Inisiasi 2 - Segmentasi pasar,Pemilihan Target pasar dan Penentuan Posisi merek

Friday, April 17, 2015
Dalam memenangkan persaingan, suatu perusahaan tidak dapat menawarkan produk di semua bagian pasar. Sebuah produk perlu memilih pasar tertentu sebagai sasarannya. Pencapaian tujuan suatu perusahaan tergantung pada bagaimana memahami kebutuhan & keinginan konsumen dengan cara yg lebih efisien & efektif dibanding pesaing. Alasan dilakukan segmentasi pasar adalah karena pertama, pasar itu sangat heterogen. Keinginan & kebutuhan mereka sangat beranekaragam. Oleh karena itu, sulit bagi perusahaan utk memahami kebutuhan & keinginan seluruh pasar. Kedua, terdapat banyak pesaing yg memperebutkan pasar, kecuali pada industri tertentu yg berbentuk monopoli ataupun oligopoli. Kalau beroperasi pada seluruh bagian pasar, berarti perusahaan akan menghadapi banyak pesaing. Perusahaan akan lebih berhasil apabila membatasi sasaran pada beberapa bagian pasar daripada keseluruhan pasar. Dengan cara demikian, jenis kebutuhan & keinginan konsumen yg perlu dipahami & dipenuhi tidak terlalu banyak. Selain itu, pesaing yg dihadapi lebih sedikit.


A.    SEGMENTASI, TARGETING, & POSITIONING
1.  Strategi Pemasaran Berdasarkan Sasaran Pasar
Kotler & Keller mencatat 3 strategi pemasaran berdasarkan ada tidaknya pasar sasaran, yaitu :
a.       Pemasaran massal (mass marketing). Perusahaan memproduksi & mempromosikan suatu produk secara massal utk seluruh pasar beranekaragam. Perusahaan memperlakukan pasar sebagai sesuatu yg homogen. Alasan penerapan strategi ini hanya karena biaya yg lebih rendah & potensi pasar yg lebih tinggi.
b.      Pemasaran variasi produk (product variety marketing). Perusahaan memproduksi 2 atau lebih varians produk yg berbeda dalam hal fitur, gaya, kualitas, model, harga, dll. Alasannya adalah pembeli memiliki selera yg berbeda-beda sehingga perlu disediakan banyak variasi produk yg ditawarkan ke dalam pasar. Namun, dalam praktek ini, belum dirinci dengan yg jelas produk apa utk segmen pasar yg mana.
c.       Pemasaran bersasaran (target marketing). Perusahaan mengidentifikasi segmen-segmen pasar, memilih segmen utk dilayani, kemudian membuat produk utk segmen yg dilayani tersebut.

Pasar saat ini bukannya semakin homogen, melainkan sebaliknya semakin heterogen akibat derasnya arus informasi. Akibatnya, pasar yg sebelumnya terbagi atas segmen-segmen, sekarang dibentuk oleh pasar mikro yg ukurannya lebih kecil yg berbeda dalam hal kebutuhan & gaya hidup. Oleh karena itu, perusahaan yg menggunakan pemasaran mikro, perlu menyesuaikan produk dengan kebutuhan & keinginan pasar yg lebih sempit, baik dari segi demografi, geografi, & perilaku. Contohnya adalah kalau dulu pasar majalah & tabloid dapat dibagi menjadi segmen-segmen wanita dewasa, pria dewasa, remaja pria, remaja wanita olah raga, kriminal, umum, pendidikan & ilmu pengetahuan, sekarang pembagiannya lebih spesifik lagi. Segmen olah raga, masih bisa dibedakan menjadi bulutangkis & tenis (ada tabloid raket), sepakbola (ada tabloid Gema Olahraga) & umum (tabloid Bola). Sebentar lagi, mungkin muncul yg mengulas tinju, seperti di Amerika ada majalah Ring.
Sebagai bagian perkembangan pemasaran bersasaran (target marketing), memang saat ini telah terjadi costumized marketing, yaitu memilih pasar yg semakin sempit & menyesuaikan produk secara spesifik dengan kebutuhan & keinginan target tersebut. Costumized ini disebabkan oleh semakin ketatnya persaingan, sehingga utk tetap memperoleh peluang, banyak perusahaan mencari celah-celah pasar yg belum dimasuki pesaing.

2.  Manfaat Pemasaran Bersasaran
Dalam hukum ekspansi, Ries & Ries menyatakan bahwa kekuatan merek berbanding terbalik dengan cakupannya. Artinya, semakin banyak kategori produk yg menggunakan satu merek, kekuatan merek tersebut semakin berkurang. Contohnya Mitsubishi. Mereka dipakai utk truk, mobil penumpang, peralatan elektronik, & bahan kimia. Pada skala global, truk Mitsubishi kalah dari spesialis truk Hino, pada kategori mobil penumpang belum masuk hitungan, pada peralatan elektronik jelas kalah dari Sony & Toshiba.
Dalam hukum kontraksi, keduanya mempertegas pentingnya pembatasan sasaran. Mereka menyatakan bahwa merek menjadi demikian kuat apabila fokusnya tajam. Contohnya adalah Coca-Cola. Merek ini demikian kuat karena fokus pada minuman cola saja. Pada saat membuat teh siap minum dipakai nama lain, yaitu Hi-C. Sedangkan air siap minum diberi nama Ades. Dengan pemasaran bersasaran, keuntungan yg dapat dinikmati perusahaan adalah :
a.       Alokasi sumberdaya pemasaran yg lebih efisien karena perusahaan dapat memilih pasar yg lebih menarik (attractive).
b.      Lebih memahami kebutuhan & keinginan pasar. Semakin sempit ruang lingkup pasar yg ditarget, semakin mudah perusahaan mengenal & memahami perilaku konsumennya. Pada gilirannya, semakin akuratlah desain produk, harga, tempat, & promosi utk pasar sasarannya.
c.       Lebih memahami situasi persaingan. Pesaing adalah perusahaan lain yg menarget pasar sasaran yg sama atau yg menghasilkan produk yg dapat saling menggantikan dengan produk kita (substitute products).

Beberapa kondisi yg menyebabkan pasar tidak bisa atau tidak perlu disegmentasi, yaitu :
a.      Ukuran pasar terlalu kecil. Utk kondisi seperti ini, segmentasi hanya menghasilkan segmen yg tidak ekonomis.
b.      Pasar amat sangat homogen (extremely homogenous). Segmentasi diperlukan kalau perilaku konsumen berbeda-beda. Dengan segmentasi, konsumen (pasar) yg berbeda-beda itu dikelompokkan. Harapannya, perilaku dalam kelompok homogen, sedangkan antar kelompok berbeda.
c.       Pasar amat sangat heterogen (extremely heterogenous). Segmentasi ditujukan utk membagi pasar menjadi segmen-segmen. Segmen adalah sekelompok konsumen yg memiliki respon yg sama terhadap stimuli tertentu.  Bisa pula dikatakan bahwa segmen adalah konsumen yg memiliki kesamaan perilaku konsumsi tertentu. Jadi, syarat terbentuknya segmen adalah adanya kesamaan antar sekelompok konsumen.
d.      Pemakai berat (heavy users) menempati proporsi terbesar dari pasar & hanya segmen inilah yg relevan sebagai pasar sasaran. Jika dilakukan segmentasi, akan diperoleh segmen: pemakai berat, pemakai sedang, & pemakai ringan. Kalau diketahui pemakai berat menghasilkan 95% permintaan pasar, tentu pasar sasaran yg layak adalah kelompok ini. Karena itu tidak perlu lagi dilakukan segmentasi.
e.       Sebuah merek sudah dominan di dalam pasar. Jika sudah mendominasi setiap segmen, tidak perlu dilakukan segmentasi. Kalau perusahaan mencoba mempersempit pasar sasaran, hasilnya bukan meningkatkan, malah sebaliknya menurunkan penjualan. Contohnya adalah teh botol Sosro.

3.  Tahap-tahap Pemasaran Bersasaran
Ada 3 langkah utama pelaksanaan pemasaran bersasaran, yaitu segmentasi pasar (market segmentation), pemilihan pasar sasaran (market targeting), & penentuan posisi merek (brand positioning). Setiap langkah dirinci ke dalam 2 langkah, sehingga secara keseluruhan, pemasaran memiliki 6 langkah (Gambar III-1).



4.  Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah proses mengelompokkan pasar ke dalam segmen yg berbeda-beda. Segmen pasar adalah sekelompok pembeli yg memberikan respon yg sama terhadap aktivitas pemasaran tertentu.
a.  Pemilihan Variabel Segmentasi
Ada 4 variabel utama yg digunakan, yaitu :
1)      demografi (usia, jenis kelamin, ukuran keluarga, tahap dalam daur hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, agama, suku)
2)      geografi (wilayah, ukuran kota, permukiman)
3)      psikografi (kelas sosial, gaya hidup, kepribadian)
4)      perilaku (manfaat yg dicari, tingkat penggunaan, loyalitas, sikap terhadap produk, kesiapan membeli)
           
Setiap sub-variabel dapat dibagi ke dalam kategori-kategori. Jenis kelamin 2 kategori, yaitu laki-laki & perempuan. Setiap pengelompokan terhadap objek apa pun harus memiliki dasar utk mengelompokkan. Kalau ada sekumpulan orang, mudah melakukan pengelompokan berdasarkan jenis kelamin, hasilnya 2 kelompok : pria & wanita. Dalam pengelompokan ini, dasar atau variabel yg digunakan adalah jenis kelamin. Segmentasi dengan hanya satu variabel umumnya tidak memuaskan karena tidak menggambarkan profil segmen secara jelas. Jadi, agar profil segmen jelas, kita dapat menambahkan variabel-variabel lain, misalnya usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, dll.
Dalam segmentasi, pemilihan variabel-variabel yg dilibatkan tidak boleh sembarangan. Aturan pertama, dengan variabel-variabel yg dilibatkan, pemasar dapat membentuk kelompok-kelompok  yg  bermanfaat. Tidak ada gunanya melakukan segmentasi kalau hasilnya tidak memberikan manfaat. Tujuan segmentasi pasar adalah mengenal segmen-segmen efektif, sehingga perusahaan dapat memilih satu, beberapa atau semua segmen sebagai pasar sasaran. Kalau tidak sesuai dengan sasaran peneliti, pengelompokan tidak berguna. Aturan kedua, pilih variabel-variabel yg betul-betul dapat memberikan gambaran tentang persamaan dalam kelompok & perbedaan antar-kelompok. Kalau dalam sebuah variabel level semua objek sama (extremely homogenous), maka variabel tersebut jangan dipakai. Misalnya, kalau dalam sebuah populasi semua orang berusia 20 tahun, jangan lagi libatkan variabel ‘usia’ utk mengelompokkan populasi tersebut. Sebuah variabel yg betul-betul tidak pernah sama di antara objek-objek (extremely heterogenous), atau yg selalu berbeda dari objek yg satu dengan objek lainnya, juga tidak bisa dipakai. Sebab, variabel demikian tidak akan pernah berkontribusi terhadap kesamaan (similarity) yg dipakai sebagai dasar utk melakukan segmentasi.
Secara ringkas, Kotler & Keller (2006) menyatakan bahwa apapun variabel yg dipakai, mau satu atau banyak sekaligus, dinyatakan sebagai variabel yg tepat kalau segmen yg dihasilkan memiliki karakteristik berikut :
1)      Berbeda (distinctive). Sebuah segmen memiliki karakteristik & perilaku pembelian yg berbeda dari segmen lain. Namun, karakteristik & perilaku dalam segmen haruslah sama.
2)      Dapat diukur (measurable). Ukuran, daya beli, & profil segmen yg dihasilkan harus jelas.
3)      Dapat dijangkau (accessible). Segmen dapat dijangkau & dilayani secara efektif.
4)      Cukup besar (substantial). Segmen pasar yg dihasilkan cukup besar & cukup menguntungkan apabila digarap.
5)      Dapat digarap (actionable). Program yg efektif dapat didesain utk menarik & melayani segmen.

b.   Pengembangan Profil Segmen
Setelah melakukan segmentasi, diperolehlah segmen-segmen pasar. Proses segmentasi tidak berhenti sampai di situ saja. Pemasar perlu mengembangkan profil atau sifat-sifat setiap segmen, sehingga perusahaan dapat mendesain strategi pemasaran yg sesuai dengan segmen sasaran. Tentu saja riset pemasaran dilakukan dulu sebelum melakukan segmentasi. Sehingga, segmentasi pemasaran tidak dilakukan asal-asalan, akan tetapi didasarkan data empiris konsumen, dengan metode yg dapat dipertanggungjawabkan pula.

c.  Menentukan Pasar Sasaran
Sekarang telah tersedia beberapa segmen pasar. Sebelum mengambil keputusan perusahaan perlu mengevaluasi setiap segmen terlebih dahulu. Setelah itu barulah diambil keputusan tentang segmen mana yg dijadikan sebagai pasar sasaran.
1)      Mengevaluasi Segmen Pasar. Perusahaan dapat menggunakan kriteria apa saja yg dianggap perlu bagi perusahaan itu utk mengevaluasi segmen-segmen pasar. Sebagai panduan, berikut ini kriteria yg dapat dipertimbangkan: ukuran & pertumbuhan segmen, daya tarik segmen, serta sasaran & sumberdaya yg dimiliki perusahaan.
2)      Ukuran & Pertumbuhan Segmen. Perusahaan perlu mengumpulkan data tentang tingkat permintaan pasar, tingkat pertumbuhan pasar, serta tingkat keuntungan yg dapat diharapkan dari setiap segmen. Setelah data-data tersebut diperoleh, tidak serta-merta keputusan sudah boleh diambil. Walaupun ukuran besar (banyak konsumennya) serta permintaannya tinggi (potensi penjualan tinggi), belum tentu segmen menarik. Karena itu, kriteria berikut masih perlu dipertimbangkan :
a)      Daya Tarik Segmen
Setelah mengetahui ukuran & pertumbuhan setiap segmen, perusahaan perlu mempertimbangkan faktor-faktor yg mempengaruhi daya tarik jangka panjang setiap segmen. Menarik-tidaknya suatu segmen tergantung pada kriteria perusahaan. Yg jelas, suatu segmen menarik atau tidak tergantung pada apakah segmen tersebut memungkinkan perusahaan mencapai sasaran. Sebuah segmen bisa menarik bagi sebuah perusahaan, tetapi bagi perusahaan lain tidak.
Selain ukuran pasar, kriteria yg sering dijadikan untuk menentukan daya tarik pasar adalah tingkat pertumbuhan, tingkat marjin keuntungan, intensitas persaingan, teknologi yg dibutuhkan, resiko inflasi, kebutuhan energi, dampak lingkungan & faktor sosial, politik & legal. Setiap perusahaan mempertimbangkan kriteria yg berbeda. Cara menghasilkan keputusan juga berbeda. 3 cara yg umumnya digunakan adalah naluri (insting), pendapat para ahli (judgment), & studi kelayakan bisnis.
b)     Sasaran & Sumberdaya Perusahaan
Memasuki segmen baru juga tidak perlu kalau perusahaan hanya sekedar bertahan (survival) sementara waktu. Namun, kalau perusahaan ingin mengejar pertumbuhan, pangsa pasar, & keuntungan, memasuki segmen yg menarik adalah pilihan masuk akal. Keputusan memasuki segmen baru membutuhkan sumberdaya. Kalau memang tersedia, dari sisi ini, perusahaan dapat memasuki segmen baru. Tetapi, kalau tidak tersedia, keputusan memasuki segmen baru merupakan tindakan yg sia-sia. Selain sumberdaya yg sempat diinvestasikan terbuang percuma, nama baik perusahaan juga bisa memburuk akibat berita gagal berinvestasi.

d.  Memilih Segmen Pasar
Setelah mengevaluasi segmen-segmen pasar yg ada, tiba saatnya perusahaan menentukan pasar sasaran. Dilihat dari jumlah segmen yg dilayani, ada 3 strategi pemasaran (lihat Gambar III-1), yaitu :
1)  Undifferentiated Marketing Strategy
Perusahaan hanya membuat satu paket bauran pemasaran utk seluruh pasar. Perusahaan mengabaikan perbedaan setiap segmen, bahkan memperlakukan semua segmen sebagai satu pasar. Fokus perhatian diarahkan bukan pada apa yg membedakan, melainkan yg menyamakan semua segmen. Dengan kata lain, perusahaan memanfaatkan perilaku yg bersifat umum (universal) pada semua segmen.
      Apa yg membedakan strategi ini dari pemasaran massal? Prakteknya memang sama, yaitu menawarkan satu produk utk seluruh pasar (Gambar III-1). Yg membedakan, kalau dalam pemasaran massal perusahaan menganggap pasar homogen, dalam undifferentiated marketing strategy, perusahaan menganggap pasar heterogen, tetapi mengidentifikasi perilaku yg bersifat umum, lalu mendesain produk yg paling mendekati perilaku tersebut.
Keuntungan strategi ini adalah biaya yg lebih rendah. Sebab, dengan menerapkan sistem produksi massal, biaya produksi, inventory, & transportasi lebih rendah. Karena hanya ada satu produk, biaya-biaya iklan, manajemen produk, & riset pemasaran, juga dapat diperkecil. Kekurangan strategi ini, pertama, tidak mungkin memuaskan seluruh pasar dengan hanya satu produk. Produk memang dapat memenuhi kebutuhan universal, tetapi kebutuhan spesifik terlewatkan. Kedua, dalam merumuskan bauran pemasaran, perusahaan menjadikan segmen paling besar sebagai patokan. Dalam segmen demikian, tingkat persaingan juga tinggi. Dalam jangka panjang, apabila persaingan meningkat terus, strategi ini tidak bisa lagi dipertahankan.
2)   Differentiated Marketing Strategy
Dengan strategi ini, perusahaan membuat beberapa bauran pemasaran yg ditujukan pada beberapa segmen. Karena ditujukan pada kebutuhan spesifik setiap segmen sasaran, dibanding undifferented marketing strategy, efektifitas bauran produk lebih tinggi. Dengan demikian, total penjualan juga berpotensi lebih tinggi. Namun, biaya yg dibutuhkan lebih besar karena produksi & kegiatan pemasaran tidak lagi dilakukan secara massal.  Karena perusahaan mengusung lebih dari satu bauran pemasaran, biaya-biaya iklan, riset pemasaran, & manajemen produk juga lebih tinggi dibanding undifferented marketing strategy.
3)  Concentrated Marketing Strategy
Strategi ini menarik kalau sumberdaya perusahaan terbatas. Kalau tidak mampu memasuki banyak segmen, perusahaan dapat memusatkan diri pada satu segmen saja. Dengan demikian, perusahaan dapat memahami kebutuhan pelanggan lebih baik. Namun, bergantung pada satu segmen saja memiliki resiko besar. Kalau pesaing lebih kuat melirik segmen kita & berniat memasukinya, kita bisa kehilangan pasar. Sekali hilang, kelangsungan hidup perusahaan terancam karena hanya bertumpu pada satu segmen saja.
           
Dari ketiga strategi yg telah dibahas, mana yg dipilih? Menurut Bradley (1995), ada 4 faktor yg perlu dipertimbangkan, yaitu :
1)      Sumberdaya perusahaan. Semakin banyak segmen yg dipilih, semakin besar biaya yg diperlukan utk melayani semua segmen. Perusahaan kecil biasanya lebih menyukai concentrated marketing strategy dengan cara mengarahkan pemasarannya pada segmen berukuran kecil, unik, & kurang mendapat perhatian pesaing besar yg disebut market niche.
2)      Tipe produk. Ada tipe produk yg tergolong high-differentiated products keunikan yg membedakan satu produk dari produk lain mudah diciptakan. Utk tipe produk seperti ini, perusahaan dapat menggunakan differentiated maupun concentrated marketing strategy. Sebaliknya, ada tipe produk yg tergolong low-differentiated product. Pada tipe ini, keunikan produk sulit diciptakan. Artinya, perbedaan antara satu merek dari merek lain rendah. Contohnya adalah semen, air minum dalam kemasan, gula, garam, sedotan, dll. Utk tipe produk seperti ini undifferentiated marketing strategy dapat dipertimbangkan.
3)      Tahap dalam daur hidup produk. Seperti manusia memulai daur hidup mulai dari lahir, bertumbuh, remaja, dewasa, menikah, mempunyai anak, menjadi tua, ditinggal pasangan, & akhirnya mati, produk memiliki juga memiliki siklus berupa tahap perkenalan, bertumbuh, dewasa, menurun, & mati. Pada masa perkenalan, versi produk-produk yg tersedia di pasaran (market place) masih terbatas. Undifferentiated marketing strategy dapat diterapkan pada masa ini. Pada masa pertumbuhan, produk semakin diterima & konsumen mulai menginginkan variasi. Pada masa ini, differentiated marketing strategy dapat diterapkan. Pada masa dewasa, intensitas persaingan mencapai puncak. Seluruh segmen sudah terisi. Perusahaan yg mau memasuki pasar dapat mencari segmen-segmen yg digarap secara maksimal oleh pesaing. Karena itu, concentrated marketing strategy merupakan pilihan tepat pada masa ini. Pada masa penurunan, perusahaan perlu membatasi investasi & pengeluaran pemasaran serta memusatkan sumberdaya pada produk & segmen yg lebih menguntungkan. Dengan demikian, pilihan tepat pada masa ini adalah concentrated marketing strategy.
4)      Strategi bersaing persaing & strategi bertahan perusahaan. Di antara ketiga strategi di atas, mana yg diterapkan oleh pesaing? Katakanlah pesaing menggunakan undifferentiated marketing strategy. Utk menghadapinya, strategi apa yg kita terapkan? Pastikan dulu apakah kita mau berhadapan langsung atau berkelit. Kalau berhadapan langsung, pilih segmen yg digarap pesaing & gunakan strategi yg sama. Siapa yg menang tergantung pada sumberdaya yg dimiliki masing-masing. Kalau ingin berkelit, pilih segmen yg belum dimasuki pesaing.

5.  Penentuan Posisi Merek (Brand Positioning)
Posisi merek (brand position) adalah tempat produk yg berbeda, jelas, & bernilai lebih secara relatif dibanding pesaing, di benak konsumen. Dapat juga dikatakan sebagai cara konsumen mendefenisikan produk pada atribut-atribut penting apabila dibandingkan secara relatif dengan produk pesaing. Penentuan posisi merek (brand posioning) adalah proses menciptakan posisi produk.
Konsep brand position sering saling menggantikan dengan brand posioning atau positioning saja. Jadi, tidak usah bingung kalau para ahli sendiri menggunakan istilah yg berbeda-beda utk menyatakan hal yg sama. Sekalipun, memang, dari sudut bahasa ketiganya dapat dibedakan. Brand position & product position juga sering dipakai bergantian. Walaupun utk tingkat lanjutan keduanya dapat dibedakan, tetapi pada kesempatan ini keduanya disamakan dulu. Brand position diperlukan utk memperkuat penerimaan produk pada segmen yg dipilih. Jadi, brand position utk menciptakan kesan bahwa merek (produk) adalah utk segmen yg dipilih. Bahkan selain mengerti, bagaimana supaya konsumen mempersepsikan produk beda & unggul dari produk pesaing? Utk itulah perlu brand position. 
Jadi, sekali lagi, diferensiasi dilakukan pada produk & positining dilakukan pada benak prospek (pasar sasaran). Positioning menghasilkan posisi produk (product position), yaitu citra produk yg jelas, berbeda & unggul secara relatif dibanding pesaing, di dalam benak konsumen. Positioning dapat diartikan sebagai pendapat pertama atau apa yg timbul seketika dalam pikiran kita ketika kita memikirkan suatu produk. Karena para konsumen telah dibebani dengan bermacam-macam informasi yg berlebih-lebihan mengenai produk atau jasa yg jumlahnya ribuan, maka setiap kali mereka mengambil suatu keputusan pembelian, mereka tidak dapat mengevaluasi kembali produk yg ditawarkan & dicari. Oleh karena itu utk mempermudah pengambilan keputusan pembelian, mereka mengorganisasikan produk-produk ke dalam kategiri-kategori. Mereka menentukan posisi produk, jasa & perusahaan dalam benak mereka. Karenanya posisi produk dapat dikatakan sebagai seperangkat persepsi, kesan, terhadap produk yg bersangkutan dibandingkan dengan pesaingnya. Konsumen menentukan posisi dengan atau tanpa bantuan pemasar, akan tetapi pemasar tidak mau diam membiarkan konsumen menentukan seenaknya produk mereka, sehingga dalam memilih pasar sasarannya, pemasar merencanakan posisi yg akan memberikan produk mereka keunggulan persaingan yg terbesar & mereka merencanakan marketing mix utk memantapkan posisi yg telah direncanakan itu.
Biasanya orang akan mengingat pada sesuatu yg lebih dahulu keluar atau memposisikan dirinya (people tend to remember number one). Berdasarkan pendapat Ries & Trout, strategi agar konsumen mudah mengingat produk atau merek kita adalah membuat produk kita sebagai nomor satu. Sedangkan dari segi bisnis perusahaan kedua biasanya menikmati setengah bisnis perusahaan pertama & perusahaan ketiga menikmati setengah bisnis perusahaan kedua. Melalui apa brand positioning dilakukan? Setelah dipastikan, citra (image) yg ingin dibentuk dijabarkan melalui produk, harga, tempat, & promosi. Harga, tempat, & promosi berfungsi utk mengkomunikasikan atribut-atribut yg membedakan produk dari yg lain. Oleh karena itu, diferensiasi produk & brand positioning adalah 2 proses yg saling terkait.

6.  Diferensiasi & Positioning
Bersaing adalah memperebutkan pasar yg sama. Ingat lagi bahwa pasar adalah pembeli aktual & pembeli potensial. Oleh karena itu, bersaing itu berarti bagaimana supaya produknyalah yg dibeli, bukan produk pesaing. Tentu harus ada alasan yg masuk akal dari perusahaan agar produknya dibeli oleh konsumen. Kalau produknya sama saja dengan produk pesaing, tidak ada alasan bagi perusahaan utk membujukkan konsumen meninggalkan produk pesaingnya, kecuali kalau harganya lebih murah. Padahal, kalau membedakan produk dari produk lain semata-mata berdasarkan harga, ada resikonya. Pertama, kesan bahwa kualitas produk kita lebih rendah dari pesaing. Kedua, reaksi pesaing bisa membawa ke arah persaingan harga yg merugikan perusahaan. Bisa saja perusahaan kita mengarah persaingan ke arah persaingan harga, asal memiliki sumberdaya yg besar serta proses operasi yg efisien. Ketiga, kalau konsumen tidak sensitif terhadap harga, lupakan saja penurunan harga.
Bagi sebuah perusahaan kecil yg tidak mampu bersaing langsung dengan pemimpin pasar, menghindari persaingan dengan membuat produk yg berbeda merupakan strategi yg jitu. Proses mendesain sejumlah perbedaan yg berarti untuk membedakan produk dari produk pesaing disebut diferensiasi. Memang tidak selalu mudah utk mencari sumber diferensiasi produk. Dalam industri tertentu, mudah mencari perbedaan produk, yaitu dalam hal kemasan & citra (image). Berdasarkan banyaknya sumber diferensiasi serta besarnya setiap diferensiasi, Boston Consulting Grup (BCG) membedakan industri ke dalam 4 golongan, yaitu :
a.      Volume industry. Hanya sedikit sumber diferensiasi, tetapi setiap diferensiasi memiliki potensi keunggulan bersaing (competitive advantage) yg besar.
b.      Stalemated industry. Hanya sedikit sumber diferensiasi. Ukuran potensi keunggulan bersaing dari setiap diferensiasi kecil lagi.
c.       Fragmented Industry. Terdapat banyak sumber diferensiasi, tetapi ukuran potensi keunggulan bersaing dari setiap diferensiasi rendah.
d.      Specialized Industry. Terdapat banyak sumber diferensiasi & setiap diferensiasi memiliki potensi keunggulan yg besar. Adapun keunggulan yg besar ini diperoleh karena perbedaan yg ada sulit ditiru oleh pesaing. Atau, daripada meniru pesaing, lebih baiklah perusahaan membuat keunggulan sendiri.

Sumber-sumber diferensiasi barang
Sumber-sumber diferensiasi barang terdiri dari :
a.      Diferensiasi Produk Utama, barang didiferensiasi melalui :
Fitur (feature). Fitur adalah karakteristik-karakteristik yg melengkapi fungsi utama. Titik awal pemikiran soal fitur adalah bahwa produk memiliki tipe standar. Dengan menambahkan karakteristik tertentu, maka akan diperoleh beberapa versi. Perusahaan tidak sekedar memberikan fitur bagi produknya. Pertama, produsen harus tahu fitur apa yg diingin oleh pasar. Kedua, berapa nilai fitur tersebut di mata konsumen. Ketiga, berapa biaya yg dikeluarkan perusahaan utk mengadakan fitur tersebut. Kalau nilai dimata konsumen lebih besar dibanding biaya yg dikeluarkan perusahaan, maka fitur tersebut dianggap efektif.
Kualitas Performa. Performa adalah kemampuan produk memenuhi fungsi dasarnya. Perusahaan dapat membedakan kualitas performa-nya sesuai dengan kebutuhan & keinginan konsumen. Performa harus sesuai dengan pasar sasaran.
Kualitas Konforma. Perusahaan AUTO 2000 termasuk perusahaan yg menjanjikan kualitas konforma yg tinggi. Dengan slogan: “Kami memberi bukti, bukan janji”, menjanjikan bahwa spesifikasi layanan yg dipromosikan benar-benar diterapkan AUTO 2000.
Durabilitas (durability). Durabilitas adalah umur produk yg diharapkan dengan pemakaian yg normal. Ada produk yg menonjolkan tahan lama.
Reliabilitas. Reliabilitas adalah suatu ukuran yg menyatakan kemungkinan produk tidak sedang rusak dalam jangka waktu tertentu. Dengan kata lain, produk yg jarang rusak dapat dikatakan memiliki reliabilitas yg tinggi. 
Kemudahan Memperbaiki (Repairability). Ini adalah kemudahan memperbaiki produk kalau sedang rusak.
Gaya (Style). Gaya adalah tampilan produk yg dapat dirasakan konsumen. Diferen ini bersifat subjektif.
Desain. Desain atau rancang bangun sebenarnya mencakup diferen-diferen produk yg lain. Sekali rancangan dibuat, maka didalamnya sudah harus terpikirkan fitur sampai gaya. Dengan demikian, desain adalah totalitas semua diferen yg mempengaruhi penampilan & fungsi operasi produk dari sudut pandang kebutuhan pelanggan.
b.      Diferensiasi Layanan Tambahan, layanan tambahan adalah pelengkap bagi produk utama (barang) yg diberikan sebagai bagian dari penawaran (perjanjian) ataupun sebagai imbalan atas pembelian produk utama. Penjelasan berikut ini berisikan cara-cara mendiferensiasi layanan tambahan tersebut.
      Kemudahan Memesan (Ordering Ease). Ini berkaitan dengan seberapa mudah konsumen memesan barang dari perusahaan. Pemasaran lewat internet membedakan diri dalam hal pemesanan. Pelanggan cukup memesan & membayar lewat internet, pesanan pun datang kemudian.
      Antaran (delivery). Ini berkenaan dengan seberapa baik produk diantarkan kepada konsumen. Kualitas antaran menyangkut kecepatan, akurasi & kehati-hatian menangani barang. Diferen ini dijadikan sebagai diferen oleh banyak perusahaan furnitur.
      Pemasangan (instalasi). Banyak produk yg harus dipasang dulu pada lokasi tertentu baru operasional. Utk produk demikian, maka pemasangan dapat dijadikan sebagai diferen.
      Pelatihan pelanggan (customer training). Apabila produk kompleks, pelanggan membutuhkan transfer of knowlegde tentang produk dari perusahaan. Menyadari masalah ini, banyak perusahaan yg menawarkan pelatihan bagi pelanggan yg membeli produknya.
      Konsultasi pelanggan (customer training). Ini menyangkut konsultasi mengenai masalah bisnis pelanggan yg terkait atau tidak terkait dengan produk yg dibelinya.
      Rupa-rupa layanan (miscelaneous services). Layanan memiliki skop yg tidak terbatas. Pokoknya, apa saja yg bisa memberikan manfaat bagi pelanggan, dapat ditawarkan sebagai sumber diferensiasi. Namun, perlu diingat bahwa manfaat tersebut perlu berbeda, penting & bermanfaat bagi pelanggan.
c.       Diferensiasi Personil, banyak perusahaan yg membedakan produknya dari produk perusahaan lain melalui penekanan pada sumberdaya yg berbeda. Harus diakui memang bahwa diferensiasi personil lebih kena pada perusahaan yg memasarkan layanan & layanan tersebut diberikan orang-orang. Namun, ada juga perusahaan yg memproduksi barang menjadikan personil sebagai sumber diferensiasi. Dalam perusahaan yg murni menghasilkan barang, tentu personil yg terlibat dalam proses produksi tidak terlibat dalam kontak langsung dengan konsumen. Oleh karena itu, diferen yg bisa dipromosikan oleh perusahaan paling kompetensi. Lain halnya kalau personil tersebut berkontak langsung dengan konsumen, dalam menyediakan layanan sebagai produk utama ataupun tambahan. Kalau demikian adanya, maka sumber diferensiasi lebih banyak, yaitu:
      Kompetensi (competence). Karyawan memiliki pengetahuan & keterampilan yg dibutuhkan.
      Kesopanan (courtesy). Karyawan penuh kepedulian, bersahabat & menghormati.
      Kredibilitas (credibility). Karyawan dapat dipercaya.
      Reliabilitas (reliability). Karyawan memberikan layanan secara konsisten & akurat.
      Daya tanggap (responsiveness). Karyawan menanggapi masalah & permintaan konsumen secara cepat & tuntas.
      Komunikasi (communication). Karyawan berusaha memahami konsumen & berkomunikasi secara jelas.
d.      Diferensiasi Saluran, Motor Bangau dari Jialing, dalam iklan yg diperankan Rano Karno & Basuki, menekankan ketersediaan spare-part yg tersedia banyak & dimana saja sebagai keunggulan motor itu. Sebenarnya ini merupakan diferensiasi saluran yg menyangkut coverage. Motor Honda lebih lagi. Selain diferenasi coverage, juga dikatakan bahwa montir-montirnya ahli (expertise) & selama ini terbukti keunggulannya (performance). Jadi,  diferensiasi saluran distribusi bisa dilakukan melalui cakupan, keahlian & performa. Selama ini, keunggulan motor-motor & mobil-mobil Jepang dari Amerika & Eropa, salah satunya disebabkan oleh keunggulan jaringan bengkel & toko spare-part sampai ke kota-kota kecil. Ini tentu menambah rasa aman konsumen.
e.       Diferensiasi Image, bisakah Anda bedakan mana foto hasil jepretan dengan film Fuji, Kodak, Konica, Agfa atau lainnya. Sebagian besar orang tidak bisa membedakan. Kalau foto bagus atau jelek, yg dipertanyakan orang bukan film yg dipakai, melainkan cara pemotretan. Kalau foto jelek yg dicurigai adalah memotretnya tidak benar. Sebaliknya, kalau foto bagus, bukan film yg dipuji, tetapi orang atau kameranya. Orang awam kurang peduli terhadap diferensiasi film kamera. Karena memang, industri film kamera termasuk stalemate industry. Lalu, kalau sudah begitu, apa produk film tidak bisa melakukan diferensiasi lagi? Bisa, tetapi melalui diferensiasi citra.

Syarat-syarat Diferensiasi
Sekalipun perusahaan dapat membuat produk yg unik, tidak berarti bahwa keberhasilan produk sudah di tangan. Vespa yg merupakan motor unik, justru tidak terpuruk belakangan ini. Kalau begitu, diferen bagaimana yg berhasil?  Idealnya, diferen itu harus :
a.       Important: diferen itu bernilai bagi konsumen
b.      Distinctive: diferen itu belum ada selama ini
c.       Superior: diferen itu memberikan kelebihan produk dari produk pesaing
d.      Communicable: diferen itu dapat dikomunikasikan & diamati oleh konsumen
e.       Preemtive: Sulit ditiru oleh pesaing
f.       Affodable: pembeli dapat membayar harga dengan adanya diferen itu
g.      Profitable: perusahaan akan untung kalau memperkenalkan diferen itu

Diferensiasi dan Positioning
Dalam menetapkan posisi produk terdapat 3 langkah yaitu :
a.      Mengidentifikasi seperangkat keunggulan kompetitif yg mungkin sebagai dasar utk membangun suatu posisi
Konsumen biasanya secara alamiah akan memilih produk & jasa yg memberikan kepada mereka nilai terbesar, jadi kunci keberhasilan utk memenangkan & mempertahankan pelanggan ialah memahami kebutuhan proses & pembelian mereka lebih baik dari pada pesaing, & memberikan nilai yg lebih besar pula. Dengan ini perusahaan akan memperoleh keunggulan kompetitif, akan tetapi perusahaan tidak bisa mempertahankan posisi yg kokoh hanya dengan janji-janji yg kosong. Tidak semua perusahaan memperoleh kesempatan utk mengadakan pembedaan atas tawarannya & memperoleh keunggulan kompetitif. Beberapa perusahaan menemukan banyak keunggulan tetapi keunggulan tersebut sangat kecil sehingga mudah tiru, karenanya sangat  mudah rapuh, utk itu harus dicari keunggulan yg benar-benar bagus sehingga tidak mudah ditiru. Dengan cara khusus sebuah perusahaan dapat mendiferensiasikan tawarannya sehingga berbeda dengan tawaran pesaing, & tawaran-tawaran itu dapat dibedakan menurut produk, layanan, personil, atau citra (image).
b.      Memilih keunggulan kompetitif yg tepat
Setelah menemukan beberapa keunggulan kompetitif yg berpotensi, sekarang perusahaan harus memilih satu keunggulan kompetitif yg diatasnya akan dibangun strategi penentuan posisinya. penetapan yg harus dibuat adalah berapa banyak perbedaan & perbedaan yg mana yg diposisikan.
      Berapa banyak perbedaan yg dipromosikan? Disini perusahaan akan menentukan keunggulan mana yg dapat diambil utk dipromosikan. Perusahaan dapat mengambil satu (single benefit positioning) atau lebih keunggulan yg dimiliki utk dipromosikan.
Beberapa perusahaan dalam menentukan posisinya dengan menekankan pada lebih dari satu faktor pembeda (double-benefit positioning and tripel-benefit positioning). Namun, ketika terdapat 2 atau lebih perusahaan yg mengklaim bahwa mereka yg terbaik atas dasar atribut yg sama maka perusahaan harus mencari solusi positioning agar attributnya benar-benar unggul dari pesaingnya.
Kalau memang produk sudah unik & unggul melalui proses diferensiasi, maka keunikan & keunggulan tersebut harus dikomunikasikan. Namun, sebelum menentukan jumlah diferen yg mau dipromosikan, hati-hatilah terhadap jebakan positioning berikut ini :
§ Underpositioning. Konsumen tidak terkesan dengan produk. Mereka melihat produk sebagai produk biasa yg tidak memiliki kelebihan apa-apa.
§ Overpositiong. Konsumen memiliki citra yg sempit mengenai merek. Mereka mempersepsikan merek terlalu tinggi. Kalau kejadian berikut ini terjadi, maka ini contoh over-positioning. Konsumen merasa bahwa rumah-rumah di Lippo Cikarang mahal-mahal semua, padahal ada juga tipe rumah sederhananya.
§ Confused positioning. Konsumen bingung mengenai produk. Karena klaim terlalu banyak atau karena positioning sering berubah-ubah.
§ Doubtful positioning. Konsumen sulit mempercayai klaim perusahaan atas produk. Contoh, ada oli yg dipromosikan utk mobil-mobil mewah. Kenyataannya, sangat jarang mobil-mobil mewah memakainya. Karena pemiliknya tidak percaya atas klaim perusahaan oli tersebut.
Apa yang dikomunikasikan? Sebaiknya, komunikasikanlah diferen-diferen ideal, yaitu penting, berbeda, superior, dapat dikomunikasikan, preemtif, terjangkau & menguntungkan.
c.       Mengkomunikasikan posisi yang dipilih ke pasar
      Setelah suatu posisi ditentukan, perusahaan harus mengambil langkah-langkah yg kokoh untuk mewujudkan & mengkomunikasikan posisi yg diinginkan itu kepada konsumen sasaran. Semua usaha ramuan pemasaran perusahaan bersangkutan harus mendukung strategi penentuan posisi yg telah ditetapkan, penentuan posisi perusahaan menuntut tindakan-tindakan yg nyata, bukan omongan belaka. Jika perusahaan telah memutuskan utk membangun suatu posisi atas dasar mutu & layanan yg lebih baik, maka ia harus mewujudkan posisi itu.
      Ada beberapa strategi dalam mewujudkan positioning, seperti berikut ini :
      Attribut positioning: Ini terjadi saat perusahaan memposisikan diri melalui atribut, misalnya ukuran, lama kehadiran, rasa dll.
      Benefit positioning. Produk diposisikan sebagai pemimpin dalam manfaat tertentu.
      Use/application positioning. Produk diklaim sebagai yg terbaik utk penggunaan tertentu.
      User Positioning. Ini meliputi klaim bahwa produk merupakan yg terbaik utk kalangan pemakai tertentu. 
      Competitor positining: Produk diposisikan sebagai yg terbaik dibanding pesaing dalam hal tertentu.
      Product category positioning. Produk diklaim sebagai pemimpin dalam kategori produk tertentu.
      Quality/price positioning. Produk diposisikan memberikan nilai paling besar karena harga  murah dengan kualitas lebih baik.

Bersambung ke STRATEGI RELATIONSHIP
Bagikan Artikel ini ke : Facebook Google+ Twitter Digg
Comments
0 Comments
Facebook Comments by Diva nz

No comments:

Post a Comment