah logam mulia (khususnya emas dan perak). Jenis uang ini selama kurang lebih dua puluh lima abad merupakan mata uang yg paling banyak digunakan oleh berbagai negara. Emas dan perak mempunyai cirri-ciri yang diperlukan untuk menjadi uang yang baik. Ciri-ciri tersebut sebagai berikut;
  1. Dapat digunakan sebagai perhiasan.
  2. Emas maupun perak masing-masing mempunyai mutu yang sama.
  3. Keduanya tidak mudah rusak, dan dapat dengan mudah dibagi-bagi / dipotong-potong apabila diperlukan.
  4. Jumlahnya sangat terbatas dan untuk memperolehnya perlu biaya dan usaha.
  5. Kedua barang itu sangat stabil nilainya, yaitu tidak berubah mutunya dalam jangka waktu panjang dan tidak mengalami kerusakan.
Semula potongan-potongan logam mulia setiap kali harus ditimbang dan ditentukan kadarnya untuk menentukan nilainya. Karena hal ini merepotkan, lambat laun para raja / penguasa setempat mulai menempa mata uang. Potongan-potongan logam mulia diberi bentuk tertentu (biasanya kepingan), diberi gambar (raja) atau cap resmi sebagai jaminan berat dan kadarnya, kemudian juga diberi angka yang menyatakan nilainya. Nilai bahan uang (emas atau perak yang termuat di dalamnya) disebut nilai intrinsic. Sedangkan angka yang dicap pada mata uang untuk menyatakan nilainya menunjukkan nilai nominal mata uang itu. Semula nilai nominal uang sama dengan nilai intrinsiknya (nilai fisik uang).

Uang yang terbuat dari emas dan perak telah mulai digunakan sejak abad ketujuh sebelum masehi. Sampai abad yang lalu mata uang emas dan perak merupakan uang yang paling penting dan paling banyak digunakan. Kemajuan ekonomi yang dicapai sesudah Revolusi Industri menyebabkan perdagangan berkembang pesat. Permintaan terhadap emas dan perak sebagai uang bertambah dengan sangat pesat pula. Maka kesulitan-kesulitan mulai timbul dalam menggunakan kedua logam tersebut sebagai uang.

Sebab-sebab utama dari kesulitan tersebut sebagai berikut;
  1. Emas dan Perak Memerlukan Tempat Penyimpanan yang Agak Besar. Pada waktu transaksi belum begitu besar nilainya, penyimpanan uang (emas dan perak) belum menjadi masalah, karena belum memerlukan banyak ruangan. Kemajuan ekonomi diikuti pula oleh perkembangan perdagangan sehingga besarnya nilai transaksinya berlipat.
  2. Emas dan Perak Merupakan Benda yang Berat. Dalam transaksi yang nilainya kecil hanya dibutuhkan sejumlah kecil mata uang emas dan perak. Berat benda tersebut belum menimbulkan kesulitan para pihak yang melakukan transaksi. Berhubung perekonomian bertambah maju, nilai transaksi meningkat berkali-kali lipat, sehingga perdagangan memerlukan mata uang emas dan perak yang banyak sekali jumlahnya. Hal ini menimbulkan masalah untuk membawanya dari satu tempat ke tempat lain.
  3. Emas dan Perak Sulit untuk Ditambah Jumlahnya. Dalam dua abad belakangan ini perdagangan berkembang sangat pesat, sedangkan pertambahan emas dan perak tidak secepat perkembangan perdagangan. Ketidakseimbangan ini dapat menghalangi perkembangan perdagangan, karena terhambat oleh kurangnya uang. Untuk pemakaian sehari-hari di pasar dibutuhkan uang kecil. Keperluan ini sulit dilayani oleh mata uang emas yang nilainya tinggi. Sebenarnya orang dapat menempa mata uang dengan kadar emas yang lebih rendah. Akan tetapi kebanyakan digunakan logam-logam lain (misalnya perunggu atau tembaga) untuk membuat uang kecil. Dengan demikian ada dua-tiga macam uang logam yang beredar sekaligus, dengan perbandingan nilai sesuai dengan nilai intrinsiknya masing-masing. Hal ini berlangsung sampai berabad-abad lamanya.

Kalau hanya satu jenis logam mulia dipakai sebagai dasar uang induk, dinamakan monometalisme (mono = tunggal, metal = logam). Kenyataannya banyak negara yang dahulu mempergunakan dua macam logam mulia sebagai bahan pembuat uang, yaitu emas dan perak. Ini disebut bi-metalisme (artinya dua logam). Perbandingan nilai antara uang emas dan perak ditetapkan dengan undang-undang. Misalnya 1 mata uang emas = 25 mata uang perak. Perbandingan nilai ini ditentukan berdasarkan perbandingan nilai bahan yang berlaku pada waktu itu.

Pemakaian dua macam logam (emas dan perak) dengan perbandingan tertentu yang ditetapkan dengan undang-undang ini menimbulkan persoalan. Sebab emas dan perak, disamping dipakai sebagai bahan pembuat mata uang, juga digunakan untuk tujuan-tujuan lain (seperti perhiasan) dan diperjualbelikan di pasaran bebas. Harganya di pasar dapat naik atau turun, sesuai dengan perkembangan permintaan dan penawaran, terutama harga perak tidak begitu stabil. Hal inilah yang menimbulkan persoalan.

Semula nilai nominal mata uang logam ditetapkan sesuai dengan nilai intrinsiknya. Jika harga (bahan) perak di pasar turun maka nilai intrinsic mata uang perak juga merosot. Padahal mata uang perak sudah ditempa dengan nilai nominal tertentu. Dengan perubahan harga perak di pasaran, terjadi perbedaan (selisih) antara nilai nominal mata uang perak dengan nilai intrinsiknya. Nilai adalah nilai yang sudah ditetapkan dengan undang-undang dan dicapkan pada mata uang. Nilai intrinsic adalah nilai perak bahan pembuat mata uang. Dengan demikian perbandingan nilai antara mata uang perak dan mata uang emas juga menjadi kacau. Misalnya semula perbandingan nilai emas dan perak 1 : 25. Dengan turunnya harga perak maka perbandingan nilai resmi (nominal) masih tetap 1 : 25, tetapi perbandingan nilai menurut harga pasar 1 : 30. Akibatnya, orang akan mempergunakan uang perak karena nilai intrinsiknya merosot. Misalnya untuk membayar pajak, melunasi utang dan membeli barang-barang. Sedangkan mata uang emas yang masih “utuh” nilainya ditahan dan bahkan hilang dari peredaran.

Hal seperti itu dialami di banyak negara, yang oleh Thomas Gresham (dinamakan Hukum Gresham) dirumuskan sebagai “Uang yang jelek menyingkirkan uang yang bagus”. (Bad money drives out good money). Yang dimaksud dengan bad money adalah uang yang nilai bahannya (nilai intrinsiknya) lebih rendah daripada nilai nominalnya, atau yang sudah rusak / cacat. Sedangkan good money adalah uang yang nilai intrinsiknya masih utuh, tidak berbeda dengan nilai nominalnya. Apabila suatu negara memakai uang emas dan uang perak sekaligus dengan perbandingan nilai yang ditetapkan dengan undang-undang berdasarkan nilai intrinsic, tetapi kemudian terjadi perubahan dalam perbandingan nilai nyata / riil maka Hukum Gresham mulai berlaku dan uang yang bagus akan menghilang dari peredaran.

Dengan demikian, tidak mungkin ada dua macam uang logam mulia beredar sekaligus dengan perbandingan nilai yang tetap (ditetapkan dengan undang-undang). Kecuali, jika salah satu dari keduanya diberi nilai (nominal) yang oleh pemerintah ditetapkan lepas dari nilai bahannya. Dengan kata lain, hanya ada satu macam logam mulia yang dipakai sebagai standar yang bernilai penuh, sedangkan mata uang lainnya tidak bernilai penuh. Uang yang nilai nominalnya lebih besar daripada nilai intrinsiknya itu disebut uang tanda (token money), yang pertama kali diresmikan di Inggris pada tahun 1816. Dalam hal ini pemerintah mengedarkan uang yang nilai resminya menyimpang (lebih tinggi) dari nilai bahannya. Dengan demikian nilai uang sudah tidak ditentukan oleh nilai bahannya, melainkan oleh angka yang tertera / dicap di atasnya (nilai nominalnya).

Masyarakat tetap mau menerima uang seperti itu karena pemerintah menjamin nilai buatan tersebut. Pemerintah bersedia menerima uang tanda tadi untuk pembayaran pajak, dan menjamin uang tanda dapat ditukarkan dengan uang standar yang bernilai penuh. Ketika uang tanda mulai diterima umum, pemerintah dan dunia perbankan juga mulai mengedarkan uang kertas (yang sama sekali tidak ada nilai intrinsiknya) untuk tujuan yang sama. Dengan demikian, kaitan antara nilai uang dan nilai bahannya lepas sama sekali.

C. Uang Kertas


Penggunaan uang kertas sebagai alat perantaraan perdagangan berkembang sangat pesat lebih-lebih setelah bank-bank umum mengeluarkan uang kertas tanpa terlebih dahulu menerima emas dari para nasabahnya. Apabila di dalam perekonomian telah terjadi kebutuhan yang mendesak akan uang, maka bank-bank umum akan bersedia menyediakannya sampai pada suatu jumlah maksimum tertentu. Dengan demikian, setelah periode tersebut uang kertas yang beredar telah melebihi nilai emas yang disimpan oleh bank-bank umum.

Masyarakat masih tetap bersedia menggunakan uang kertas karena di atas uang kertas tersebut tertera janji bank umum. Isinya : apabila pemegangnya ingin menggantikan uang tersebut dengan emas, bank umum setiap waktu bersedia melakukannya. Jadi, emas yang ada di bank-bank umum (yang dipercayakan kepada bank-bank itu untuk disimpan) akan digunakan oleh bank-bank umum sebagai cadangan untuk mencetak lebih banyak uang kertas.

Di dalam keadaan politik dan perekonomian yang stabil para pemegang uang kertas tidak akan menukarkannya dengan uang. Oleh sebab itu, uang kertas yang diciptakan melebihi nilai emas yang disimpan, bank-bank umum akan selalu dapat memenuhi keinginan beberapa pemegang uang yang ingin menukarkannya dengan emas. Dewasa ini kaitan antara emas dengan uang kertas sudah hampir lepas sama sekali. Uang kertas sudah tidak mewakili sejumlah emasdan menjadi alat tukar belaka yang diterima umum.Oleh pemrintah uang kertas dinyatakan sebagai alat pembayar yang sah (legal tender ).Uang kertas yang sekarang digunakan di berbagai negara tidak dikeluarkan oleh bank-bank umum,melainkan oleh Bank Sentral.Bank Sentral adalah bank yang bertindak sebagai bank untuk bank –bank umum. Sekarang bank umum tidak diberi kekuasaan lagi oleh pemerintah untuk mengeluarkan uang kertas. Di Indonesia hanya ada satu bank yang berhak mengedarkan uang kertas, yaitu Bank Indonesia sebagai Bank Sentral.Bank yang diberi hak tunggal mengedarkan uang (kertas dan logam) disebut Bank Sirkulasi. Semua emas moneter,yang dijadikan sebagai jaminan keuangan, dipusatkan pada Bank Indonesia dan dipakai sebagai cadangan dan / atau untuk alat pembayaran internasional.

D. Uang Giral

Bank-bank umum sudah tidak mempunyai kekuasaan lagi untuk mengeluarkan uang kertas. Meskipun demikian, kekuasaannya untuk menciptakan uang tidak lenyap. Bahkan, sekarang ini kekuasaan bank-bank umum untuk menciptakan uang menjadi sangat besar. Kekuasaan itu harus dikendalikan dengan sungguh-sungguh oleh pemerintah, agar tidak menimbulkan akibat-akibat buruk terhadap perekonomian. Di negara-negara yang maju sistem keuangannya, bank-bank umum merupakan pencipta uang yang utama. Uang yang diciptakan oleh bank-bank umum dinamakan uang giral.

Apabila seseorang atau suatu perusahaan menitipkan uang di sebuah bank umum, dikatakan orang / perusahaan tersebut membuka rekening Koran pada bank tersebut. Dengan demikian, bentuk uangnya berubah, yaitu dari lembaran-lembaran uang kertas menjadi uang giral berupa catatan dalam buku-buku bank. Rekening bank ini tetap mempunyai sifat uang, karena orang dapat membayar pihak lain dengan uang itu. Hanya cara pembayaran menjadi lain. Pembayaran dilakukan dengan perantara surat yang disebut cek. Cek adalah surat perintah kepada bank untuk membayar sejumlah uang dari rekening Koran kepada orang yang disebutkan pada cek tersebut. Pihak yang menerima cek itu kemudian pergi ke bank untuk menguangkan cek tersebut (ditukarkan dengan uang).

Misalnya, PT Artomoro harus membayar utang kepada Pak Heru. PT Artomoro mempunyai rekening di Bank BNI. Untuk melunasi utangnya, PT Artomoro menulis sebuah cek yang diserahkan kepada Pak Heru. Dengan membawa cek tersebut Pak Heru pergi ke Bank BNI dan menerima uangnya. Dalam pembukuan bank, jumlah uang tersebut dipotong dari rekening PT Artomoro. Artinya, uang simpanan PT Artomoro di Bank BNI berkurang sejumlah yang dituliskan dalam cek tersebut.

Apabila kedua belah pihak, mempunyai rekening di bank maka pembayaran utang dapat diselesaikan dengan pemindahbukuan. Jumlah yang harus dibayar oleh PT Artomoro dikurangkan dari rekeningnya di Bank BNI dan ditambahkan pada rekening Pak Heru di bank tempat ia menyimpan uang (membuka rekening). Untuk itu dipergunakan surat yang disebut bilyet giro. Bilyet Giro adalah surat perintah membayar dengan jalan pemindahbukuan. Dalam hal ini pembayaran sudah sama sekali tidak lagi mempergunakan “mata uang” yang berwujud mata uang atau barang material.

Peranan Uang

Dalam masyarakat yang masih primitif belum terdapat pembagian kerja. Sedangkan pada tingkat masyarakat yang lebih maju atau masyarakat yang sudah melakukan tukar menukar, telah tampak adanya spesialisasi pekerjaan. Tidak seluruh kebutuhan harus diproduksikan oleh setiap individu, sebagaimana pada masyarakat primitif. Dengan adanya uang, memungkinkan terlaksananya pembagian kerja yang lebih sempurna seperti yang kita temui sekarang ini. Dalam masyarakat maju, hampir tidak ada seseorang yang menghasilkan suatu barang sejak proses produksi yang pertama hingga menjadi barang jadi. Tiap tahap proses produksi dikerjakan oleh orang atau bagian khusus. Pembagian kerja seperti itu (biasanya melalui sistem ban berjalan) akan mempermudah pekerjaan dan melipatgandakan hasil produksi. Adanya uang, yang berfungsi sebagai alat perantaraan untuk tukar menukar mempermudah terselenggaranya pembagian kerja. Terbukti, uang sangat berperanan dalam proses terciptanya spesialisasi pekerjaan. Jadi, peranan uang dalam perekonomian terutama dalam produksi dan pertukaran / konsumsi masyarakat.

Spesialisasi menyebabkan hasil produksi berlipat ganda. Hal ini dapat dibandingkan dengan keadaan ketika orang-orang masih melakukan beraneka ragam pekerjaan. Selain menciptakan spesialisasi, uang menentukan pula arah produksi, konsumsi dan kegiatan ekonomi. Apabila harga suatu barang meningkat, konsumen akan mengubah arah permintaannya terhadap barang-barang atau jasa yang masih dalam kesanggupan daya belinya. Produsen akan mengurangi produksi apabila permintaan menurun (karena adanya kenaikan harga), dan sebaliknya. Dengan demikian, arah produksi dan arah konsumsi cenderung mengikuti perubahan-perubahan daya beli uang.

Jika uang belum memegang peranan penting, arah produksi dan konsumsi pada umumnya tidak mengalami perubahan-perubahan yang besar untuk jangka waktu agak lama. Kenaikan harga barang-barang (inflasi), timbul karena digunakannya uang dalam masyarakat. Gejolak naik turunnya harga barang-barang tidak begitu besar dalam perekonomian barter. Hanya dalam perekonomian uang masalah inflasi atau deflasi timbul.
  
Permintaan Uang
a. Teori Kuantitas (Klasik)

Teori Kuantitas (Quantity Theory) uang adalah teori ekonomi mengenai permintaan uang (demand for money). Teori kuantitas tergolong sangat tua namun masih memadai dengan keadaan saat ini. Teori kuantitas uang membahas penyebab utama terjadinya perubahan nilai uang atau tingkat harga.

Teori ini menyatakan bahwa perubahan nilai uang atau tingkat harga merupakan akibat adanya perubahan jumlah uang beredar. Seperti halnya benda-benda ekonomi lainnya (ingat, bahwa uang juga merupakan barang ekonomi), bertambahnya jumlah uang yang beredar dalam masyarakat akan mengakibatkan turunnya nilai mata uang. Menurunnya nilai uang sama artinya dengan naiknya tingkat harga. Menurut teori kuantitas uang, bertambahnya jumlah uang yang beredar cenderung mengakibatkan naiknya tingkat harga (inflasi), dan sebaliknya.

Teori kuantitas uang dikemukakan oleh Irving Fisher. Ia mengemukakan persamaan yang dinamakan persamaan pertukaran (equation of exchange) Persamaan pertukaran dinyatakan sebagai berikut:

MV = PT, dimana

M         =          jumlah uang beredar/penawaran uang (money suplly)
V          =          kecepatan peredaran uang (velocity circulation of moneya)
P          =          tingkat harga-harga (price level)
T          =          jumlah barang-barang dan jasa-jasa yang diperjual-belikan dalam satu tahun tertentu (transaction)

Di dalam persamaan tersebut, M sama dengan jumlah uang kertas, logam, dan uang giral yang beredar (terdapat) dalam perekonomian. Kecepatan peredaran uang (V) ditentukan berdasarkan berapa seringnya uang beredar yang terdapat dalam masyarakat berpindah tangan dalam satu tahun. Apabila setiap jenis uang secara rata-rata berpindah tangan sebanyak sepuluh kali dalam satu tahun, maka V adalah sepuluh.

Nilai P ditentukan berdasarkan indeks harga. Di dalam perekonomian terdapat banyak jenis barang dan harganya berbeda-beda pula. Dari waktu ke waktu harga-harga mengalami perubahan yang berbeda. Adalah tidak mungkin untuk menggambarkan semua keadaan ini dalam persamaan di atas. Untuk menunjukkan keadaan harga-harga dan perubahannya dari tahun ke tahun, digunakan indeks harga beserta perubahan-perubahannya. T menunjukkan jumlah barang-barang jadi dan barang-barang setengah jadi yang diperjualbelikan.

Perlu diingat bahwa PT tidak sama nilainya dengan pendapatan nasional. Penadapatan Nasional (BAB II) adalah nilai seluruh barang jadi yang dihasilkan oleh suatu negara dalam satu tahun tertentu. Nilai tersebut diperoleh dengan menjumlahkan hasil perkalian tiap-tiap barang jadi dan jasa dengan harga-harganya.

Sedangkan PT adalah penjumlahanj hasil perkalian tiap-tiap barang yang termasuk pendapatan nasional dengan harga-harganya, ditambah dengan hasil perkalian tiap-tiap barang setengah jadi dengan harga-harganya. Singkatnya, PT meliputi pendapatan nasional ditambah nilai transaksi barang-barang setengah jadi. Berarti nilai PT lebih besar dari pendapatan nasional. Dalam teori kuantitas diasumsikan (dianggap) bahwa kecepatan peredaran uang adalah tetap; dan penggunaan tenaga kerja penuh (fullemployment) sudah tercapai.

Berdasarkan asumsi tersebut maka dalam persamaan MV = PT, besarnya faktor V dan T adalah tetap (konstan). T dianggap tetap karena pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh, pendapatan nasional tidak dapat ditambah lagi. Jumlah barang-barang yang diperjualbelikan (ditransaksikan) pun tidak mengalami perubahan. Setiap perubahan jumlah uang beredar (M) akan menimbulkan perubahan yang sama tingkatnya terhadap harga-harag (P).

Ahli-ahli ekonomi Klasik berpendapat bahwa kecepatan peredaran uang (V) adalah tetap. Mereka beranggapan bahwa jumlah uang beredar dan pertambahannya tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap kecepatan peredaran uang. Menurut mereka kecepatan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor teknis. Faktor-faktor tersebut antara lain sistem pembayaran gaji dalam masyarakat, kebiasaaan masyarakat dalam melakukan perdagangan, efisienai sistem pengangkutan, dan kepadatan penduduk.

Kesimpulan teori kuantitas uang oleh Irving Fisher yaitu perubahan jumlah uang beredar akan menimbulkan perubahan yang sama besarnya terhadap harga-harga, dan dalam arah yang bersamaan. Maksudnya, bila uang beredar bertambah sebanyak 5%, maka tingkat harga-harga juga akan bertambah (inflasi) sebanyak 5%, dan sebaliknya.

b. Teori Keynes

Kritik Keynes Terhadap Teori Kuantitas. John Maynard Keynes mengajukan kritik terhadap teori para ahli ekonomi Klasik atas pandangan mereka mengenai pengaruh uang terhadap harga-harga dan tingkat kegiatan ekonomi. Teori kuantitas menyatakan bahwa : (a) perubahan jumlah uang beredar akan menimbulkan perubahan yang sama tingkatnya terhadap harga-harga; (b) perubahan jumlah uang beredar tidak akan menimbulkan perubahan terhadap penadapatan nasional.

Keynes mengkritik teori dengan mengajukan pendapatan mengenai korelasi antara uang yang beredar dengan harga-harga, sebagai berikut; (a) Keynes sependapat bahwa pertambahan jumlah uang beredar dapat menaikkan harga-harga. Sekalipun demikian, kenaikan harga-harga tidak selalu sebanding dengan kenaikan jumlah uang beredar. Oleh karena itu, kenaikan jumlah uang beredar tidak selalu menimbulkan perubahan terhadap harga-harga. Dalam perekonomian yang menghadapi masalah pengangguran serius, pertambahan jumlah uang beredar tidak akan mempengaruhi harga-harga. (b) Kenaikan harga-harga dipengaruhi oleh kenaikan jumlah uang beredar maupun kenaikan biaya produksi. Meskipun jumlah uang beredar tidak mengalami perubahan, tetapi apabila biaya produksi bertambah tinggi, akan terjadi kenaikan harga-harga.

Para ahli ekonomi Klasik berpendapat bahwa perekonomian selalu mencapai penggunaan tenaga kerja penuh, dan pertambahan jumlah uang beredar tidak dapat menaikkan produksi. Dalam teori Keynes tidak digunakan asumsi bahwa perekonomia selalu mencapai penggunaan tenaga kerja penuh. Oleh karena itu, Keynes berpendapat bahwa pertambahan jumlah uang beredar akan menaikkan pendapatan nasional.

Motif Memegang Uang. Menurut Keynes, motif (alasan) masyarakat memegang uang adalah sebagai beriku
t
:
  1. Motif Transaksi (Transaction Motive). Di dalam perekonomian moderndengan tingkat spesialisasi yang tinggi, uang sangat diperlukan. Spesialisasi yaitu keadaan setiap orang telah dapat mengkhususkan diri pada pekerjaan yang ia sukai dan sesuai keahliannya. Setiap orang yang bekerja ingin memperoleh upah atau uang untuk membeli (transaksi) barang-barang kebutuhannya. Jumlah permintaan uang untuk tujuan transaksi tergantung pada besarnya pendapatan. Semakin tinggi pendapatan seseorang semakin banyak jumlah uang yang digunakan untuk melakukan transaksi.
  2. Motif Berjaga-jaga (Precautionary Motive). Oleh masyarakat, uang digunakan untuk memenuhi kebutuhan masa depan yang tidak dapat diduga sebelumnya. Hal-hal yang tak terduga, misalnya anggota keluarga yang sakit atau kedatangan tamu dari luar kota. Untuk menghadapi keperluan semacam itu masyarakatmerasa perlu memegang uang untuk keperluan berjaga-jaga. Besarnya uang yang disimpan untuk berjaga-jaga juga ditentukan oleh besarnya pendapatan.
  3. Motif Spekulasi (Speculative Motive). Spekulasi berarti membuat pilihan dengan harapan mendapatkan hasil yang tinggi. Contohnya membeli surat-surat berharga obligasi dan saham perusahaan. Faktor yang menentukan dalam melakukan pilihan ini adalah hasil yang akan diperoleh dari pemilikan surat-surat berharga tersebut. Para pemegang uang akan bersedia memiliki surat-surat berharga apabila surat berharga tersebut memberikan tingkat pendapatan yang tinggi. Jika tidak, niscaya mereka akan lebih suka memegang uang. Dengan demikian permintaan uang untuk tujuan spekulasi ditentukan oleh tingkat bunga.



REFERENSI:

Boediono, Dr. 1985. Ekonomi Moneter. Yogyakarta: BPFE.

Irawan dan Siparmoko, M. 1981. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: BPFE.

Hatta, Mohammad, Dr. 1971. Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun. Jakarta: PKPN.

Mubyanto. 1988. Sistem dan Moral Ekonomi Indonesia. Jakarta: LP3ES.

Sadono, Sukirno. 1981. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Bina Grafika.

Samuelson, Paul A. 1991. Ekonomi 1. Jakarta: Erlangga.

---------. 1991. Ekonomi 2. Jakarta: Erlangga.


Fungsi DLMS

Friday, February 12, 2016
Apa itu DLMS...?? (Driverack DBX-260)

Saya menulis Postingan Ini karena banyak Sound Man tidak tahu apa itu DLMS, banyak yang mengira DLMS adalah router dari alat meereka.

Sebenarnya Apa itu DLMS..?
DLMS adalah kependekan dari "Digital Loudspeaker Management System" atau biasa disebut Drive Rack / Management.. DLMS sendiri memiliki berbagai merk antara lain DBX, Behringer, dll.
Berikut adalah beberapa ulasan saya mengenai Drive Rack / Management Merk DBX _260

Driverack DBX-260 DBX Driverack 260 adalah salah satu DLMS (Digital Loudspeaker Mnagement System) keluaran dari perusahaan Harman. Yang tentunya sudah tidak perlu diragukan lagi bagaimana kualitas dari produk ini. Disinin saya memandumu untuk mengerti kemampuan penuh dari DriveRack 260. Dengan mengkombinasikan komponen berbeda, kemungkinan konfigurasi yang tak terbatas. Setelah kamu cukup mengerti Driverack 260, kita menganjurkan kamu untuk mengadakan percobaan dan menemukan cara yang paling efektif dan efisien untuk menjalankan sistemmu dengan memanfaatkan proses dari DriveRack260.

Pengertian Driverack 260

Dbx DriveRack 260 adalah alat yang cukup efektif untuk menentukan sistem routing output FOH kita ataupun sistem monitoring kita. Dengan proses managenent speaker dan equlaisation setiap output. Alat ini diantara Mixer dan Power amplifier, yang begitu simple tanpa harus melalui proses routing kabel yang lain. Dan, meminimalisir terjadinya noise suara routing kita.

DriveRack ® 260 Fitur:
  1. Advanced Feedback Suppression™/ Meminimalisir feedback
  2. 2.7 Seconds of Alignment and Zone Delay/ Delay ruangan proses
  3. RS-232 PC GUI control/ Dapat dihubungkan dengan perangkat computer/portable
  4. Classic dbx® Compression and Limiting/ Compresor dan Limiter
  5. Graphic and Parametric EQ/ Equalizer Grafik dan parametic 
  6. Independent Input and Output Processing
  7. Auto-EQ Function/ Equaliser tuning
  8. Full Bandpass, Crossover, and Routing Configurations
  9. Auto Gain Control/ Pengatur Gain
  10. Pink Noise Generator and full-time RTA / generator noise dan RTA analizer
  11. Setup Wizard with JBL® and Crown® Components/ Preset set up JBL speaker
  12. Security Lockout
  13. Wall Panel Control Input
Sisi Belakang


1. IEC Power Cord Receptacle
DriveRack 260 dapat menggunakan power supply yang bekerja diarea 100V-120V dari frekuensi 50Hz-60Hz (untuk domestic model). An IEC cord juga terdapat versi yang dapat diterima di 220V-240V anatra frekuensi dari 50Hz-60Hz.

2. Power Switch
Power untuk menghidupkan dan mematikan driverack 260.
Note: Dbx professional audio me-rekomendasikan agar driverack 260 sudah terhubung dengan power amplifier saat akan menghidupkan dan mematikan driverack 260

3. PC Connection
DC-9 conection digunakan untuk mengirimkan dan menerima informasi dari GUI interface saat melakukan pembaharuan proses routing anda

4. RS485 Zone Control Input (RJ-45 connector type)
Koneksi input yang digunakan untuk mengirimkan informasi dan menghidupkan ZC wall controllers.

5. Outputs 1-6
Out koneksi driverack 260 yang menawarkan 6 (enam) output balance XLR

6+7. Inputs 1-2
Input koneksi driverack 260 yang menawarkan 2 (dua) input balance XLR

8. RTA Input Jack
Input balance XLR digunakan untuk menghubungkan RTA microphone, yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi pink noise dan equalizer di dalam ruangan saat kita menggunakan auto equalization wizard

Panel Depan


LCD Display
Display LCD dari Driverack 260 bagian yang paling vital untuk pemakai dalam memberikan informasi dari Driverack 260 yang terdiri dari: Signal routing, proses editing dan fumgsi setup wizard. Display LCD juga menampilkan jika terjadi “clip” di dispaly

Data Wheel
Data wheel dari Driverack 260 digunakan untuk memutar menu program, memilih program, parameter select dan mengedit parameter.

Function Buttons
Tombol fungsi dari Driverack 260 juga digunakan sebagai semau editing dan fungsi navigasi dari Driverack 260. Liat sesi 2.1 and 2.2 untuk deskripsi detail dari beberapa fungsi tombol

Input Meters
Driverack 260 meberikan 2 user input parameter, 6 output light meters dari range -30 to +22dBu. Memberikan sinyal monitor setelah ada input masukan.

Threshold Meters
digunakan untuk mengetahui level dari limiter, Auto Gain Conntrol, compresor

Output Mutes
6 (enam) output tombol mute yang bekerja secara sendiri dari semua output yang ada di driverack260

Output Meters
Driverack 260 memberikan pengguna dengan 6 lampu indicator output yang bekerja secara independen

Tips Memasang Audio Compressor

Compressor adalah sebuah alat yang termasuk dalam kategori “gain based”. Sewaktu menyetel parameter-parameter yang terdapat pada sebuah unit compressor, digunakan satuan dalam dB. Compressor berguna untuk membuat sinyal lebih rata atau stabil.

Dahulu sewaktu rekaman di pita analog, ketika seorang Sound Engineer merekam material yang memiliki perubahan dinamika tinggi, maka dia akan menurunkan volume sehingga bagian yang berdinamika kuat tidak mengakibatkan distorsi. Masalahnya, ketika volume diturunkan, maka bagian yang lembut dekat pada noise floor, menjadi tak terdengar jelas karena tertutup oleh suara seperti “shhhhhh”. Dengan menggunakan compressor, maka sound engineer dapat menstabilkan materi sehingga volume keseluruhan dapat diangkat dan mengurangi tape noise.

Contoh lain adalah penggunaan compressor pada vocal. Mari dibayangkan apabila dimixing sebuah lagu yang hanya terdiri dari vocal, sedangkan musiknya berasal dari keyboard atau organ tunggal. Dapat diketahui bahwa musik organ tunggal memiliki dinamika yang konstan, sehingga akan menjadi masalah apabila vocalnya memiliki dinamika yang lebar.

Misalnya penyanyi berbisik pada intro, lalu menyanyi dengan kencang pada bagian reff. Apabila dibalance musik dan vocal berdasarkan saat ref, maka ketika intro vocal tak akan kedengaran karena penyanyi berbisik. Begitu juga apabila dibalance musik dan vocal berdasarkan saat intro, maka saat ref musik akan tertutup karena vocalist menyanyi dengan kencang / berteriak.
Dengan menggunakan compressor, Sound Engineer dapat menstabilkan vocal tersebut sehingga dapat “masuk/menempel” dengan baik pada musik organ tunggal. Untuk rekaman, Compressor juga dapat digunakan “sebelum” sinyal masuk ke tape / hard disk. Untuk aplikasi ini, Compressor berguna untuk menjaga sinyal yang masuk agar tidak sampai terjadi digital clipping. Yang masih termasuk dari kategori compressor antara lain: Limiter : outputnya konstan, tidak perduli besar kecilnya sinyal yang masuk / sinyal tak diperkenankan melewati threshold yang ada. Brick Wall Limiter : limiter yang banyak digunakan pada saat mastering untuk menaikkan volume keseluruhan dari sebuah materi audio. Frequency Selected Compressor
: bekerja pada satu band frequency yang telah ditentukan. Contohnya adalah deesser. Deesser bekerja

Gambar 2-56. Audio Compressor

pada frequency sekitar 5 – 8 kHz yang telah terpasang pada rak Audio dan berguna untuk menekan bunyi desis pada vocal Multi Band Compressor : banyak digunakan untuk mastering. Beberapa compressor dijadikan satu, tiap compressor menangani frekuensi atau bandwith yang berbeda secara independent. Tiap bandwith dapat memiliki pengaturan attack, release , ratio dan threshold yang berbeda. Misalnya jika memiliki MBC yang dibagi 3, maka dapat di set : satu untuk meng-compress frekuensi rendah, satu untuk mid, dan satu untuk high frequency.

Apabila digunakan dengan baik dan benar, sebagian besar pendengar awam tak akan menyadari bahwa compressor telah digunakan. Telinga manusia cenderung lebih peka terhadap perubahan pitch dari pada perubahan amplitudo. Umumnya, sound engineer mengerti musik. Tentu dapat mengerti, selain nada dan irama, perubahan dinamika atau keras lembutnya sebuah lagu sangat mempengaruhi keindahan dari lagu tersebut. Apalagi untuk lagu klasik, inilah yang akan dicoba untuk dipertahankan.
Secara garis umum ada 5 buah parameter yang dapat di atur, yaitu: threshold, ratio, attack time, release time, dan output/gain. Dari ke 5 parameter ini, dibagi menjadi dua bagian yaitu, threshold dan ratio. Selanjutnya attack time dan release time. Pertama-tama dibahas soal threshold dan ratio.
  • Threshold adalah satu point dimana apabila sebuah sinyal melewati titik ini, maka compressor akan mulai bekerja. Pemakailah yang menentukan threshold ini. Sebagai contoh, apabila threshold diatur pada -20 dB, maka semua sinyal yang melewati -20 dB akan di proses. Sinyal yang tak melewati tak akan di proses.
  • Ratio adalah perbandingan atau jumlah dari kompresi yang akan dikenakan kepada sinyal audio yang melewati batas threshold. Misalkan ratio di set pada perbandingan 3:1 dan threshold -20 dBFS. Apabila sinyal berada pada -14, berarti melewati threshold dengan jumlah 6 dB. Lalu akan di kompress dengan perbandingan 3:1. Maka akan didapat hasilnya. Nah ini yang ditambahkan pada threshold yang -20 dB tadi. Hasil akhirnya adalah -18 dB. 
  • Attack time menentukan berapa lamanya compressor “menunggu sebelum mulai bekerja” setelah ia mendeteksi adanya sinyal yang melewati threshold. Seperti dilihat pada gambar diatas, setiap instrument memiliki “Sound Envelope” yang berbeda. Jika attack time diset “fast”, maka compressor akan melihat dan bereaksi pada hampir setiap sinyal yang melewati threshold. Contoh : saat menggunakan compressor pada track drum. Apabila attack time di set cepat, maka compressor akan bereaksi terhadap setiap pukulan drum. Ketika merubah attack time to “slow”, maka compressor tak akan bereaksi terhadap sinyal berdurasi pendek. 
  • Release time menentukan berapa lamanya si compressor “menunggu sebelum berhenti bekerja” setelah ia mendeteksi bahwa sinyal audio sudah tak lagi berada di atas threshold. Bisa juga diartikan waktunya sebelum compressor kembali ke normal (sebelum dia bekerja) 
  • Make up gain, atau output. Ketika sebuah sinyal di compress, maka otomatis amplitudenya akan berkurang. Output ini berguna untuk menambah “Gain” dari sinyal audio anda yang sudah di kompres.
Beberapa Compressor memiliki pengaturan yang disebut Hard Knee atau Soft Knee. Perbedaannya adalah, pada Hard Knee ketika sinyal masih di bawah threshold, sama sekali tidak dicompress. Begitu melewati threshold, maka compressor langsung bekerja. Pada soft knee, ketika sinyal mulai mendekati threshold maka compressornya mulai bekerja. Beberapa kesalahan yang banyak ditemui pada saat mengatur compressor :
  • Thresholdnya di set ke 0
  • Ratio di set ke 1 meng-compress instrument perkusi 
  • Attack terlalu besar saat
Cara cepat untuk mengeset compressor:
  • Set Ratio 3:1
  • Set Attack Time 12 ms, Release Time 50 ms atau Auto 
  • Perlahan-lahan turunkan thresholdnya sehingga didapat Gain Reduction antara 4 s/d 8 dB.
Panduan menentukan parameter compressor:
  • Jenis instrument dipakai untuk menentukan attack dan release Time
  • Teknik bermain atau dynamic range dipakai untuk menentukan ration dan gain reduction.

Panduan perbandingan dB saat mengcompress dan mixing :
  • +1 dB artinya bertambah 12%
  • +3 dB artinya bertambah 40% 
  • +6 dB artinya dua kali lipat lebih kencang ( bertambah 100% ) 
  • -1 dB artinya 90% dari original SPL 
  • -3 dB artinya 70% dari original SPL 
  • -6 dB artinya setengah dari original SPL.

 Multigate 

Gate bisa dianalogikan sebagai volume control otomatis. Ketika menerima trigger berupa suara, maka volume akan terbuka, dan ketika suara tidak ada, maka volume akan di tutup lagi begitu sinyal itu di bawah titik-batas yang di tentukan.
  • Titik batas yang ditentukan disebut treshold
  • Seberapa cepat volume dibuka disebut attack
  • Seberapa cepat volume itu ditutup kembali disebut Release
  • Volume tidak sepenuhnya mati disebut Range


Multigate biasa dipasang di drum sebagi noisegate. Misal dipasang di bass drum, ketika bass tidak dibunyikan, maka tidak ada suara yang dilewatkan, tetapi ketika dibunyikan maka volume akan otomatis terbuka.




Gambar 2-57. Audio multigate (www.behringer.com)

Fungsi lain adalah sebagai trigger. Misal dipasang pada snare drum, ketika snare dipukul maka akan mentrigger efek (synthesizer) dan bersamaan akan mengeluarkan bunyi efek yang diinginkan. Synthesizer adalah sebuah perangkat yang berfungsi untuk mensintesa suara sederhana ke dalam bentuk yang lebih kompleks. Ada dua jenis Synthesizer yang pertama Frequency Modulation (FM) Synthesizer lalu yang kedua adalah Wave Tabel (WT) Synthesizer. FM Synthesizer menggunakan modulasi frekuensi untuk menyintesiskan suara. Wave Tabel Synthesizer adalah perangkat yang lebih mahal dibandingkan FM Synthesizer. Sebab WT Synthesizer memiliki lebih banyak memiliki sampel dari berbagai macam suara instrumen asli yang disimpan dalam ROM-nya. Jumlah ROM dan kompresi yang dimilikinyalah yang membuat WT




Gambar 2-58. Ultracurve Synthesizer lebih mahal.(www.behringer.com)

Namun, suara yang dihasilkan dengan Synthesizer ini lebih kaya dibandingkan FM Synthesizer).

Tips Mengatur Equalizer

Secara definisinya, mengatur equalizer adalah proses mengangkat (boosting/enhancing) atau menurunkan (cutting) gain dari frequency tertentu tanpa mempengaruhi frequency – frequency lainnya. Untuk dapat mengerti cara mengatur equalizer pada saat mixing maupun mastering, sebelumnya anda perlu memahami pengaruh atau efek dari beberapa range frequency bagi sebuah instrument ataupun lagu secara keseluruhan.
Range- range frequency tersebut dapat dijadikan sebagai acuan pengaturan equalizer pada proses mixing maupun mastering

Range frequency 40 Hz – 80 Hz : range frequency sub bass atau low bass

Range frekuensi terendah yang biasa ada dalam sebuah lagu adalah range frekuensi 40 – 80 hz dengan pengaturan equalizer yang dipusatkan di sekitar 50 hz . Range frekuensi ini dinamakan range frekuensi sub bass / low bass. Memang banyak suara yang memiliki frekuensi sekitar 20 – 40 hz, namun suara tersebut biasanya bukanlah suara dari alat musik (kecuali untuk beberapa jenis pipe organ). Kick drum, bahkan bass guitar pun tidak memiliki frekuensi di range tersebut (nada terendah dari senar bass guitar memiliki frekuensi 41 hz). Dengan demikian pada banyak kasus, range frekuensi 20-40 hz dipangkas habis menggunakan HPF (high pass filter) atau low cuts filter.
Range frequency sub bass / low bass umumnya diatur dengan equalizer untuk memberikan “power” kedalam sebuah instrument ataupun keseluruhan lagu. Range frekuensi tersebut tidak akan terdengar jelas ketika anda mendengarkan lagu pada level volume yang pelan ataupun mendengarkan lagu menggunakan speaker kecil. Dengan demikian, agar anda dapat mengatur range frekuensi sub bass / low bass dengan benar, maka anda harus mengatur equalizer sambil mendengarkannya pada level volume yang keras, kemudian mencobanya pada level volume yang dipelankan. Sebaiknya anda juga mendengarkannya pada speaker stereo system yang besar maupun kecil sebagai perbandingan.

80 Hz – 250 Hz : bass range frequency

Mengatur equalizer pada range frekuensi bass yang berkisar antara 80-250 hz dengan pengaturan equalizer yang umumnya dipusatkan pada frequency sekitar 100 hz atau 200 hz, akan mempengaruhi “ketebalan” dari sebuah instrument ataupun sebuah lagu .Pada track guitar dan bass guitar, dinaikkannya gain di sekitar frekuensi 100 hz biasanya akan menambah suara terdengar lebih “bulat”. Namun anda harus berhati-hati karena jika anda memberikannya secara berlebihan akan membuat suara guitar ataupun bass guitar terdengar “berdentum”.
Pada beberapa kasus, gain di sekitar frekuensi 100 hz pada track guitar bahkan diturunkan untuk membuat suara guitar tersebut terpisah dari suara bass guitar, dan mengurangi suara dentuman dari track tersebut. Namun konsekuensinya adalah not - not yang dimainkan pada range frekuensi tersebut menjadi terdengar samar. Biasanya, untuk membuat not – not tersebut kembali terdengar jelas, anda perlu menambahkan sedikit gain pada frekuensi disekitar 200 hz.
Pada track vocal, frekuensi di sekitar 200 hz menentukan keutuhan dari suara vocal yang direkam. Namun frekuensi di range ini seringkali dipotong agar suara vocal terdengar terpisah dari instrument-instrument lain. Kecuali jika anda telah mengatur equalizer dan menaikkan gain di frekuensi high pada track vocal dan membuat suaranya terdengar tipis, dinaikkannya gain di sekitar frekuensi 200 hz biasanya akan mengembalikan ketebalan suara vocal tersebut.

250 Hz – 500 Hz : lower mid range frequency

Mengatur equalizer pada frekuensi di sekitar 250 – 500 hz dapat memberikan aksen pada ambience di studio rekaman anda serta menambahkan kejernihan pada suara bass dan instrument string yang bernada rendah seperti cello, ataupun nada rendah dari piano dan organ.
Penambahan gain yang berlebihan di range frekuensi ini dapat membuat kick drum dan tom terdengar seperti terbuat dari kardus atau karton, sehingga untuk track – track tersebut serta track cymbal frekuensi lower mid biasanya dipangkas habis.
Pada umumnya, pengaturan equalizer di low mid range dapat dilakukan di frekuensi apa saja di sekitar 250 – 500 hz namun lebih sering dipusatkan disekitar frekuensi 300 dan 400 hz. Bagian terendah dari range frekuensi lower mid ( 250 hz – 350 hz ) disebut juga dengan range frekuensi upper bass yang biasa dinaikkan pada track vocal terutama vocal wanita untuk membuat suaranya terdengar lebih tebal.

500 Hz – 2 kHz : mid range frequency

Mengatur equalizer di mid range sering di lakukan untuk membuat suara instrument terompet ataupun yang berkarakter hampir sama terdengar jelas (biasanya sekitar 500 hz sampai 1 khz), atau untuk membuat efek suara telephone. Penambahan gain di mid range juga dapat menambah attack dari track bass guitar (biasanya di 800 hz dan 1,5 khz). Sama halnya dengan nada - nada rendah dari track rhythm guitar yang juga dapat terdengar lebih memiliki attack jika gain di frequency 1,5 khz dinaikkan.
Untuk instrument guitar, piano dan vocal, gain dari mid range frequency ini lebih sering di turunkan. Menurunkan gain di frequency 500 – 800 hz untuk track gitar akustik dapat membuatnya terdengar lebih jernih, sementara menurunkan gain di frequency 800 hz pada track vocal dapat menurunkan suara sengau serta membuatnya terdengar lebih “bulat” dan jelas.
Untuk track snare drum, penurunan gain di frequency 800 hz dapat menghilangkan kesan suara kaleng.

2 kHz – 4 kHz : upper mid range frequency

Range frequency ini menentukan efek attack dari rhythm instrument juga percussive instrument. Pengaturan equalizer dapat diaplikasikan di frekuensi mana saja di range ini, namun biasanya dipusatkan sekitar frequency 3 kHz.
Pada kick drum, menaikkan gain di frequency 2,5 kHz dapat memberikan attack pukulan dengan karakter felt beater, sementara 4 kHz memberikan karakter hardwood. Frekuensi – frekuensi ini dapat pula memberikan attack lebih jelas pada tom dan snare.
Track guitar pun seringkali diberikan sedikit attack dan pemisahan suara dengan cara mengatur equalizer di range ini. Sementara untuk track vocal, sedikit boosting ( sekitar 1 dB – 3 dB) di mid range akan membuat vocal tersebut terdengar lebih menonjol. Namun menambahkan gain terlalu berlebihan dapat membuat syllables dari vocal sulit untuk di reduksi dan membuatnya tidak enak didengar. Pada track background vocal, umumnya mid range frequency di turunkan agar terdengar lebih “transparan“.

4 kHz – 6 kHz : presence range frequency

Mengatur equalizer pada frequency di range ini dapat membuat track vocal ataupun instrument melodi lainnya terdengar lebih dekat dan lebih jelas. Namun jika berlebihan dapat membuat suaranya terdengar kasar. Pengaturan equalizer di range ini umumnya dipusatkan disekitar frequency 5 kHz.

6 kHz – 20 kHz : treble range frequency


Pada dasarnya, range treble frequency ini menentukan kejernihan dari instrument. Pengaturan equalizer di range ini biasanya dipusatkan di sekitar frequency 7 kHz, 10 kHz dan 15 kHz. Suara “S” pada vocal biasanya memiliki frequency sekitar 7 kHz, membuat frequency tersebut biasanya diturunkan. Namun anda harus hati-hati pada saat menurunkannya karena dapat membuat vocal terdengar “tumpul”. Breath sound dari track vocal biasanya terdengar di frequency 15 kHz keatas. Pada garis besarnya mengatur equalizer untuk track vocal adalah menghilangkan aksen “S” yang terlalu kasar dan memberikan breath sound yang berkualitas.
Frequency 7 kHz juga merupakan “metallic attack” dari frekuensi drum, sementara 15 kHz merupakan desisan bagi track cymbals. Ketika mengatur equalizer secara keseluruhan, frequency 10 kHz digunakan sebagai penambah level kejernihan secara umum.