Ruang Lingkup Studi Perilaku Organisasi

Thursday, September 3, 2015
Kegiatan Belajar 2

Pembahasan KB2 ini berisi tentang apa itu perilaku organisasi dan mengapa kita perlu mempelajari bidang studi ini, hal ini dimaksudkan agar mahasiswa memahami lingkup kajian studi PO dan pentingnya mempelajari bidang studi ini khususnya dalam rangka meningkatkan efektifitas organisasi dan kepuasan kerja karyawan.

Secara ringkas topik-topik penting yang akan menjadi pokok bahasan dalam KB 2 adalah sebagai berikut:

Pengertian PO, Tujuan mempelajari studi PO, Kontribusi disiplin ilmu lain terhadap bidang studi PO, Cara menganalisis PO, Trend perkembangan dan tantangan bidang studi keorganisasian dimasa datang.

Pengertian Perilaku Keorganisasian
Dalam bukunya Organizational Theory and Design (1992), Richard L. Daft membedakan pengertian prilaku organisasi dari teori organisasi. Teori organisasi adalah bidang studi yang membahas organisasi secara makro sedangkan perilaku organisasi adalah bidang studi yang membahas organisasi secara mikro. Meski tampak adanya perbedaan pengertian, bidang kajian teori organisasi dan perilaku keorganisasian sebetulnya sama yakni organisasi dan bahkan manusia didalam organisasi. Namun demikian, keduanya merupakan bidang studi yang berbeda utamanya jika kita melihatnya dari cara mengkaji organisasi. Dalam teori organisasi manusia hanya dibahas secara agregat sebab dalam bidang studi ini unit analisisnya adalah organisasi secara keseluruhan (analisis makro). Sedangkan dalam perilaku organisasi, manusia justru menempati posisi sentral (analisis mikro). Disini manusia akan diperlakukan sebagai tempat berpijak untuk memahami organisasi secara keseluruhan.

Menurut Keith Davis dan John Newstrom (1989) perilaku organisasi adalah bidang studi yang mempelajari bagaimana manusia berperilaku dan bertindak didalam organisasi. Dalam hal ini Davis dan Newstrom lebih tegas dalam mengartikan perilaku organisasi yakni perilaku dan tindakan manusia didalam organisasi. Dalam pandangan mereka, tanpa mengabaikan varibel-variabel lain yang ikut mempengaruhinya, perilaku dan tindakan manusia merupakan variabel utama yang mempengaruhi perilaku sebuah organisasi.

Sedangkan pengertian perilaku organisasi yang dikemukakan oleh Stephen Robbins sebagai berikut:

Perilaku keorganisasian adalah bidang studi yang meng-investigasi individu, kelompok dan struktur organisasi, dan dampaknya terhadap perilaku didalam organisasi dengan harapan bahwa dengan menerapkan pengetahuan tersebut efektifitas organisasi dapat ditingkatkan.

Dari penjelasan-penjelasan diatas akhirnya dapat disimpulkan bahwa prilaku organisasi adalah suatu bidang studi terapan yang mempelajari prilaku manusia didalam organisasi, baik manusia dalam kapasitasnya sebagai individu maupun manusia sebagai kelompok, dan hubungan antara manusia dengan variabel yang releven dengan organisasi dalam rangka untuk meningkatkan efektifitas organisasi dan kepuasan kerja karyawan. Variable-variabel tersebut adalah dimensi-dimensi organisasi dan lingkungan organisasi.

Tujuan Mempelajari Perilaku Organisasi
Secara khusus tujuan mempelajari studi perilaku keorganisasian adalah agar para manajer yang diberi mandat para pemilik organisasi, bisa mendeskripsikan, menjelaskan dan mempreidiksi, dan mengendalikan prilaku manusia didalam organisasi sehingga tujuan didirikannya organisasi dan tujuan orang-orang yang terlibat didalamnya bisa tercapai secara optimal.
  1. Mendeskripsikan perilaku manusia. Tujuan pertama mempelajari studi perilaku keorganisasian adalah agar kita bisa mengenali, mendiagnosis dan menjelaskan kejadian-kejadian, yang secara teratur dan prediktabel terjadi dalam sebuah organisasi. Mengenali kejadian seperti ini sangat bermanfaat bagi para manajer, sebab bisa digunakan untuk mengidentifikan masalah, menjelaskan apa yang sedang terjadi dalam sebuah organisasi dan menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan para manajer.
  2. Menjelaskan dan memprediksi perilaku manusia. Tujuan kedua mempelajari perilaku keorganisasian adalah untuk memprediksi masa depan organisasi dengan menggunakan kejadian masa kini sebagai prediktornya. Sebagaimana kita ketahui, organisasi umumnya didirikan bukan untuk jangka pendek melainkan untuk jangka panjang bahkan, kalau mungkin, untuk waktu yang tidak terbatas. Oleh karena-nya, dalam kehidupan organisasi tersebut pasti terjadi suatu pola aktivitas yang sifatnya ajeg. Artinya bahwa pola yang sama juga bisa terjadi dan akan berlanjut di masa datang. 
  3. Mengendalikan prilaku manusia. Tujuan ketiga adalah mengendalikan perilaku manusia didalam organisasi. Harus kita sadari bahwa tidak semua perilaku manusia didalam organisasi selaras dan cocok dengan kepentingan organisasi mengingat berkumpulnya beberapa orang didalam organisasi berasal dari beberapa latar belakang keluarga, pendidikan dan karakter yang berbeda. Disamping itu mereka juga mempunyai kepentingan yang berbeda. Oleh karenanya perilaku manusia didalam organisasi harus dikendalikan dengan pengertian perilaku yang disfungsional harus dihindarkan, dan sebaliknya, perilaku yang diharapkan perlu didorong dan ditumbuh kembangkan dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi.
Level Analisis Dalam Studi Prilaku Organisasi
Studi perilaku keorganisasian dapat dilakukan melalui tiga unit analisis yang berbeda, yakni pada level individual, kelompok dan organisasi. Didalam sebuah organisasi, setiap kejadian bisa dianalisis melalui ketiga level ini. Demikian juga, setiap perilaku yang kita amati dan jenis-jenis masalah yang kita diagnosis sangat bergantung pada masing-msing level tersebut. Sebagai contoh, jika terjadi perselisihan antara manajer quality control (QC) dengan manajer pabrikasi, maka perselisihan ini bisa dianalisis dari masing-masing level yang berbeda.

Gambar 1 dibawah ini menunjukkan ketiga unit analisis sebagai dasar untuk mendiagnosis prilaku manusia didalam organisasi.
 
Gambar 1 Tiga level sebagai dasar untuk menganalisis perilaku keorganisasian

  1. Level individual. Pada level individual, setiap kejadian akan didiagnosis berdasarkan perilaku individu. Sebagaimana telah kita ketahui, setiap orang yang bergabung dengan organisasi, bersamanya dibawa pula kepribadian, sistem nilai dan sikap yang berbeda antara satu individu dengan individu lainnya.
  2. Level kelompok. Meskipun sebuah kelompok terdiri dari beberapa individu yang mempunyai tugas dan pekerjaan yang sama/sejenis dan melaporkan pekerjaan tersebut kepada atasan yang sama pula, bukan berarti perilaku kelompok sama dengan kumpulan dari perilaku individu. Penyebabnya karena setiap kelompok mempunyai norma perilaku tersendiri yang mereka bangun bersama dan diterima oleh setiap orang atau sebagaian besar anggota kelompok. Oleh karenanya prilaku kelompok tersebut akan terus dipertahankan - sebagai identitas diri mereka, dan disosialisasikan diantara mereka selama kelompok tersebut masih eksis. Disisi lain mereka akan menolak perilaku kelompok lain utamanya demi menjaga dan melindungi eksistensi mereka. 
  3. Level organisasi. Organisasi adalah kumpulan dari individu, namun seperti halnya dalam perilaku kelompok, kumpulan perilaku individu bukan cerminan dari perilaku organisasi. Pada level ini semua kejadian yang terjadi didalam organisasi akan dianalisis dalam konteks organisasi. Dalam hal ini, dimensi-dimensi organisasi seperti struktur, desain dan kultur organisasi akan dipahami sebagai determinan yang mempengaruhi prilaku individu dan prilaku kelompok, dan secara keseluruhan akan berpengaruh terhadap prilaku organisasi. 
  4. Lingkungan eksternal organisasi. Disamping level individual, kelompok dan organisasi, lingkungan eksternal organisasi juga menjadi variabel penting dalam menganalisis perilaku keorganisasian. Penyebabnya karena manusia tidak bisa hidup dalam lingkungan yang terisolasi. Mereka pasti berinteraksi baik dengan sesama dalam lingkup organisasi maupun dengan mereka yang berada diluar organisasi. Oleh karenanya kejadian-kejadian dalam organisasi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari luar organisasi. Atau dengan kata lain, faktor lingkungan eksternal merupakan variabel penting yang tidak boleh diabaikan dalam memahami prilaku manusia dan prilaku organisasi.
Kontribusi Disiplin Ilmu Lain
Bidang studi perilaku organisasi pada dasarnya adalah domain disiplin ilmu psikologi. Namun karena disiplin ilmu psikologi mempunyai keterbatasan dalam memahami dan menjelaskan perilaku manusia didalam organisasi maka kontribusi disiplin lain dalam memahami perilaku manusia tampaknya tidak bisa dihindarkan. Itulah sebabnya perilaku organisasi yang mulai berkembang sejak tahun 1960an menjadi bidang studi yang bersifat inter-disiplin. Diantara disiplin yang cukup dominan dalam memberi kontribusi terhadap perkembangan disiplin prilaku organisasi adalah: psikologi, sosiologi dan anthropologi. Selain itu disiplin lain yang ikut memberi kontribusi disiplin ini diantaranya adalah Ilmu Politik, Sejarah dan Ilmu Ekonomi.

Saudara mahasiswa, materi pembahasan selanjutnya adalah Sejarah, Trend Perkembangan Dan Tantangan Ke Depan Bidang Studi Prilaku Organisasi, silakan Saudara baca pada BMP PO. Jika ada yang kurang paham, silakan saudara diskusikan pada ruang diskusi mata kuliah ini.

Sumber : http://elearning.ut.ac.id/
Bagikan Artikel ini ke : Facebook Google+ Twitter Digg
Comments
0 Comments
Facebook Comments by Diva nz

No comments:

Post a Comment